Mohon tunggu...
Hafidz
Hafidz Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Maulan Malik Ibrahim Malang

Saya adalah seseorang yang gemar menulis artikel. Melalui tulisan-tulisan saya, saya senang menyampaikan ide dan informasi dengan gaya yang menarik. Saya selalu berusaha untuk menghadirkan konten yang akurat dan relevan, serta terbuka terhadap masukan untuk terus berkembang. Dengan tulisan, saya ingin berbagi pengetahuan dan inspirasi dengan pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberian Plang Nama Jalan di Desa Ngasem KKM 65 UIN Maliki Malang

30 Januari 2024   16:30 Diperbarui: 30 Januari 2024   16:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncak Peninggalan Program KKM dalam Pembelian dan Pemasangan Plang Nama Jalan

Pada tanggal 30 Januari, KKM 65 UIN Malang melakukan penutupan program kerja yang sangat berarti bagi Desa Ngasem. Kegiatan penutupan ini ditandai dengan pembelian dan pemasangan plang nama jalan di lima titik strategis di desa tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan identitas yang lebih kuat dan mempermudah navigasi bagi warga desa. Kelima titik jalan yang mendapatkan plang nama baru ini adalah Jalan Sunan Giri, Jalan Sunan Ampel, Jalan Sunan Muria, Jalan Sunan Bonang, dan yang terakhir, Jalan Sunan Kalijaga.

5 Nama Jl Di Desa Ngasem (DokPri)
5 Nama Jl Di Desa Ngasem (DokPri)
Pembelian plang nama jalan tidak hanya sekadar upaya estetika semata, tetapi juga menjadi langkah konkrit untuk meningkatkan tata ruang desa. Setiap plang nama jalan tidak hanya mencantumkan nama Sunan yang menjadi identitas sejarah desa, tetapi juga menandakan keberlangsungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Desa Ngasem, dengan langkah ini, berhasil menyematkan identitas historisnya dalam struktur fisik sehari-hari, menciptakan ikatan yang kuat antara masa lalu dan masa kini.
Pemasangan plang-plang nama jalan ini tidak semata-mata menjadi simbol kebanggaan, tetapi juga menciptakan ruang bagi masyarakat untuk merenung dan mengenang peran Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Muria, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga dalam pembentukan nilai-nilai dan tradisi di Desa Ngasem. Langkah ini diharapkan dapat merangsang minat warga, terutama generasi muda, untuk lebih menggali dan menghargai sejarah lokal mereka.

Selain memberikan identitas sejarah, penutupan program kerja ini juga memberikan dampak nyata dalam hal pembangunan infrastruktur desa. Pemasangan plang nama jalan tidak hanya sekadar penanda, tetapi juga melibatkan upaya pengembangan dan perbaikan jalan. Proses ini membantu menciptakan jaringan transportasi yang lebih baik dan memberikan kemudahan akses bagi warga desa. Dengan lima titik jalan yang dipilih, desa kini memiliki tata letak yang lebih terstruktur, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memberikan kemudahan mobilitas bagi seluruh komunitas.

Selain manfaat langsung dalam bentuk perbaikan infrastruktur, penutupan program kerja ini juga memberikan dampak positif dalam ranah ekonomi lokal. Pembelian plang nama jalan dan perbaikan infrastruktur melibatkan partisipasi dari pelaku usaha setempat, seperti tukang kayu, tukang las, dan produsen material konstruksi lokal. Hal ini tidak hanya menciptakan peluang pekerjaan lokal, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi mikro di Desa Ngasem.

Tak hanya itu, KKM 65 ini juga meninggalkan warisan berupa peningkatan estetika desa. Plang nama jalan yang dipasang bukan hanya sebagai penanda, tetapi juga sebagai karya seni yang mempercantik ruang publik. Desain plang yang dipilih mungkin mencerminkan kearifan lokal dan karakter unik Desa Ngasem, menciptakan atmosfer yang lebih indah dan nyaman bagi warga setempat.Dengan pembelian plang nama jalan dan pemasangan ini, KKM memberikan pesan kuat bahwa keberlanjutan dan kesejahteraan desa memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Inisiatif ini menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk berpikir kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sebagai penutup, harapan KKM melalui peninggalan ini adalah agar Desa Ngasem terus berkembang dan menjadi tempat yang nyaman, indah, serta penuh sejarah bagi generasi-generasi mendatang. Plang nama jalan bukan hanya sekadar simbol fisik, melainkan cerminan komitmen untuk melestarikan warisan sejarah dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua warga. Langkah ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari babak baru dalam pembangunan desa yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun