Mohon tunggu...
Hafidz Ramadhan
Hafidz Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - hafidz ernanda ramadhan

welcome to my profil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fatamorgana di Balik Megahnya Tol Trans Jawa

18 Juni 2019   01:12 Diperbarui: 18 Juni 2019   01:13 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tax On Location atau yang sering kita sebut sebagai TOL merupakan jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih dan bertujuan untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain (Wikipedia, 2008). Bangunan tol disaat ini bagaikan oasis yang di tunggu-tunggu khususnya masyarakat yang berada di Pulau Jawa sejak era Presiden Soeharto. Bangsa indonesia khususnya di Pulau Jawa saat ini tengah melihat hasil dari mega proyek jalan tol trans jawa dari Jakarta hingga Surabaya.

Namun, dibalik hiruk pikuk keramaian dan megahnya tol menyimpan duka dan lara bagi beberapa masyarakat, khususnya para pengusaha umkm rumah makan serta toko oleh-oleh di sepanjang Jalan Pantura. Termasuk diantaranya pengusaha umkm rumah makan dan pusat oleh-oleh di Gringsing,Batang,Jawa Tengah.

 Hal ini bukan tanpa sebab tapi dengan adanya tol yang dibangun melintasi rumah makan dan toko mereka membuat mereka terancam gulung tikar karena jumlah pengunjung yang menurun drastis dan beban membayar pekerjanya (Suatmadji, 2019).

Pemerintah memberikan upaya mengatasinya dengan membangun Rest Area, namun kembali lagi upaya tersebut hanya memberatkan para pengusaha umkm dimana harga untuk menyewa tempat yang sangat mahal. Hal ini memicu timbulnya konflik antara pemerintah pengusaha rumah makan serta pengusaha oleh-oleh. Dampak dari pembangunan tol ini sangat terasa hingga menyebabkan perubahan struktur sosial khususnya dalam status sosial masyarakat dalam hal ini para penggiat usaha umkm di sepanjang Jalan Pantura (indriani, 2019).

Perubahan status sosial terjadi bagi para penggiat dan pengusaha umkm khususnya disektor ekonomi, dimana biasanya para pengusaha rumah makan dan oleh-oleh di sepanjang Jalan Pantura mampu mengantongi penghasilan sama atau bahkan lebih dari UMR. Namun setelah adanya tol semua berubah, dari pendapatan yang mereka peroleh berkurang dan tidak stabil.

Hal yang terjadi kepada para pengusaha rumah makan dan pengusaha oleh-oleh juga berdampak pada para pekerjanya, dimana banyak terjadi pemecatan (Suatmadji, 2019). Dampak yang dirasakan warga sangat signifikan hingga yang paling parah terjadi perubahan struktur sosial dimasyarakat yang terlihat dari bertambah jumlah pengangguran akibat bangkrutnya usaha rumah makan dan oleh-oleh.

Situasi yang dialami para pengusaha umkm rumah makan dan pengusaha oleh-oleh yang berkonflik dengan pemerintah masuk dalam kajian teori perubahan sosial, yakni dalam teori konflik. Dimana dalam struktur masyarakat tak akan pernah bisa terlepas dari konflik dan perubahan sosial, jadi dengan kata lain konflik serta perubahan sosial adalah komponen-komponen yang membentuk struktur di masyarakat. Dengan kata lain hal yang dialami para pengusaha rumah makan dan pelaku usaha oleh-oleh adalah dampak dari perubahan sosial yang memaksa, dan terjadi secara cepat, akibat konflik antara pengusaha dengan pemerintah yang menimbulkan disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses adaptasi.

Menurut teori konflik, konflik terjadi akibat pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal (pemerintah) dan kelompok tertindas secara materiil (para pelaku usaha umkm rumah makan serta oleh-oleh). Teori ini juga berpandangan sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial dan bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanya akibat dari adanya konflik, jadi perubahan sosial menurut teori ini selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada konflik.

Hal ini sesuai dengan kejadian yang terjadi pada para pengusaha umkm rumah makan, dan oleh-oleh dengan pemerintah, dimana munculnya konflik diikuti perubahan sosial pada struktur masyarakat. Jadi perubahan sosial yang terjadi pada struktur masyarakat khususnya pengusaha umkm rumah makan, dan oleh-oleh akibat adanya konflik sosial.

Jadi perubahan sosial terjadi pada masyarakat khususnya status sosial menyebabkan perubahan pada nilai,norma, dan perilaku manusia bahkan struktur sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik disadari atau tidak disadari oleh pelaku maupun anggota struktur masyarakat. Perubahan sosial bersifat memaksa, dan pasti terjad, karena manusia tidak berhenti berkembang baik secara lambat atau cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun