Mohon tunggu...
Hafidz
Hafidz Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Maulan Malik Ibrahim Malang

Saya adalah seseorang yang gemar menulis artikel. Melalui tulisan-tulisan saya, saya senang menyampaikan ide dan informasi dengan gaya yang menarik. Saya selalu berusaha untuk menghadirkan konten yang akurat dan relevan, serta terbuka terhadap masukan untuk terus berkembang. Dengan tulisan, saya ingin berbagi pengetahuan dan inspirasi dengan pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menyusuri Kreativitas UMKM Lokal: Perjalanan Dalam Pembuatan Susu Kedelai di Desa Ngasem

21 Januari 2024   16:35 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembuatan Susu Kedelai, Sinom, dan beras kencur (Dokpri)

Pada tanggal 18 Januari 2024, mahasiswa kelompok 65 yang berhasil mencapai KKM berkesempatan untuk menjelajahi salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terletak di Desa Ngasem, lebih tepatnya di Dusun Sanan. UMKM yang menjadi objek kunjungan adalah produksi susu kedelai, yang dikelola oleh seorang pengusaha lokal bernama Bapak Udin Nuha. Keberangkatan para mahasiswa ini bukan hanya sebagai suatu tugas akademis, tetapi juga sebagai bentuk pengenalan langsung terhadap kehidupan UMKM di pedesaan dan proses pembuatan produk lokal.

Proses awal pembuatan susu kedelai di UMKM ini dimulai dengan merebus kedelai yang sudah dikupas, kemudian menghaluskannya dengan menggunakan blender. Para mahasiswa dengan seksama mengamati setiap tahap proses, sambil mendengarkan penjelasan rinci dari Bapak Udin Nuha. Setelah kedelai halus, langkah selanjutnya adalah menyaringnya hingga menghasilkan sari-sari kedelai yang bersih dan berkualitas. Inilah bahan dasar utama untuk susu kedelai yang kemudian akan diolah lebih lanjut.

Selanjutnya, sari-sari kedelai yang telah dihasilkan dimasukkan ke dalam proses perebusan hingga mencapai titik didih. Bapak Udin Nuha menjelaskan bahwa proses perebusan ini merupakan langkah penting untuk memastikan kebersihan dan keamanan produk. Setelah mendidih, sari-sari kedelai ini kemudian didinginkan dan diberi tambahan gula ataupun perasa, sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen. Mahasiswa yang hadir dapat mencicipi langsung susu kedelai segar yang baru saja diproduksi, memberikan pengalaman sensorik yang tak terlupakan.

Saat proses produksi telah selesai, susu kedelai yang telah diolah dengan cermat oleh Bapak Udin Nuha siap untuk dikemas dan dipasarkan. Mahasiswa mendapatkan wawasan yang berharga tentang proses produksi UMKM secara langsung, termasuk aspek kemasan dan strategi pemasaran. Bapak Udin Nuha menjelaskan bahwa produk-produknya tidak terbatas pada susu kedelai saja, tetapi juga mencakup produk-produk lain seperti Sinom, beras kencur, dan Kunir.

Ilustrasi Pembuatan Susu Kedelai, Sinom, dan beras kencur (Dokpri)
Ilustrasi Pembuatan Susu Kedelai, Sinom, dan beras kencur (Dokpri)
Produk-produk tambahan ini menunjukkan keberagaman dan kreativitas dalam pengelolaan UMKM oleh Bapak Udin Nuha. Masing-masing produk tersebut memiliki nilai tambah tersendiri dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam. Misalnya, Sinom, yang merupakan minuman tradisional Indonesia, memberikan variasi produk yang khas dan unik. Di sisi lain, beras kencur dan Kunir menunjukkan inovasi dalam menghadirkan produk berbahan dasar lokal dengan manfaat kesehatan yang dikenal luas.

Selain itu, Bapak Udin Nuha memiliki strategi distribusi yang menarik. Ia biasanya menitipkan susu kedelai dan produk-produknya ke beberapa warung dan pedagang sayur yang rutin melintas di pagi hari. Langkah ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas produk UMKM ke masyarakat, tetapi juga mendukung ekonomi lokal dengan melibatkan pedagang-pedagang kecil dalam rantai distribusi. Para mahasiswa merasa terinspirasi oleh kebijakan ini, yang menggambarkan konsep ekonomi berbasis masyarakat dan pemberdayaan lokal.

Harga susu kedelai yang dijual oleh Bapak Udin Nuha juga menarik perhatian para mahasiswa. Dengan harga hanya Rp 1000 per produk, susu kedelai ini tidak hanya terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, tetapi juga memberikan solusi kesehatan yang ekonomis. Mahasiswa pun berkesempatan untuk berdiskusi dengan Bapak Udin Nuha tentang strategi penetapan harga ini dan dampaknya terhadap daya beli konsumen.

Pemasukan susu kedelai kemasan Rp1000-an (Dokpri)
Pemasukan susu kedelai kemasan Rp1000-an (Dokpri)

Kunjungan ke UMKM susu kedelai di Desa Ngasem ini tidak hanya memberikan wawasan tentang proses produksi, tetapi juga membuka mata para mahasiswa terhadap potensi dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM lokal. Mereka memahami pentingnya mendukung UMKM sebagai pilar ekonomi lokal, serta mempertimbangkan potensi pengembangan lebih lanjut dalam hal inovasi produk dan pemasaran.

Pengalaman ini merangsang minat para mahasiswa untuk terlibat lebih aktif dalam mendukung UMKM, baik melalui penelitian lebih lanjut, program bimbingan, atau bahkan keterlibatan langsung dalam kegiatan kewirausahaan. Dengan demikian, kunjungan ini tidak hanya menjadi bagian dari kurikulum akademis, tetapi juga menjadi pendorong semangat kewirausahaan dan kesadaran sosial di kalangan mahasiswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun