Kita semua tahu setiap manusia bisa berbagi kesenangan sama, dan sebagian besar manusia dengan hobi sama cenderung lebih muda berbaur. Mereka menemukan kesenangan sama, atau bisa dibilang mendapatkan satu topik obrolan untuk dibicarakan.
Benar, seperti kata orang tua dulu, hubungan bermula dari satu topik, ketika keran "obrolan" terbuka akan mudah saja mengobrol tentang semua hal.Â
Dari sini sesama entrepreneurs bisa berbagi terkait golf, seberapa lama mereka bermain, bermula dari teknis hingga mungkin berbagi pandangan terkait pembuatan lapangan. Ini semua cukup memungkinkan, mengingat kedua manusia bertemu di sini kemungkinan besar sama-sama berkecukupan.Â
Berselimut atmosfer kemakmuran dari lapangan golf, mereka bisa secara kasual meningkatkan hubungan tulus dan pembicaraan terbuka terkait semua permasalahan dunia. Benar, orang berkecukupan juga mendapatkan masalah.Â
Pendekatan status
Kita semua tahu golf tak bisa dibantah identik dengan kemakmuran, dan sebagian besar entrepreneurs juga melihat hal sama, mereka memandang hal ini sebagai salah satu jalan untuk membangun brand positif.
Selain itu, dikarenakan orang-orang berkecukupan terbiasa dengan golf sebagai alat untuk membangun relasi bersama kolega, maka sebagai entrepreneurs adaptif kita perlu turun langsung memahami olahraga ini.
Benar, kita tidak akan menemukan kelas menengah, atau justru kelas menengah ke bawah memegang tongkat golf, alasan kecil macam ini memperkuat status golf sebagai olahraga milik orang-orang berkecukupan.
Bagaimanapun, ketika kita sendiri telah masuk ke dalam kategori orang-orang berkecukupan, bukan tidak mungkin hobi kita akan berubah, atau justru hobi dari penerus kita sebagai anak dari orang berkecukupan akan tertarik ke sini.Â
Tentu, tidak ada masalah terkait hal ini, permasalahan akan bermula ketika kita sendiri bersikap tertutup, tidak mencoba belajar terkait hal-baru. Terakhir, harus diingat kalau entrepenreur tidak akan pernah memikirkan hal-hal merugikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H