Liverpool, satu dari dua klub berhasil menorehkan poin sempurna dalam tiga pertandingan pembuka liga Inggris, tim ini berada di posisi 2 klasemen, cuma beda produktivitas gol dari Man City. Tentu, semua ini tak lepas dari magis Arne Slot.
Kita semua tahu saat pembukaan musim berjalan "Kopites", penggemar Liverpool tidak diselimuti dengan optimisme setelah era Juergen Klopp. Mereka secara penuh sadar, Slot merupakan manajer terampil, tetapi untuk menggantikan posisi "Kloppo", tak terbantahkan bisa dikatakan pekerjaan mustahil.
Benar, tugas Klopp sebagai pelatih kepala di klub, bukan cuma untuk mengatur ruang ganti, tetapi juga terlibat mengurus transfer pemain akan datang. Sementara, hal ini belum diraih oleh Slot, yang cuma didatangkan untuk mengurus performa pemain.Â
Perbedaan tugas ini bisa dibilang pedang bermata dua, di satu sisi terlibat dalam transfer pemain tak bisa dipungkiri peran krusial, tetapi jelas akan membuang energi sebagai individu, membuat manajer tidak menaruh fokus penuh terhadap teknis di atas lapangan.
Beruntung, seorang Arne Slot ditinggalkan warisan pemain-pemain bertalenta oleh Klopp, bahkan ketika musim lalu jelek, pemain ini bisa bangkit dengan menampilkan permainan apik, menunjukkan "kelas" sebagai pemain Liverpool.Â
Tentu, karena menaruh perhatian penuh akan performa tim, Arne Slot terlihat berhasil memanen benih kemuliaan, "Si Merah" menampilkan permainan gila selama ini, bukan cuma soal poin sempurna, tetapi juga sikap tim dalam menjalankan pertandingan, masih spartan dengan sentuhan hiburan lebih kental.Â
Permainan "Si Merah"
Perbedaan kentara dari Klopp dengan Slot terletak pada formasi, satu dengan (4-3-3), sementara satu lagi menggunakan (4-2-3-1). Benar, tak bisa dibantah beberapa orang mengatakan dua formasi ini secara praktis sama, atau cuma kombinasi permainan di atas lapangan, tidak terlalu krusial.
Bagaimanapun, realitas saat ini, terdapat perbedaan kental dari formasi ini, Klopp memainkan tiga pemain secara padat di tengah, untuk memenangkan semua duel dan menahan serangan dari sisi kreatif tim oposisi.
Sementara, Slot sendiri memainkan permainan lebih fleksibel di mana tiga pemain ini bisa lebih merotasi posisi masing-masing. Mereka bukan cuma mencoba memenangkan semua duel, tetapi juga memberikan daya gedor terhadap lini bertahan tim oposisi.
Lebih jauh lagi, bersama Arne Slot, permainan lini tengah Liverpool lebih kompleks, mereka berubah tipe dari pemain bertahan dan memberikan semua untuk bek sayap dan penyerang menjadi lebih kreatif, terlibat secara aktif melepaskan pertahanan.
Selain itu, peran pemain depan di sini juga lebih longgar, tiga atau empat pemain di depan akan selalu diberikan kebebasan dalam merancang serangan. Bahkan, bisa dikatakan tidak jarang melihat Mohamed Salah, Diogo Jota, dan Luis Diaz bersama-sama di tengah.Â
Dengan permainan semacam ini, Liverpool belum bisa dikatakan tak terkalahkan, para pemain tak bisa dibantah cepat dalam memahami sistem permainan, tetapi kita semua mengerti hari ini masih terlalu dini, tiga pertandingan permulaan belum cukup.
Berlian baru "si Merah"
Beberapa orang mengatakan ini semua baru berjalan tiga pertandingan, tetapi harus diakui Liverpool menampilkan permainan impresif sejauh ini. Mereka berhasil mencatatkan catatan liar, dengan tembakan terbanyak (37), ekspektasi gol tertinggi (5.3), hingga ekspektasi kebobolan terendah (1.0).
Semua ini tak lepas dari peran lini tengah luar biasa "si Merah", terutama peran berlian baru, Ryan Gravenberch. Pemain berkebangsaan Belanda ini sempat dianggap "gagal" musim lalu, dan berhasil menghapus cap tersebut dalam tiga pertandingan permulaan.Â
Gravenberch tak bisa dibantah telah menjadi salah satu pilar utama dalam skema Arne Slot, bukan cuma berhasil mencatatkan permainan tak tergantikan selama ini, dia juga dalang dibalik intensitas tinggi tim yang sempat hilang. Padahal, pemain satu ini sempat dikatakan "pemain malas" musim lalu.
Jamie Carragher,Legenda klub satu ini terkesan dengan penampilan Ryan Gravenberch, bahkan sampai membandingkan dengan legenda Arsenal, Patrick Vieira. Gravenberch yang biasanya bermain lebih menyerang, kini tampil cemerlang sebagai gelandang bertahan di bawah asuhan Arne Slot. Kemampuannya dalam memutus serangan lawan dan duel fisik yang kuat membuatnya menjadi sosok penting di lini tengah "The Reds".
Benar, kebangkitan Gravenberch pun bisa menjadi awal titik balik Liverpool. Meskipun baru awal musim, perkembangan itu terlihat menjanjikan.
Secara keseluruhan, penampilan memukau pemain bongsor 1,9 meter ini tak bisa dipungkiri boleh jadi titik mula kebangkitan Liverpool. Musim ini, dengan permainan macam ini, besar kemungkinan akan bersemi kembali rivalitas "si Merah" dan Man City.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H