Masih teringat tahun-tahun lalu dimana kita menyambut Hari Raya Idul Adha, begitu meriah, penuh canda tawa bersama keluarga besar, dan teman - teman bahkan di organisasi.
Teringat betul aku di tahun-tahun lalu masih duduk di bangku SMA, merayakan hari yang begitu istimewa ini dimulai dari 10 hari awal bulan Dzulhijjah yang sangat bermakna, dimana hari - hari itu adalah hari yang amalan seorang hamba Allah sangat cintai bahkan melebihi mati syahid jihad fii sabilillah kecuali orang yang berjihad dengan seluruh hartanya kemudian tidak kembali ( Harta nya habis dipakai berjihad dan dia syahid).
Kemudian Saya, Teman-teman dan juga Keluarga menunaikan puasa arafah dimana puasa ini bisa menghapus dosa dua tahun yaitu tahun lalu dan tahun yang akan datang, dimana suasana haru disini sangat terasa, suasana hening di sekolah.
Tak banyak guru yang masuk kelas untuk menghormati hari ini, berdoa bersama pulang sekolah di masjid sekolah tercinta, berlinang airmata, harap-harap cemas berdoa agar amalan awal Dzulhijjah bisa diterima di sisi Allah SWT.Â
Berdoa dengan penuh harap agar semua cita-cita Kami tercapai dengan sangat baik, diberikan Hidayah atas setiap langkahnya, dipermudah setiap usahanya.Â
Dan seluruh doa terbaik pada hari itu dipanjatkan, sampai Saya & Teman-Teman Saya banyak yang pulang menjelang jam 17:00 WIB. Setelah sampai dirumah, puncak berdoa di hari Arafah adalah ketika berbuka puasa dengan Keluarga.
Sampai tiba saatnya, 10 Dzulhijjah dimana saat itu gema "takbiran" saling sahut menyaut antara satu masjid dengan masjid yang lainnya, antar rumah warga dengan warga lainnya, penuh kebahagiaan menyabut hari raya itu di tahun yang baru itu.Â
Tak lupa setelah Sholat Isya adalah saat yang sangat ditunggu yaitu takbiran keliling, sambil melihat hewan Qurban, tak lupa membantu panitia Qurban menyiapkan segala peralatan sholat ied & pemotongan hewan Qurban, hingga fajar pun menyingsing dan Sholat ied pun dilaksanakan di lapangan dekat telaga, seperti biasanya.Â
Kemudian diikuti pemotongan hewan Qurban dan pembagian hewan kepada warga yang kurang mampu dan warga sekitar.
Hari berlalu, musim berganti, hingga tiba saatnya pandemi Covid-19 ini tiba sebagai bahan muhasabah untuk semua umat muslim di seluruh Dunia, tak lagi  sama dengan tahun-tahun lalu, di tahun ini banyak sekali hal yang berbeda, seperti banyak hal yang hilang.
Di tahun ini, sekolah ditutup sehingga tidak bisa lagi merayakan bulan Dzulhijjah bersama dengan teman, dan kakak kelas seperti tahun tahun yang lalu,tidak ada pemotongan hewan Qurban yang boleh di saksikan secara umum, Sholat ied dengan protokol yang telah ditentukan, namun ditahun ini, diÂ
Hari Arafah Saya bisa lebih khusyuk dalam beribadah, bisa berpuasa dengan baik tanpa adanya gangguan, Â bisa lebih fokus berdoa di rumah, disudut kamar di setiap sehabis sholat 5 waktu.Â
Dengan harapan yang sama seperti tahun lalu, semoga amalan di bulan Dzulhijjah ini diterima di sisi Allah SWT, agar hidup ini menjadi lebih baik lagi dan ketaatan dalam beribadah bertambah. Juga semoga pandemi ini ini cepat berlalu dan tahun depan bisa beribadah dengan maksimal lebih baik lagi.
Setiap ujian pasti berlalu, setiap cerita memiliki makna, bersabar dan ikhlas adalah hal terpenting yang harus kita bangun di masa-masa sulit seperti ini. makna terbaik adalah mensyukuri segala hal yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H