Persaingan Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi selayaknya perang bintang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2024.
Keduanya berstatus sebagai perwira tinggi (Pati) di TNI dan Polri serta memiliki karier mentereng selama bertugas dimasing-masing Instansi.
Seakan 'Perang Bintang', Pilkada Jateng 2024 akan dihiasi duel dua jenderal. Pertama ada mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa yang diusung PDIP serta eks Kapolda Jateng Komjen Pol Ahmad Luthfi yang didukung Partai Gerindra.
Cagub Jateng 2024 Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi
1.Riwayat Karier Cagub
Andika Perkasa merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi (pati) TNI AD dengan pangkat terakhirnya adalah jenderal bintang empat.
Kariernya di TNI AD terbilang mentereng sebagai pati TNI AD. Alumni Akmil 1987 itu pun berstatus sebagai manatan Panglima TNI pada periode 2021-2022.
Andika Perkasa juga merupakan seorang perwira baret merah Kopassus. Kariernya memuncak saat memegang jabatan sebagai Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres) pada 2014.
Adapun Komjen Pol Ahmad Luthfi merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi (pati) Polri dengan pangkat terakhir adalah Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan.
Berbeda dari perwira tinggi Polri lain, Ahmad Luthfi menjadi salah satu dari jenderal bintang tiga yang berasal dari non Akpol.
Tercatat ia merupakan lulusan dari Sepa Milsuk Polri tahun 1989 dengan pengalaman dibidang Intelijen Keamanan.
Ahmad Luthfi juga cukup berpengalaman memegang wilayah Jawa Tengah. Pada periode 2020-2024 kemarin, Ahmad Luthfi menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah.
2. Sosok Pendamping Cagub
Hendrar Prihadi tercatat pernah menjadi bagian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah (DPRD Jateng) periode 2009-2014 untuk  daerah pemilihan Jawa Tengah II (Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara).
Pada 2010, Hendrar dipasangkan dengan Soemarmo Hadi Saputro sebagai Wakil Wali Kota Semarang. Hendrar pun terpilih setelah menjadi anggota dewan selama 3 bulan.
Pada 2013, Hendrar dilantik menjadi Wali Kota Semarang menggantikan Soemarmo HS yang dinonaktifkan akibat kasus korupsi. Hendrar juga sempat ditunjuk menjadi pelaksana tugas (PLT) Wali Kota Semarang pada 26 Juni 2012.
Sedangkan Ahmad Luthfi yang diusung Gerindra berpasangan dengan Taj Yasin, putra ulama karismatik KH Maimoen Zubair. Sapaan akrabnya Gus Yasin.
Sosoknya dianggap sebagai representasi kalangan religius terutama Nahdlatul Ulama. Ia pun merupakan salah satu ketua GP Ansor Jawa Tengah.
Gus Yasin pernah menjadi Anggota DPRD Jawa Tengah dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berasal dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah II pada periode 2013-2018.
Gus Yasin duduk di Komisi E yang membidangi pengawasan dalam bidang Kesra meliputi sosial, pendidikan, kesehatan, olahraga dan pemuda, pemberdayaan masyarakat dan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, perpustakaan dan arsip daerah, RSUD dan RSKD, mental dan spiritual.
3. Survei Pilgub Jateng
Lembaga Survei Poltracking memetakan suara responden di Pilgub Jawa Tengah 2024 berdasarkan kategori usia. Hasilnya, diketahui Gen Z dan Milenial lebih cenderung memilih pasangan calon Ahmad Luthfi-Taj Yasin ketimbang Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hadi).
"Gen Z (usia di bawah 22 tahun), memilih Ahmad Luthfi-Taj Yasin sebanyak 59,5% sedangkan Andika-Hendrar 35,1%," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda saat jumpa pers daring.
Untuk kategori Milenial, lanjut Hanta, surveinya membagi ke dalam dua kategori. Milenial matang pada rentang usia 31-40 tahun dan Milenial muda pada rentang usia 22-30 tahun.
