Mohon tunggu...
Hafidz Akbar
Hafidz Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang senang dalam bidang olahraga terutama tinju dan sangat senang dalam bidang kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Situasi Bandung-Jatinangor Pasca Hari Raya Idul Fitri

17 April 2024   20:50 Diperbarui: 23 Mei 2024   13:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Jalan Jatinangor menuju ITB dan Unpad/dok. pri

Situasi Bandung-Jatinangor Pasca Hari Raya Idul Fitri

Pasca dirayakannya hari raya idul fitri, situasi jatinangor terlihat sepi dari masyarakat sekitar, dengan adanya budaya mudik di indonesia, ditambah jatinangor merupakan lingkungan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi ternama di indonesia yaitu Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Sehingga mayoritas penduduk Jatinangor merupakan mahasiswa.

Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga, orang Indonesia melakukan "mudik", yaitu tradisi tahunan.Yang berarti perjalanan dari kota besar ke kampung halaman. Menjelang akhir bulan Ramadan, mudik biasanya berlangsung hingga beberapa minggu setelahnya. Selama musim mudik, sehingga jalan-jalan penuh dengan kendaraan.

*Jalan akses Bandung-Jatinangor/dok. pri
*Jalan akses Bandung-Jatinangor/dok. pri

Di tengah hari raya Idul Fitri, jalan-jalan di Bandung penuh dengan mobil. Semua jalan utama kota, mulai dari Jalan Asia Afrika hingga Jalan Pasteur, dipenuhi dengan jalur panjang mobil, motor, dan bahkan sepeda. Sudut-sudut kota yang biasanya penuh dengan aktivitas sekarang terlihat macet.

Jika ada sudut perempatan, kendaraan berhenti di belakang satu sama lain, sehingga kurang ruang bagi pejalan kaki untuk menyeberang. Hari-hari musim mudik di Bandung dipenuhi dengan hiruk pikuk yang khas dari suara klakson, mesin kendaraan yang menggeram, dan sorakan orang-orang di pinggir jalan. Di sepanjang Jalan Braga, terlihat antrian panjang mobil yang mencoba memasuki jalan kecil ini, dan pengendara motor berusaha mencari celah di antara mobil untuk terus melaju. Tidak jarang terjadi situasi saling berhadapan antara pengendara yang mencoba masuk dan keluar dari gang sempit, yang menyebabkan kemacetan menjadi lebih parah.

Kang wahyu yang merupakan salah satu satpam dari kos-kosan yang berada di jatinangor pun berkata bahwa penghuni kos-kosan yang tidak pulang ke kota asal juga makin sedikit, tidak seperti tahun sebelumnya, berikut ujarnya : “ mas akbar sekarang mah penghuni kos yang ga pulang juga sedikit mas akbar, paling skrg mah cuman satu atau dua orang aja yang ga pulang, klo dulu mah banyak mas akbar, ya begitu lah mas akbar rata-rata sekarang mah pada pulang kampung”

Selain itu, mobil wisatawan dari luar kota menyebabkan kemacetan di Jalan Dago. Mencari tempat parkir di sekitar kawasan wisata atau sekadar menikmati pemandangan kota yang sibuk, mobil-mobil berwarna cerah dengan plat nomor dari berbagai daerah berseliweran di antara kendaraan lokal.

*Situasi Universitas Padjajaran pasca libur lebaran/dok. pri
*Situasi Universitas Padjajaran pasca libur lebaran/dok. pri

Selama libur Lebaran, kampus Universitas Padjajaran sunyi dan tidak terganggu, berbeda dengan rutinitasnya. Sekarang, ruang kelas tidak terdengar apa-apa tanpa kehadiran siswa, yang biasanya penuh dengan diskusi dan presentasi. Koridor-koridor sekarang hanya dipenuhi oleh orang-orang yang tenang. Kini, kantin, yang dulunya menjadi tempat para mahasiswa berkumpul untuk makan siang atau sekadar berbicara santai, terlihat sunyi tanpa orang banyak. Pedagang kaki lima yang dulunya menjajakan makanan di sekitar kampus tampaknya tidak memiliki pelanggan. Lapangan sepak bola di lapangan olahraga, yang biasanya menjadi tempat para mahasiswa mengeluarkan keringat dan semangat, sekarang terlihat kosong tanpa pemain yang bersemangat untuk bermain. Sekarang, deretan kursi di tribun, yang biasanya dipenuhi oleh banyak penonton, terlihat kosong tanpa seorang pun yang duduk.

