Mohon tunggu...
Muhamad Noor Hafidzal
Muhamad Noor Hafidzal Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : Hafidzalll_

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni) 🚀

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Cara agar Anak Paham dengan Ini?

16 Oktober 2020   11:18 Diperbarui: 16 Oktober 2020   11:34 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa anak perkembangan kognitif, anak anak kita tidak hanya belajar tanpa adanya perjalanan atau proses yang ia alami. Jika waktu lusa kemarin kita sudah membahas tentang apa dan bagaimana peerkembangan kognitif pada anak dan pembelajaran mereka dana pa yang anak anak hadapi dan jalani. Pada tulisan saya kali ini, kita akan mencari tau tentang gimana presepsi sensasi pada anak ketika anak anak mengalami kejadian sesuatu yang ia alami atau sebaliknya

Kepada mamah atau ayah yang khususnya baru menikah atau baru saja melewati masa masa yang ia lewati dan sekarang masa dimana ia harus menjadi orang tua, dan bagaimana atau perlu tidak sih kita mencari tahu apa yang anak kita nanti rasakan? 

Dan yang menjadi pertanyaan perlu tidak kita mengetahui apa yang anak kita rasakan?

Kembangnya anak baik atau tidak baiknya itu tergantung bagaimana orang tua mengarahkan anaknya, bagaimana orang tua mengajari anaknya dengan baik dan maupun yang hal tidak baik, anak sangat mudah terpengaruh dan mengikuti apa yang orang tua ajarkan atau anak fahami dana pa yang mereka lihat aktivitas orang tua nya. Tak hanya itu, anak akan merasa nyaman ketika anak sudah menyukai hal tersebut.

"Adek, kenapa kamu coret-coret meja ? ayo berdiri dekat dinding" 

Bagaimana menurut anda dengan kalimat diatas ?

Apakah bisa anak mendapatkan hukuman atau menyadari kesalahannya jika kita berkata demikian ?

Anak usia dini dibawah 5 tahun cenderung tidak akan merenungi akan kesalahan yang mereka perbuat. Jadi sia-sia saja jika kita menghukum anak untuk berdiri di dekat tembok, memegang kedua telinga atau yang lainnya .

Pada masa ini anak akan melakukan apa yang mereka anggap benar. Mereka akan melakukan apa yang membuat hati mereka senang . Bisa dikata sesuai apa yang mereka mau atau sesuka hati mereka . 

Lalu bagaimana agar anak menjadi mengerti bahwa apa yang mereka lakukan salah dan memberikan pengertian kepada mereka agar tidak mengulangi lagi ?

Anak identik dengan kata lembut, sabar, kasih sayang dan pengertian. Maka tanamkan kepada diri anda untuk menambah stok kesabaran anda dan merubahnya dengan besarnya rasa sayang dan pengertian kepada mereka . 

Anda harus tahu, saat kita mengatakan kalimat dengan nada yang sedikit meninggi maka anak akan merasakan hal yang berbeda pada kita. Kemungkinan besar ia akan merasa terkejut, mengapa orang tuanya menjadi berbeda dalam berbicara saat ia melakukan hal yang menurutnya benar namun menurut kita salah . 

Bukan hanya anak kecil, coba bayangkan bagaimana jika kita mendapati orang disekitar kita menjadi berubah cara berbicara dengan kita. Kita sebagai orang yang sudah dewasa maka akan langsung mengetahui bahwa mereka tengah marah, sedih atau yang lainnya . 

Namun berbeda dengan anak usia dini, mereka belum bisa merasakan apa yang kita rasakan. Mereka juga minim bahkan belum bisa meratapi sendiri apa kesalahan mereka .  

Maka muncul sensasi , atau deteksi diri terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungan kita oleh indra kita. Sensasi meliputi penglihatan, bunyi, bau, rasa dan sentuhan sehingga akan muncul suatu perasaan dalam diri akan tanda tanya besar , apakah yang dimaksut oleh orang yang berada di lingkungan kita tersebut terhadap apa yang sudah kita perbuat. 

Beberapa orang tua malah memilih untuk menghukum anak mereka jika melakukan kesalahan. Hal demikian hanya akan membuat si kecil menjadi berani dan bahkan menganggap bahwa jika dia melakukan hal tersebut maka orang tua mereka tidak mau akan mereka. Mereka akan melakukan hal yang sama bahkan suatu hal yang lebih dari kesalahan sebelumnya. Dengan tujuan melihat ekspresi orang tua terutama ibu yang lebih banyak waktu bersama mereka memperlihatkan respon yang sama ketika ia mendapati sikap orang tua mereka berbeda. 

Hal ini dapat memicu anak menjadi lebih sering melawan kepada orang tua. Karena setiap apa yang mereka lakukan jika salah menurut orang tua maka mereka akan mendapat respon yang berbeda (respon negatif) bisa jadi kemarahan, hukuman dan lain sebagainya. 

Lalu bagaimana cara agar anak menyadari apa yang mereka lakukan itu tidak benar ?

Saat anda mengetahui anak anda melakukan kesalahan jangan langsung memarahinya. 

Contoh:

Anda mendapati anak anda tengah mencoret-coret meja belajar mereka dengan crayon warna merah. 

Yang harus anda lakukan adalah menghentikan dulu perbuatannya. Lalu berikan pengertian kepada mereka bahwa hal itu salah. 

"Adek, kalau mau mewarna di buku gambar saja ya, meja belajar bukan di buat untuk dicoret-coret sayang. Sekarang adek coba bersikan dulu warna yang ada di meja ini dengan lap ini"

Berikan konsekuensi terhadap perbuatan kurang baik yang mereka lakukan. Hal ini setidaknya dapat memberitahukan kepada anak bahwa jika saya melakukan hal tersebut lagi maka ia juga harus bertanggung jawab akan membersihkan coretan yang sudah ia perbuat.

Dan yang perlu kita ketahui bahwa ada anak yang memang mempengaruhi perhatian dalam mood mereka.

Setelah saya menjelaskan materi, mereka baru sedikit releks. Seakan sebelumnya mereka sangat memperhatikan apa yang saya jelaskan di papan tulis. Hal ini terlihat dengan jelas saat mereka berdua menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan sangat keras. 

Jadi perlukah kita mengetahui apa yang si kecil rasakan dan alami selama ini ?

google.com

google.com

google.com

google.com

google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun