Bertarung di tengah dunia penuh tuntutan, entrepreneur diminta untuk memungkinkan inovasi, ketahanan, dan strategi besar terkait keberlanjutan usaha mereka. Tentu, entrepreneur sering mengalami kelelahan dengan semua masalah ini, mereka butuh rehat sejenak dalam beberapa kesempatan, dan aktivitas fisik tak jarang dijadikan sebagai tempat mereka melepas lelah.
Terlebih, olahraga tak bisa dipungkiri bisa menjadi dorongan signifikan dalam mendapatkan hiburan, merupakan kegiatan positif dan cukup jelas bisa menjaga kesehatan badan.
Sementara, dengan mendorong diri melakukan aktivitas fisik secara reguler, hal ini juga memungkinkan mereka mengurangi stress, meningkatkan ketahanan, dan merawat hubungan berharga. Semua hal ini merupakan esensial untuk seorang entrepreneur.
Golf, tak bisa dipungkiri telah menjadi salah satu tempat di mana entrepreneur ternama menghabiskan waktu. Mereka bukan cuma melihat permainan ini sebagai tempat membuang masa, tetapi juga lingkungan ideal di mana hal besar bisa dimulai dari sana.
Karena hal ini, di sini kita akan membahas tentang golf, olahraga memasukkan bola ke dalam lubang. Bagaimana kegiatan macam ini bisa menarik perhatian entrepreneur, dan seberapa besar benefit bisa diambil dari sini.
Pendekatan personal
Kita semua tahu golf mempersembahkan serial tantangan, membutuhkan setiap pemain untuk memikirkan strategi, adaptasi, dan menghadapi rintangan. Semua kemampuan ini tak bisa dipungkiri merupakan makanan sehari-hari dari seorang entrepreneur, mereka secara konstan menghadapi tantangan tak terduga.
Benar, dengan bermain golf sama dengan melatih ketajaman berpikir mereka terkait masalah sehari-hari.
Dalam permainan golf, cukup sering dalam setiap tembakan membutuhkan keputusan cepat dengan informasi terbatas. Kemampuan macam ini di mana diharuskan mengambil pilihan di tengah tekanan, merupakan pengalaman berulang yang tidak bisa dibeli oleh entrepreneurs dalam olahraga lain.Â
Bagaimanapun, golf bisa memberikan semua kebutuhan untuk mengistirahatkan mental, memainkan permainan ini memungkinkan pikiran kita untuk mengizinkan perspektif dan inovasi baru mengetuk.Â
Maka dari itu, tak jarang kita mendengar cerita ide segar terlahir dari lapangan golf. Benar, mulai dari terbentuk geng motor "prediksi" hingga sejumlah perumahan ternama di kota-kota besar negeri ini.Â
Pendekatan relasi
Kita semua tahu setiap manusia bisa berbagi kesenangan sama, dan sebagian besar manusia dengan hobi sama cenderung lebih muda berbaur. Mereka menemukan kesenangan sama, atau bisa dibilang mendapatkan satu topik obrolan untuk dibicarakan.
Benar, seperti kata orang tua dulu, hubungan bermula dari satu topik, ketika keran "obrolan" terbuka akan mudah saja mengobrol tentang semua hal.Â
Dari sini sesama entrepreneurs bisa berbagi terkait golf, seberapa lama mereka bermain, bermula dari teknis hingga mungkin berbagi pandangan terkait pembuatan lapangan. Ini semua cukup memungkinkan, mengingat kedua manusia bertemu di sini kemungkinan besar sama-sama berkecukupan.Â
Berselimut atmosfer kemakmuran dari lapangan golf, mereka bisa secara kasual meningkatkan hubungan tulus dan pembicaraan terbuka terkait semua permasalahan dunia. Benar, orang berkecukupan juga mendapatkan masalah.Â
Pendekatan status
Kita semua tahu golf tak bisa dibantah identik dengan kemakmuran, dan sebagian besar entrepreneurs juga melihat hal sama, mereka memandang hal ini sebagai salah satu jalan untuk membangun brand positif.
Selain itu, dikarenakan orang-orang berkecukupan terbiasa dengan golf sebagai alat untuk membangun relasi bersama kolega, maka sebagai entrepreneurs adaptif kita perlu turun langsung memahami olahraga ini.
Benar, kita tidak akan menemukan kelas menengah, atau justru kelas menengah ke bawah memegang tongkat golf, alasan kecil macam ini memperkuat status golf sebagai olahraga milik orang-orang berkecukupan.
Bagaimanapun, ketika kita sendiri telah masuk ke dalam kategori orang-orang berkecukupan, bukan tidak mungkin hobi kita akan berubah, atau justru hobi dari penerus kita sebagai anak dari orang berkecukupan akan tertarik ke sini.Â
Tentu, tidak ada masalah terkait hal ini, permasalahan akan bermula ketika kita sendiri bersikap tertutup, tidak mencoba belajar terkait hal-baru. Terakhir, harus diingat kalau entrepenreur tidak akan pernah memikirkan hal-hal merugikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H