Mohon tunggu...
A Peace
A Peace Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi IT

Praktisi IT dan Pengamat Media Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fatal, Ini Kesalahan Kader dan DPD PKS yang Memprovokasi Amarah Kader PA

20 Januari 2024   14:17 Diperbarui: 20 Januari 2024   14:23 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa menit kemudian, lanjut Maklan, lewat Keuchik Simpang Peut bersama seorang Kadus. Sehingga Maklan meminta mereka berhenti dan minum kopi.

"Lalu saya tanya ke keuchik, apa boleh pasang atribut partai di lingkungan masjid. Keuchik jawab tidak boleh, maka saya minta agar diturunkan," paparnya. Setelah itu, lanjut Maklan, terjadilah cek-cok antara Denny dengan keuchik.

"Karena saya melihat ada yang gertak keuchik kampung saya, maka saya kembali emosi dan gelap mata. Sehingga saya langsung meninju di mukanya. Setelah itu warga pun melerainya," kata Maklan.

TANGGAPAN PARTAI ACEH

Sampai artikel ini dipublikasikan, belum ditemukan adanya  tanggapan resmi melalui media dari pihak Partai Aceh sebagai wadah politik yang menaungi Maklan sebagai pelaku pemukulan. Satu satunya keterlibatan Partai Aceh dalam insiden ini adalah ikut menghadiri dan mendukung langkah persuasif  dalam penyelesaian perkara tersebut. Langkah ini ditunjukkan Pihak Partai Aceh dalam konferensi Pers yang digelar oleh oleh Komite Peralihan Aceh (KPA) yang merupakan organisasi independen yang dibentuk khusus untuk menjaga kendali dan sumber data atau informasi mengenai mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

- OPINI PENULIS -

Disini penulis mencatat bahwa ada beberapa keterangan yang  tidak selaras antara Denny dan Maklan serta keterangan DPD PKS yang seakan tidak mau tau akar permasalahan yang menyulut api ini dengan penegasan terhadap keadilan hukum yang harus diberikan hanya pada kadernya saja.

Pertama, dari keterangan Korban maupun DPD PKS, tidak menyebutkan bahwa aksi pemasangan Atribut PKS melanggar aturan Pemilu sedangkan dari pihak Pelaku dan Keuchik Gampong setempat telah menjelaskan bahwa hal tersebut menyalahi aturan yang berlaku.

Kedua, Korban maupun DPD PKS tidak menerangkan bahwa pelaku dan keuchik  memberikan peringatan dan meminta atribut tersebut diturunkan, akan tetapi dari keterangannya korban dan DPD PKS menjelaskan bahwa Pelaku langsung mengancam dan memukul korban. Sedangkan Maklan dan KPA menjelaskan bahwa permintaan penurunan tersebut sudah diberikan bahkan melalui keuchik gampong yang kebetulan melintas saat itu. Menurut keterangannya, maklan menjelaskan bahwa Keuchik Gampong Keude Simpang Pheut, Izwar Fuadi menanggapi keluhan maklan terhadap pemasangan attribut PKS dipekarangan masjid dalam kapasitas Maklan sebagai Ketua Panitia Pembangunan Mesjid, bukan sebagai kader PA.

Ketiga. Korban dan DPD PKS tidak menerangkan adanya langkah perdamaian yang coba dilakukan oleh pihak pelaku. Sedangkan Pelaku dan KPA menjelaskan bahwa sudah ada langkah-langkah perdamaian dengan turut melibatkan aparatur desa setempat dan juga beberapa ulama.

Keempat, yang paling FATAL. Pelaku dan DPD PKS sesuai dengan keterangannya sendiri, dengan arogannya tetap bersikeras untuk tidak menurunkan attribut Partai mereka bahkan bersikap menantang langsung pelaku serta menantang dan melecehkan kewenangan keuchik terkait penyelesaian masalah di gampong setempat. Hal ini juga senada dengan keterangan dari pihak pelaku dan KPA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun