Melelahkan, satu kata ini bisa dibilang yang terdekat dalam menggambarkan situasi Man City setelah pertandingan besar kontra Arsenal pada Minggu lalu (22/9/2024). Semua hal mulai dari kontroversi wasit, pertengkaran antar pemain dan gol dramatis telah menghiasi pertempuran dua klub terkuat di Britania Raya.
Arsenal kini tak lagi sungkan terhadap Man City, mereka bermain jauh lebih "pede" dalam setiap kali pertemuan, terdapat perkembangan tak terbantahkan dari segi mental di sana. Hal ini tak bisa dimungkiri membuat Man City kesulitan, dan benar fakta di mana tim ini baru bisa mengimbangi di menit akhir, memperkuat hal ini.Â
Lebih lanjut, City bisa dikatakan gagal mengantarkan poin sempurna di rumah, tetapi hasil imbang ini terasa seperti kemenangan. Erling Haaland dan rekan-rekan bersorak riang setelah gol John Stones, sedangkan Arsenal yang bertahan total karena Leandro Trossard dipaksa keluar harus tertunduk lesu menerima hasil kurang maksimal.Â
Kunci dari semua ini terletak di Arsenal. Perubahan karakter tim yang kini tak lagi merasakan inferioritas terhadap Manchester City, tim ini bahkan tidak terlihat terganggu setelah gol cepat Haaland di menit ke-9.
Anak asuh Mikel Arteta perlahan mulai mengembalikkan keadaan, mereka menemukan dua gol melalui tendangan ciamik Calafiori dan tandukan maut Gabriel Magalhaes. Momentum macam ini tak pernah ditemukan dalam diri Arsenal sebelum ini.Â
Meski demikian, beberapa pengamat bisa mengatakan bukan karena "kehebatan Arsenal", mereka menganggap hal macam ini memungkinkan karena Man City kehilangan beberapa pilar dalam permainan ciamik mereka. Terlebih, mereka harus kehilangan Rodri di paruh pertama pertandingan.Â
Lebih lanjut, peran Rodri ini tak bisa dimungkiri krusial dalam permainan Man City, bukan cuma sebagai bagian dari pertahanan, ia juga mengalirkan bola dan memberikan nilai tambah terhadap dinamisme lini serang.Â
Sebagai informasi tambahan salah satu aktor utama kita ini kemungkinan absen sampai musim berakhir, setelah diagnosa cedera ACL oleh tim medis Man City. Â
Melelahkan, satu kata ini tak bisa terbantahkan telah merepresentasikan perasaan Guardiola setelah mendengar kabar ini. Bahkan, mantan pemain Barcelona ini masih mengatakan betapa "tak tergantikan" Rodri baru-baru ini.Â
 "Rodri tidak tergantikan. Saat tim tidak bermain dengan gelandang terbaik di dunia dalam jangka panjang, tentu itu menjadi pukulan keras. Tetapi, tugas saya untuk mencari solusi agar kami tetap kompetitif seperti selama ini," kata Guardiola.
Sebelum cedera menimpa Rodri, nama macam Nathan Ake dan Kevin de Bruyne juga dalam daftar cedera. Meski, mereka tidak absen lebih lama dari Rodri, tetapi absensi dua pemain ini tak bisa dimungkiri bisa menggerakan papan klasemen.Â
Terlebih, pertandingan berikut ini Man City diharuskan bertolak untuk menantang Newcastle United di St. James Park pada Sabtu (28/09/2024) pukul 18.30 WIB.Â
Meski "tak tergantikan" dalam sistem permainan, Guardiola diharuskan mencari semua solusi memungkinkan di posisi gelandang bertahan. Meski juga berbeda, dua nama paling mungkin dicoba pertama adalah Rico Lewis dan Kovacic, dua pemain ini telah membuktikan dalam beberapa pertandingan pembuka, dan berhasil mengantarkan poin sempurna.
Karena hal ini, tak terbantahkan, sebagai salah satu pelatih kepala dengan sikap adil terhadap para pemain, Guardiola akan kembali memberikan kesempatan untuk dua pemain menampilkan kepantasan mereka.Â
Memasukkan bek tengah kaliber John Stones bisa dijadikan opsi, terlebih kalau pasangan gelandang bertahan tersebut tidak bisa mengantarkan permainan seperti yang diinginkan. Bahkan, ketika berada dalam situasi darurat, Bernardo Silva bisa bermain di sana, memungkinkan tim memainkan terlalu banyak penyerang.
Terlebih, pemain macam Jack Grealish telah menemukan performa tertinggi, mulai bisa menampilkan permainan seperti dulu lagi. Lantas, dari nama baru kita bisa melihat Savio yang langsung nyetel dengan sistem permainan tim.
Benar, mereka berdua bukan gelandang bertahan, juga tak akan ditaruh di sana, tetapi dengan ketersediaan dua pemain dalam tim akan memungkinkan pemain macam Phil Foden dan Ilkay Gundogan bermain lebih dalam.
Setelah semua, bermain tanpa Rodri dan Kevin de Bruyne tak terbantahkan bukan suatu pertempuran mudah, tetapi mereka semua di dalam ruang ganti telah mengerti kalau saat ini masa paling tepat untuk bisa meningkatkan level permainan, menonjolkan kepantasan untuk bisa bermain sebagai kesebelasan utama.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI