Muludan MI AL MA’ARIF BOJONEGORO
Oleh : Fariza Hafidz Febrian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan INISNU Temanggung, Pemerhati Pendidikan Agama Islam
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau yang biasa disebut MULUDAN di daerah sini merupakan salah satu momen yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, umat Islam memperingati hari kelahiran Rasulullah yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen penting untuk merenungkan kembali keteladanan serta ajaran-ajaran mulia yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Tradisi peringatan Maulid Nabi bermula pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir sekitar abad ke-11. Sejak saat itu, peringatan ini mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam, termasuk Indonesia. Maulid Nabi dirayakan dengan berbagai cara di setiap daerah, seperti pembacaan sholawat, zikir bersama, ceramah agama, hingga kegiatan sosial seperti berbagi makanan dan santunan bagi yang membutuhkan.
Bagi umat Islam, Maulid Nabi memiliki makna yang mendalam. Momen ini bukan hanya tentang memperingati kelahiran seorang nabi, tetapi juga ajang untuk mengenang perjuangan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam. Nabi Muhammad adalah figur teladan yang telah menunjukkan cara hidup yang baik, penuh dengan cinta kasih, keadilan, dan kedamaian.
Melalui peringatan ini, umat Islam diingatkan untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah, seperti sifat sabar, jujur, rendah hati, dan pemaaf. Peringatan Maulid Nabi juga menjadi momen refleksi bagi setiap individu Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas iman serta ibadahnya.
Â
Beragam Cara Memperingati Maulid Nabi
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan berbagai tradisi yang berbeda di setiap daerah. Beberapa daerah merayakannya dengan arak-arakan, pengajian, hingga tradisi unik seperti "Sekaten" di Yogyakarta dan "Grebeg Maulud" di Surakarta. Di sisi lain, di banyak pesantren dan masjid, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, seperti Barzanji dan Diba', yang mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah.
Di banyak tempat, Maulid Nabi juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Warga berkumpul untuk mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah dari para ulama, dan saling berbagi kebaikan melalui kegiatan sosial. Semangat berbagi ini mengajarkan umat untuk saling peduli dan mempererat tali silaturahmi, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Nilai-Nilai yang Diajarkan dalam Peringatan Maulid Nabi