Mohon tunggu...
Hafidz Febrian
Hafidz Febrian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

senang belajar dalam bermain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Muludan MI Al Ma'arif Bojonegoro 2024

2 Oktober 2024   13:07 Diperbarui: 2 Oktober 2024   13:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muludan MI AL MA’ARIF BOJONEGORO

Oleh : Fariza Hafidz Febrian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan INISNU Temanggung, Pemerhati Pendidikan Agama Islam

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau yang biasa disebut MULUDAN di daerah sini merupakan salah satu momen yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, umat Islam memperingati hari kelahiran Rasulullah yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen penting untuk merenungkan kembali keteladanan serta ajaran-ajaran mulia yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Tradisi peringatan Maulid Nabi bermula pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir sekitar abad ke-11. Sejak saat itu, peringatan ini mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam, termasuk Indonesia. Maulid Nabi dirayakan dengan berbagai cara di setiap daerah, seperti pembacaan sholawat, zikir bersama, ceramah agama, hingga kegiatan sosial seperti berbagi makanan dan santunan bagi yang membutuhkan.

Bagi umat Islam, Maulid Nabi memiliki makna yang mendalam. Momen ini bukan hanya tentang memperingati kelahiran seorang nabi, tetapi juga ajang untuk mengenang perjuangan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Nabi Muhammad adalah figur teladan yang telah menunjukkan cara hidup yang baik, penuh dengan cinta kasih, keadilan, dan kedamaian.

Melalui peringatan ini, umat Islam diingatkan untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah, seperti sifat sabar, jujur, rendah hati, dan pemaaf. Peringatan Maulid Nabi juga menjadi momen refleksi bagi setiap individu Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas iman serta ibadahnya.

 

Beragam Cara Memperingati Maulid Nabi

Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan berbagai tradisi yang berbeda di setiap daerah. Beberapa daerah merayakannya dengan arak-arakan, pengajian, hingga tradisi unik seperti "Sekaten" di Yogyakarta dan "Grebeg Maulud" di Surakarta. Di sisi lain, di banyak pesantren dan masjid, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, seperti Barzanji dan Diba', yang mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah.

Di banyak tempat, Maulid Nabi juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Warga berkumpul untuk mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah dari para ulama, dan saling berbagi kebaikan melalui kegiatan sosial. Semangat berbagi ini mengajarkan umat untuk saling peduli dan mempererat tali silaturahmi, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nilai-Nilai yang Diajarkan dalam Peringatan Maulid Nabi

Maulid Nabi mengajarkan kita banyak hal, mulai dari pentingnya meneladani akhlak mulia Rasulullah hingga memperkuat rasa persaudaraan di antara sesama Muslim. Dalam setiap peringatan Maulid, umat diingatkan untuk selalu mengamalkan ajaran-ajaran yang telah dicontohkan oleh Nabi, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun dalam menjalankan kewajiban agama. Beberapa nilai yang terkandung dalam peringatan ini antara lain:

Pertama, mendalami keteladanan akhlak. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sempurna akhlaknya. Setiap Muslim diajak untuk meniru kesabaran, kejujuran, dan rasa kasih sayang Nabi terhadap semua makhluk. terutama dalam hal kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang kepada semua makhluk. Ini adalah sifat-sifat penting yang tidak hanya membantu seseorang menjadi Muslim yang lebih baik, tetapi juga menciptakan harmoni dalam hubungan sosial dan kehidupan sehari-hari.

Kedua, memperkuat kebersamaan dan persatuan. Maulid Nabi sering kali dijadikan momen untuk berkumpul, mempererat tali silaturahmi, dan membangun ukhuwah yang lebih kuat di antara sesama Muslim. Perayaan Maulid bukan hanya sebagai peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga kesempatan untuk menanamkan kembali nilai-nilai persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat.

Ketiga, meningkatkan iman kepada Allah. Peringatan Maulid mengingatkan umat akan tugas utamanya sebagai hamba Allah yang harus terus memperbaiki diri dan berbuat kebaikan. Momentum ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga sebagai refleksi spiritual yang mengajak setiap Muslim untuk introspeksi, meningkatkan kualitas diri, serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang penuh dengan kebaikan dan keteladanan.

 

@emibo2024
@emibo2024

Muludan MI AL MA’ARIF BOJONEGORO

Bojonegoro, Kedu, Temanggung – Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ma’arif Bojonegoro kembali menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan penuh hikmat dan semarak. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 14 September 2024, yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap Rasulullah SAW sekaligus mempererat kebersamaan di kalangan guru, siswa, dan orang tua.

Acara peringatan maulid ini diawali dengan kegiatan bersih Madrasah bersama sama dan dilanjutkan dengan pembacaan asmaul husna bersama. Setelah pembacaan asmaul husna kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembacaan maulid dzibak bersama yang dipimpin oleh bapak ibu guru. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan makan dan minum bersama.

Acara peringatan Maulid Nabi ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ibu Kusti Puji Lestari. Kemeriahan dan kehangatan suasana yang tercipta selama acara ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. MI Al Ma’arif Bojonegoro berhasil mengemas peringatan Maulid Nabi sebagai momen yang tidak hanya menyentuh aspek religius, tetapi juga memperkuat ikatan kekeluargaan di antara seluruh elemen sekolah.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen yang sangat berarti bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain untuk mengenang kelahiran Nabi, Maulid juga menjadi kesempatan untuk memperkuat iman dan mengevaluasi diri dalam mengikuti jejak Rasulullah. Dengan mempelajari dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW, diharapkan umat Islam dapat hidup dengan penuh kedamaian, kebaikan, serta semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun