Kedua, teknologi akan memainkan peran sentral dalam kampanye dan proses pemilihan itu sendiri. Penggunaan media sosial, analisis data, dan teknologi lainnya dapat membentuk narasi dan mempengaruhi persepsi pemilih. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan yang memastikan bahwa penggunaan teknologi ini berlangsung secara etis dan transparan.
Ketiga, ruang untuk diskusi terbuka dan pengelolaan konflik harus dipupuk. Debat-debat publik yang substansial dan aman untuk semua pihak akan membantu pemilih dalam membuat keputusan yang informan. Partai politik dan calon perlu menunjukkan kematangan politik dalam menghadapi perbedaan pendapat.
Pemilihan Presiden 2024 adalah peluang bagi kita untuk mengambil pelajaran dari pemilihan sebelumnya dan menerapkan wawasan tersebut dalam konteks yang lebih relevan. Dengan melibatkan partisipasi aktif pemilih, menerapkan strategi kampanye yang efektif, mendorong diskusi terbuka, dan menuntut akuntabilitas, kita dapat membangun pemilihan yang berintegritas dan berdampak positif bagi negara dan masyarakat. Dengan menghormati pembelajaran dari masa lalu, kita dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan optimisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H