Selain itu, kalau harus dituliskan satu kritikan mengenai coach Shin adalah pemilihan pemain, memasukkan Thom Haye di babak kedua mungkin bisa dipahami, mengingat jendral satu ini belum terlihat bisa bermain penuh dengan iklim negeri ini.Â
Bagaimanapun, tetap memasang Rafael Struick dalam kesebelasan utama bisa dibilang "salah", sebagai penggemar kita memang cuma bisa mengamati dari luar, tetapi bisa terlihat pemain ADO Den Haag ini tidak menampilkan performa cukup beberapa pertandingan belakangan. Bukan berarti si Struik tidak perlu dimainkan, mungkin cuma butuh ritme baru, memulai pertandingan dari bangku cadangan bisa dijadikan pilihan.Â
Meski demikian, kita tidak boleh lupa dengan memberikan apresiasi terhadap pemain-pemain menampilkan semangat luar biasa. Bahkan, pemain macam Marselino Ferdinand dan Ragnar Oratmangoen terlihat "merah" ketika mengejar bola di menit 70-an.
Selain itu, pemberian tugas mengalirkan bola dengan duo Nathan Tjo A-On dan Ivan Jenner tak terbantahkan sempat mengalami kesusahan, tetapi dua pemain ini berhasil meningkatkan level dan bisa mengimbangi permainan gelandang fenomenal tim "Kangaroo", Jackson Irvine.Â
Terakhir, penampilan gemilang Marten tak bisa dipungkiri juga merupakan kontribusi dari lima pemain bertahan, mereka bermain solid dan tak bisa digugah. Terlebih, permainan Rizki Ridho, pemain Persija ini tak bisa dipungkiri telah menampilkan peningkatan level permainan dari hari ke hari. Hal besar macam ini kerap tak disadari.Â
Secara keseluruhan, laga itu sesuai dengan prediksi Shin pada konferensi pers sebelum laga, Senin (9/9/2024). Australia lebih mendominasi permainan dengan koleksi 63 persen penguasaan bola. Meski semua telah berjalan sesuai rencana, tetapi kita harus mengingat keras tim ini belum menang, kalau kita serius berniat lolos kualifikasi, tim ini tetap butuh kemenangan, tiga poin solid masih dalam tahap pencarian.
