Tak bisa dibantah Bruno Fernandes telah berdampak besar untuk Manchester United dalam beberapa musim belakangan, terlebih musim pertama bersama klub. Pemain berkebangsaan Portugal ini mengantarkan 18 gol dan 11 assist, salah satu catatan terbaik di Liga Inggris, untuk ukuran pemain tengah.
Meski, harus diakui beberapa gol datang dari titik putih, tetapi kita mengerti kalau Bruno Fernandes juga berperan besar dalam mendatangkan hadiah penalti, dia bermain begitu elok di kotak terlarang hingga terpaksa harus dijatuhkan.
Terlebih, terkait umpan-umpan elegan Bruno Fernandes, terlihat terlalu mudah untuk didaratkan ke depan, begitu presisi menuju kaki-kaki pemain depan "Setan Merah".
Hal ini dikerjakan Bruno Fernandes secara konsisten selama tiga musim, meski catatan angka tidak sebaik musim pertama, tetapi dengan kontribusi besar di atas lapangan telah mengantarkan Bruno menjadi kapten tim utama.
Catatan baik Bruno seolah berhenti dari sini, terlampau besar ekspektasi dari penggemar, mereka berpikir tim ini akan menjadi lebih mudah seperti ini, tetapi kita semua tahu yang telah terjadi.Â
Bruno Fernandes, seperti tidak pernah memuaskan hati penggemar, entah dengan kelakuan egois, ingin menghabiskan semua peluang sendirian, atau terlalu sering protes terhadap keputusan pemimpin pertandingan.
Benar, hal ini memungkinkan terlalu sering akumulasi kartu kuning, atau bahkan merah dialami oleh tim. Tak bisa dimungkiri hal ini cukup merugikan, entah dari sisi kekuatan tim, atau sebatas pilihan pemain untuk dimainkan.
Sebagai perbandingan, dari musim pertama Bruno mengoleksi 7 kartu kuning, musim kedua 10 kartu kuning, musim ketiga 12 kartu kuning, musim keempat 12 kartu kuning, dan musim ini, dengan jauh lebih sedikit pertandingan. Sang Kapten berhasil mencatatkan 1 kartu kuning dan 2 kartu merah.Â
Baca juga: Refleksi Diri Manchester City!Bruno Fernandes tak bisa dibantah telah berperan luar biasa untuk tim, tetapi kontribusi hari-hari ini tak bisa dimungkiri lebih sering membuat tim merugi. Dari sini dan seterusnya tim harus terbiasa bermain tanpa Bruno Fernandes dalam skema permainan.Â
Harapan Raib Manchester United
Musim ini, Manchester United baru mencetak lima gol, sama seperti tim degradasi Everton. Mereka tak bisa dibantah tim terbaik ketiga dalam catatn xG, 9,59, tetapi menjadi tim terendah kedua ketika berbicara konversi xG (-4,59). Selain Fernandes, defisit xG yang besar juga dicatatkan striker Joshua Zirkzee (-1,19) dan Alejandro Garnacho (-1,17).
"Setan Merah" boleh jadi belum menemukan ritme di depan gawang lawan. Mereka mengalami masa transisi dengan striker baru, Zirkzee, karena Rasmus Hojlund baru kembali dari cedera pada pekan lalu. Bagi ten Hag, korelasi antara jumlah peluang dengan gol macam cuaca yang tengah mendung, tinggal menunggu hujan gol tiba.
Lebih lanjut, Man United telah menemukan performa terbaik dari Christian Eriksen, berhasil mengantarkan tiga gol dan satu assist di tiga laga terakhir, dia sedang di atas angin. Bahkan, harus dikatakan pengganti sempurna untuk Bruno Fernandes dengan posisi lebih tinggi, sehingga lebih sering terlibat dalam mendatangkan ancaman.Â
Meski demikian, kita tak bisa menafikan catatan buruk terkait pemain depan lain, semua tidak menampilkan performa sesuai ekspektasi, terlebih untuk Marcus Rashford, pemegang nomor 10 ini telah gagal memainkan peran sebagai ruh tim.
Marcus Rashford cuma mencatatkan satu gol dari enam pertandingan di Liga Inggris.Â
Lebih lanjut, mungkin cuma dua nama dari lini depan bisa menjadi andalan, Alejandro Garnacho dan Amad Diallo. Mereka berdua tak bisa dibantah menemukan jati diri sebagai pemain depan.
Talenta muda ini menunjukkan bisa membalaskan kesabaran penggemar atas mereka, terlebih Amad Diallo, yang sempat dipinjamkan selama tiga musim, satu musim menjadi cadangan, dan sekarang bisa menjadi andalan.
Sementara, Alejandro Garnacho tak bisa dimungkiri telah mengatakan salah satu angka gol dan assist terbaik di Eropa. Bahkan, sempat menjadi yang terbaik bersama dengan Lamine Yamal dari Barcelona.Â
Bukan soal kontribusi gol dan assist dalam pertandingan, hal ini lebih berkaitan dengan ancaman bisa dihadirkan, cara dua pemain ini bisa menarik pertahanan hingga memastikan peluang menjadi satu angka.
Setelah semua, "Setan Merah" tak bisa dibantah harus menemukan solusi, mulai dari pergeseran peran Bruno Fernandes hingga menemukan kombinasi terbaik untuk menemani Alejandro Garnacho dan Amad Diallo.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H