Mohon tunggu...
Hafidzah Aryani
Hafidzah Aryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - menjalani pendidikan di Universitas Negeri Surabaya

Seorang mahasiswi di Universitas Negeri Surabaya jurusan manajemen prodi S1 Bisnis Digital . Mempunyai semangat tinggi untuk belajar banyak hal, mencoba berbagai pengalaman, memaknai berproses , bertanggung jawab. Mempunyai hobi membaca novel , mendengarkan musik , menonton film, menggambar , melukis dan berenang . Saat ini aktif dalam perkuliahan , ikut serta dalam perlombaan dan juga kepanitiaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Menghadapi Kondisi Kesehatan Mental Pada Era Digitalisasi

30 Oktober 2022   17:20 Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belum lama ini dunia Pendidikan Indonesia berduka . Kabar duka datang dari salah satu mahasiswa di universitas terbaik di Indonesia khususnya Yogyakarta yakni Universitas Gadjah Mada . Seorang mahasiswa dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik diduga bunuh diri dengan lompat dari lantai 11 di sebuah hotel daerah Kolombo , Sabtu 8 Oktober 2022. Dari berbagai berita yang beredar diketahui dari penyelidikan polisi, ditemukan secarik kertas berisi surat hasil pemeriksaan psikologi di dalam tasnya . Tertulis di surat rekam medis tersebut , bahwa mahasiswa ini mengidap gangguan psikologis yaitu , bipolar disorder dan anxiety disorder.

 Seperti yang kita ketahui , zaman telah berkembang semakin pesat. Perkembangan teknologi yang pesat kini telah mengubah gaya hidup dan cara kita berinterkasi . Kita dapat memperoleh informasi dengan mudah dan cepat serta kita juga dapat berinterkasi dengan mudah dan cepat , dimana saja dan kapan saja . Seperti halnya tadi , kita dapat memperoleh informasi berita duka tersebut dengan cepat dan tentu saja sebelum itu kita harus memeriksa keakuratan dari berita tersebut . Memasuki era digital semua masalah persoalan hidup kita akan lebih mudah . Lalu bagaimana terkait kesehatan psikologis kita ? Bagaimana kondisi kesehatan mental kita di masa digitalisasi ini ? Adakah hubungan kesehatan mental dengan era digital ? 

Perkembangan dunia digital ini semakin tidak terbendung. Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menemukan pada tahun 2019-2020,  91% internet banyak digunakan oleh usia 15-19 tahun . Lalu sebanyak 51,5 % mengakses internet dengan membuka media sosial. Penduduk Indoneisa didominasi oleh generasi millennial dan generasi z . Generasi ini menjadi kelompok paling dominan dalam memanfaatkan teknologi internet . Digitalisasi tidak hanya memberikan manfaat , digitalisasi bisa memberikan dampak negatif pada kita khususnya dampak psikologis pada diri kita . 

Menggunakan media sosial secara berlebihan dapat memberikan efek kecanduan dan susah untuk dihilangkan . Ini juga dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang anti sosial dan tidak mau bersosialisasi . Dalam jangka panjang , individu yg mengalami ini akan merasa cemas jika berada di lingkungan nyata , ini dapat menimbulkan gejala anxiety disorder . Menggunakan media sosial tidak terlepas dari komen . Terkadang apa yang kita posting , ada yg suka dan tidak . Sehingga menimbulkan pemberian ujaran kebencian . Bila kita menanggapi ujaran kebencian itu dengan serius , itu akan  merugikan diri kita dan bisa terkena anoreksia . Merupakan penyakit yg menyerang psikologis kita terkait ujaran kebencian terhadap fisik , atau bisa disebut dengan body shaming. Seseorang yg mengalami anoreksia bisa mengalami gejala pencernaan karena gangguan makanan perihal menetapkan kondisi ideal fisik seseorang. 

Dunia digital juga tidak terlepas dengan bisnis digital . Banyak bisnis yang dijalani secara online dan menggunakan digital. Nah tentu saja bisnis digital ini harus didukung oleh media digitalnya . Media digital berupa computer , laptop dan smartphone . Ada salah satu gejala psikologis yang diakibatkan karena tidak bisa terlepas dari jangkauan ponsel dan juga internet . Gejala ini disebut nomophobia (ketakutan zaman modern), kondisi dimana sesorang akan merasa cemas karena tidak bisa berkomunikasi melaui smartphone dan merasa ketakutan karena tidak bisa mengakses internet. 

Bisnis digital juga berketerkaitan dengan seorang pengusaha . Seorang pengusaha cenderung memiliki keinginan yang kuat . Ada beberapa kriteria pengusaha yang baik dan juga  yang buruk . Misalnya , kriteria pengusaha buruk adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat tetapi tidak lazim terhadap kontrol dan kekuasaan, memiliki kepribadian narsistik, rasa selalu ingin dikagumi , kurang empati , dan meremehkan orang lain hingga mencelakai orang lain . Ini merupakan kriteria bisnis yang buruk dan tidak baik dicontoh . Gejala ini juga akan menimbulkan gangguan psikologis berupa megalomania.

 Tidak hanya pengusaha , gamer sekarang menjadi sebuah pekerjaan yang banyak diminati . Kecanduan bermain game internet dapat menyebabkan seseorang menjadi adiksi , yaitu keterikatan mendalam terhdap suatu obyek dan mempengaruhi emosi dan perilaku yang menyebabkan kerusakan signifikan dalam area berbeda dalam kehidupan nyata mereka. Ini bisa disebut juga dengan internet gaming disorder. 

Kemajuan teknologi memang sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan kita. Kemajuan teknologi akan terus berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi memberikan manfaat positif dan tentu juga ada negatifnya. Khususnya dampak negatif terhadap psikologis kita yang bisa membahayakan kesehatan dan merusak kondisi mental kita. Yang harus kita lakukan untuk mencegah gangguan pada psikologis kita , yakni:

  •  pertama dengan berpikiran positif ,
  • kedua menciptakan lingkuangan yang positif ; dengan berteman , memilih teman yang baik , bersosialisasi ,
  • ketiga tidak bermain internet terus-menerus ; kita harus meluangkan waktu kita untuk diri sendiri , lingkungan sekitar , keluarga , teman , memberikan waktu kita , bermain , bercerita , agar kita tidak merasa kecanduan bermain internet .

Dari penjelasan diatas , diharapkan para pembaca menjaga kesehatan mental dirinya masing-masing. Kita harus sadar akan kondisi kesehatan mental kita di era digitalisasi.  Dengan peduli terhadap kesehatan mental diri sendiri akan menimbulkan kepedulian kesehatan mental antar sesama. Kita juga harus paham mengenai informasi tentang kesehatan mental . Informasi tersebut harus kita pahami dan kita cerna agar tidak menimbukan kesalah pahaman serta tidak menimbulkan stigma buruk atau prasangka buruk di masyarakat. Kita bisa menjaga kesehatan mental kita dengan menciptakan lingkungan yang positif , berteman dengan baik (tidak toxic ),  menjaga pikiran kita tetap berpikir positif , serta selalu menjaga kesehatan fisik, jasmani , rohani dan mental kita.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun