Oleh : Â
Hafidz Rizkiyanda, Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD Junianto, Dosen Pengajar Program Studi Perikanan UNPAD
Ikan pindang bandeng presto merupakan salah satu jenis hasil pengolahan perikanan yang pada dasarnya menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan, dimana pengolahan presto menggunakan tekanan tinggi dengan vakum sehingga duri ikan menjadi lunak. Ikan pindang bandeng presto memiliki cita rasa yang bervariasi dengan menambah bumbu sebelum dibungkus untuk dikukus (Adawyah 2018).Â
Ikan pindang bandeng presto merupakan salah satu makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia dan dapat ditemukan hampir di setiap pasar tradisional maupun modern, sehingga ikan pindang bandeng presto ini dapat dijadikan bisnis di kalangan masayarakat Indonesia.
Ikan pindang bandeng presto memiliki nilai tambah yang cukup tinggi dari proses pengelolaannya yang menciptakan produk dengan rasa gurih, asin/agak asin dan tekstur padat, kering.Â
Nilai tersebut dapat pula dilakukan dengan pengemasan yang menarik dan lengkap dengan informasi produ, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi kepada konsumen.Â
Beberapa konsumen Indonesia membeli produk tersebut karena cita rasa tersebut yang unik dan lezat bagi mereka. Nilai tambah yang diperoleh jika ikan bandeng diolah menjadi pindang presto adalah dalam kisaran Rp 50.000 /kg s/d Rp 120.000/kg, dimana harga ikan bandeng segar berkisaran Rp 15.000/kg hingga Rp 20.000/kg dan harga ikan pindang bandeng presto berikisaran Rp 65.000/kg hingga Rp.140.000/kg, tergantung segmen pasarnya (Candra dan Setiawan 2013).
Ikan pindang bandeng presto dapat dijual ke berbagai kelas kalangan masyarakat Indonesia, dari kelas bawah hingga atas. Hal tersebut dapat dilihat di pasar tradisional dimana ikan pindang bandeng presto dijual dengan harga kisaran Rp 15.000 yang dapat dibeli oleh kelas bawah dan di pasar swalayan atau supermarket yang dijual dengan harga diatas Rp 30.000 yang dapat dibeli oleh masyarakat kelas atas.
Produk tersebut dapat diberi inovasi lebih lanjut dari segi rasa dengan pemberian bumbu baru, sehingga nilai tambah produknya lebih tinggi dari pada ikan pindang bandeng presto yang sudah dikenal masyarakat.
Ikan pindang bandeng presto merupakan produk yang cukup dikenal banyak oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi dikhawatirkan akan menipis dikarenakan kurangnya promosi produk tersebut.Â
Promosi yang secara umum dilakukan oleh pengusaha produk tersebut adalah promosi melalui papan atau spanduk dan informasi dari antar kerabat atau masyarakat. Promosi tersebut dapat ditingkatkan di era modern kini dengan melalui sosial media seperti Instagram, Twitter, atau Facebook yang dapat dilihat oleh ratusan bahkan ribuan orang yang merupakan potensi konsumen.
Ikan pindang bandeng presto dijualkan atau disalurkan ke pasar tradisional atau swalayan secara umumnya. Penjualan di pasar tradisional memiliki kelebihan yakni produsen mudah untuk memasuki pasar tersebut, akan tetapi memiliki kekurangan yakni inovasi dan promosi produk tidak terlalu memperngaruhi masyarakat.Â
Pasar swalayan memiliki kelebihan dimana inovasi dan promosi mempengaruhi masyarakat sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen produk, akan tetapi memiliki kekurangan dimana sulit untuk masuk dikarenakan beberapa persyaratan pasar tersebut.
Daftar Pustaka
Adawyah, Rabiatul. 2018. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. BUMI AKSARA: Jakarta
Candra, A. Nila dan Setiawan, A. Hendra. 2013. Analisis Prospek dan Perkembangan Usaha Industri Bandeng Presto di Kota Semarang. Diponegoro Journal of Economics. Vol (2): 1. Hal 1 - 11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H