Menurut pak iing yang merupakan ojek pangkalan langganan saya, jatinangor pada libur lebaran tahun ini terasa sangat sepi ditambah pak iing merasa mahasiswa universitas padjajaran tidak seramai biasanya, begini ujar pak iing : “ Aduh mas akbar lebaran sekarang mah jatinangor sepi banget mas akbar, ga kaya dari tahun-tahun kemaren mas akbar, apa mahasiswa unpad lagi berkurang ya mas akbar?"

Selama libur Lebaran, kampus Universitas Padjajaran sangat sepi, yang memungkinkan beberapa mahasiswa yang tetap tinggal untuk menikmati ketenangan dan kesendirian. Beberapa area di kampus sempurna untuk orang-orang yang ingin merenung, menulis, atau sekadar bersantai sambil menikmati udara segar. Meskipun Universitas Padjajaran tidak beroperasi selama libur Lebaran, semangat belajar dan kebersamaan mahasiswa tetap hidup di hati setiap siswa yang terikat dengan kampus ini. Dengan semangat dan harapan yang baru, mereka siap menyambut kembalinya kehidupan kampus yang penuh warna setelah libur panjang ini berakhir.

Budaya Mudik di Indonesia

Budaya mudik di Indonesia berasal dari zaman kerajaan Nusantara dan berkembang seiring dengan penyebaran agama Islam. Praktik mudik tidak hanya berkaitan dengan perayaan Idul Fitri, tetapi juga dengan berbagai perayaan agama lainnya dan tradisi lokal yang unik. Tradisi mudik telah ada dalam budaya Indonesia prasejarah sebelum kedatangan Islam. Orang-orang yang tinggal di Indonesia sebelum kedatangan Islam biasanya berpindah antara wilayah pantai dan pedalaman yang lebih subur selama musim panas. Perpindahan ini biasanya terjadi saat perubahan musim, ketika mereka pindah ke tempat yang lebih cocok untuk berburu atau bertani.

Tradisi mudik mengalami perubahan ketika Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 melalui pedagang Arab dan India serta para ulama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauan Nusantara. Para ulama dan dai Islam yang tinggal di berbagai daerah Indonesia membawa tradisi mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama mereka. Mereka mengajarkan masyarakat lokal tentang pentingnya berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara pada momen penting seperti Idul Fitri.

Selain itu, ada tradisi unik yang digunakan di setiap daerah di Indonesia yang mempengaruhi perayaan mudik. Misalnya, di Jawa, tradisi mudik sering dikaitkan dengan tradisi keraton, di mana raja dan keluarganya kembali ke keraton mereka di kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri. Di Sumatra, tradisi mudik sering dikaitkan dengan perayaan lokal seperti Maulid Nabi atau perayaan bulan Ramadan.

Pada akhirnya, mudik menjadi tradisi agama dan bagian dari identitas budaya Indonesia yang kaya. Jutaan orang Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat mudik dari kota-kota besar ke kampung halaman mereka setiap tahun. Ini bukan hanya waktu untuk merayakan Idul Fitri; itu juga merupakan cara untuk memperkuat ikatan keluarga, memperkuat ikatan sosial, dan mempertahankan ikatan dengan tradisi dan budaya nenek moyang kita. Dalam masyarakat Indonesia, budaya mudik telah menjadi simbol nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan persatuan. Perjalanan mudik seringkali dipenuhi dengan masalah seperti kemacetan lalu lintas dan ketidaknyamanan lainnya, tetapi orang-orang tetap melakukannya dengan semangat tinggi dan kesabaran. Ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas yang ada dalam budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun