Sangat menarik drama yang dipertontonkan dalam panggung politik tahun ini. Mulai dari Pentas Nasional sampai panggung rakyat di tingkat desa memberikan tontonan yang mampu membuat masyarakat memberikan berbagai ekspresi, baik itu marah, sinis, iba sampai ada yang tertawa terbahak-bahak. Salah satu drama pilihan penulis minggu ini berjudul "Kukibarkan Bendera dan Bogem Mentah Pun Tiba" produksi Partai Politik tingkat Kabupaten.
INSIDEN PEMUKULAN SEKRETARIS DPD PKS ACEH UTARA.
Aceh Utara yang melibatkan dua aktor yang merupakan kader partai politik tingkat kabupaten, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Aceh (PA) dimana dimana dalam ceritanya Kader PA berhasil menumbangkan lawannya dan PKS tidak terima dengan mengajukan tuntutan hukum.
Salah satunya adalah drama terbaru yang terjadi beberapa hari lalu di kecamatan Simpang Keuramat KabupatenSekarang mari kita telusuri sedikit cerita sesuai dengan keterangan kedua belah pihak beserta saksi yang ada dilapangan saat "drama" berlangsung dimana seperti yang telah diberitakan diberbagai media bahwa telah terjadi pemukulan terhadap kader PKS Denny Safrizal yang dilakukan oleh kader PA M. Dahlan (Maklan)
Keterangan Korban, Denny Safrizal (sekretaris DPD PKS Aceh Utara)
Dilansir dari serambinews, Denny Safrizal yang merupakan korban memberikan kesaksian bahwa dirinya dipukul dan diancam dengan sebilah parang saat sedang duduk di sebuah warung kopi oleh M. dahlan untuk menurunkan bendera PKS yang dipasangnya di pagar masjid. Dalam keterangannya juga disebutkan bahwa warga yang berada di warung tersebut melerai agar tidak terjadi keributan lebih lanjut. Selanjutnya, Denny pun langsung menuju ke DPD PKS Kota Lhokseumawe dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Kota Lhokseumawe.
Terkait dengan penurunan bendera PKS, saat diancam denny tetap bersikeras tidak akan melakukannya dan mempersilahkan maklan untuk menebasnya dengan parang. Setelah itu, Maklan membuang parangnya dan melayangkan bogem mentah dibagian wajah Denny hingga mengeluarkan darah.
"Turunkan bendera PKS atau saya potong leher kamu" jelas Denny mengulang ancaman yang dikeluarkan maklan. Kemudian Denny menjawab, "Silakan saja". Dahlan lalu menyarungkan kembali parang yang ada di tangannya.
"Setelah itu dia memaki-maki saya dan menyumpah serapah bahwa "PKS haram jadah antek-antek yahudi, babi" lalu saya sedikit membela diri bahwa PKS bukan seperti yang dia sebutkan tadi.
Kemudian dia menghunuskan kembali parangnya ke leher saya untuk kedua kalinya dengan ancaman yang sama, saya juga menjawab dengan hal yang sama. Lalu dia langsung meninju saya berkali-kali di area muka dan badan saya hingga mulut dan hidung saya mengeluarkan darah, badan saya juga memar dan tergores cakaran, untung saja masyarakat setempat datang melerai, hingga akhirnya saya terselematkan.Dan masyarakat menyuruh saya untuk lari menjauh. Lalu saya lari melaporkan perkara ini ke Polres Lhokseumawe untuk ditangani oleh pihak yang berwenang," ungkap Denny Safrizal.
Tanggapan DPD Aceh Utara, Zulkarnain (Ketua DPD PKS Aceh Utara)Â