"Hasilnya, pemilih kategori Milenial matang yang memilih Luthfi-Taj Yasin 51,8% dan Andika-Hendrar 30,8%. Kemudian, pemilih kategori Milenial muda yang memilih Luthfi-Taj Yasin sebesar 51,9% dan Andika-Hendrar 34,1%," jelas Hanta.
Selain itu, Hanta menambahkan pada kategori kelompok usia Gen X (41-52 tahun) pasangan Luthfi-Taj Yasin mendapat elektabilitas 56,1% sedangkan Andika-Hendrar 28,7%.
"Lalu pada kelompok usia Baby Boomers (53-71 tahun) pasangan Luthfi-Taj Yasin mendapat elektabilitas 47,2% sedangkan Andika-Hendrar 33,1%," Hanta menandasi.
"Ahmad Luthfi mendapat 50,1% suara responden. Sedangkan Andika Perkasa mendapatkan 30,8% suara responden," kata Hanta saat jumpa pers daring,
Meski unggul hingga dua digit, Hanta mencatat masih ada suara responden yang mengaku tidak tahu atau tidak menjawab jajak pendapat kali ini. Jumlahnya, mencapai 19,1%.
Berhadapan dengan tim diatas kertas terlihat mentereng itu, PDIP tak merasa gentar. Juru bicara PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, mengakatakan bahwa ketokohan Andika Perkasa dan Hendrar akan memainkan peranan penting dalam skema pemenangan di Pilkada Jateng. Seno menyebut bahwa DPP PDIP dan DPD PDIP Jateng sudah bertemu untuk membahas susunan dan rencana strategi di palagan Pilkada Jateng.
Seno juga menyampaikan bahwa impresi masyarakat Jateng terhadap Andika dan Hendrar cukup baik. Andika, kata dia, merupakan mantan pimpinan TNI dengan ide-ide progresif dan punya komunikasi publik yang baik. Sementara Hendrar, punya modal besar selama menjabat Wali Kota Semarang dua periode.
"Jadi, kita yakin di Pilkada ini, selain bicara mesin elektoralnya, partai maupun endorsemen tokoh lain, tentu mengutamakan ketokohan kandidat yang bertarung," ujar Seno.
Meski begitu, dia tak menjawab ketika ditanya soal peluang masuknya tokoh-tokoh purnawirawan jenderal ke Tim Pemenangan Andika-Hendrar. Namun, Seno menegaskan bahwa partainya optimis untuk bertarung melawan paslon yang didukung oleh koalisi besar.
"Apalagi kita diberi mandat oleh rakyat memenangkan Pileg 2024. Jadi, ini menjadi modal basis bonding atau ikatan kita di masyarakat sangat baik," ucap Seno.
Kesimpulan
Persaingan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2024 antara Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi mencerminkan duel dua sosok berpengalaman dari kalangan militer dan kepolisian. Andika, mantan Panglima TNI, diusung oleh PDIP, sedangkan Ahmad Luthfi, mantan Kapolda Jateng, didukung oleh Gerindra.
Kedua kandidat memiliki latar belakang karier yang kuat: Andika dengan pengalaman tinggi di TNI dan Ahmad Luthfi dengan rekam jejak di Polri dan dalam intelijen. Dalam hal pasangan, Andika menggandeng Hendrar Prihadi, mantan Wali Kota Semarang, sedangkan Ahmad Luthfi berpasangan dengan Taj Yasin, yang memiliki akar kuat di komunitas Nahdlatul Ulama.
Survei menunjukkan bahwa Ahmad Luthfi-Taj Yasin memiliki dukungan yang lebih besar di kalangan Gen Z dan Milenial, dengan keunggulan signifikan dalam berbagai kelompok usia. Meski PDIP optimis dengan Andika dan Hendrar, tantangan tetap ada mengingat besarnya dukungan yang diraih pasangan Luthfi-Yasin. Ketokohan dan strategi kampanye menjadi kunci dalam pertarungan ini, di mana kedua tim harus mampu menarik pemilih yang belum menentukan pilihan.
Dibuat oleh: Hafidz Fatkhur RozaqÂ
              Muhamad Hafizdh Asrof
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI