Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester Merah, Disintegrasi Selimuti "Teater Mimpi"

2 September 2024   09:28 Diperbarui: 2 September 2024   15:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AP PHOTO/DAVE THOMPSON 

Mancunian, sebutan untuk penggemar Manchester United merupakan salah satu komunitas sepak bola terbesar di Indonesia. Saking besar komunitas satu ini, beberapa orang menaksirkan sekitar 10 persen dari penduduk negeri ini, berarti kalau kita kumpulkan 10 orang dalam satu ruangan, maka 1 di antara mereka tak bisa dibantah "si Setan Merah".

Kabar buruknya, komunitas besar ini tengah merasa buruk saat ini, Manchester United mereka baru mengalami kekalahan buruk 3-0 di "Theater of the Dreams" pada Minggu (01/09/2024), menghadapi rival terdekat, Liverpool. 

Mohamed Salah, bintang besar "si Merah" tak bisa dibantah kembali menjadi mimpi buruk Manchester Merah. Melalui kemampuan individu dari pemain satu ini tiga angka tersebut tercipta, gol dan assist tercatat sempurna di papan skor.

Dua gol pertama dicetuskan karena blunder dari Casemiro, kehilangan bola, dengan cepat bola mengarah ke Mohamed Salah, lantas diantarkan langsung, dan dengan sempurna diselesaikan oleh Luis Diaz.

Benar, salah satu gelandang terbaik dekade ini membuat kesalahan fatal dalam pertandingan besar semacam ini.

Setelah dua kesalahan krusial "Mancunian" meneriakkan "boo" setiap bola berada di kaki Casemiro, pemain veteran ini terlihat kehilangan fokus menjalani sisa pertandingan. Alhasil, manajer United Erik ten Hag menggantikan pemain satu ini dengan gelandang muda, Toby Collyer. 

Gol pamungkas tak jauh beda, kali ini giliran Kobbie Mainoo blunder, kehilangan bola, dengan cepat mengarah ke Szoboszlai, lantas diantarkan menuju Mohamed Salah, dengan gerakan praktis, terlihat mudah bola membobol gawang Andre Onana.

Dengan catatan ini, Mohamed Salah praktis telah menjadi "mimpi buruk" Manchester United dalam 10 pertandingan belakangan, minimal satu gol setiap pertandingan. 

Pemain asal Mesir ini sudah mencatatkan 10 gol di Old Trafford sejak Januari 2021. Jumlah golnya dalam periode itu di "Teater Impian" cuma kalah dari pemain tuan rumah, yaitu Marcus Rashford (31 gol), Bruno Fernandes (29), Cristiano Ronaldo (17), dan Scott McTominay (13). Belum ada pemain "si Merah" mencatatkan catatan impresif semacam ini sebelum Salah.

Di lain sisi, setelah "bencana" ini, Manchester United harus diakui solid sebagai tim, baik kapten Bruno Fernandes, atau pelatih kepala EtH, tidak ada satu dari mereka menunjukkan kesalahan kepada individu tertentu. 

Meskipun, tak terbantahkan terlampau banyak kesalahan telah dibuat oleh pasukan "Setan Merah", ini bukan cuma blunder dari individu tertentu, tetapi juga kesalahan tiap pemain dalam menjalankan tugas.

AP PHOTO/DAVE THOMPSON 
AP PHOTO/DAVE THOMPSON 

Disintegrasi dalam "Teater Mimpi"

Pertandingan dimulai dengan ancur oleh Manchester Merah, mereka secara mutlak didorong tim tamu untuk bermain pragmatis, tekanan keras dari pemain-pemain di atas lapangan. Meski, skema ini sempat terjual dengan baik, tetapi lambat laun kalah dengan intensitas deras "si Merah".

Manchester United sempat meraih beberapa peluang terbuka sebelum gol dari tim tamu, terutama Bruno Fernandes, kapten utama tim gagal baik dalam mengonversi peluang menjadi gol, atau membuat umpan ciamik di sepertiga akhir. Bukan seperti Maestro yang kita kenal.

Selain itu, di posisi paling depan, Joshua Zirkzee tampil buruk sepanjang pertandingan. Striker berkebangsaan Belanda ini tak bisa dipungkiri memperlihatkan kebingungan dalam memainkan rencana EtH, terlalu sering ke dalam hingga gagal ditemukan oleh rekan setim dalam melancarkan serangan.

Lebih parah, hal ini dialami oleh Marcus Rashford, terlihat tidak memahami arti bermain sebagai pemain "Manchester United". Bukan cuma malas dalam menekan, tetapi juga tidak menampilkan nilai tambah dalam lini serang, terlalu sering hilang bola. Dan, pemain satu ini tidak digantikan selama 90 menit penuh.

Lini tengah kita semua tak bisa dibantah telah melihat terang, baik Casemiro atau Kobbie Mainoo bermain buruk dengan blunder masing-masing. Mereka bukan cuma gagal mengalirkan bola, tetapi juga terlihat tidak memberikan perhatian penuh terhadap situasi di atas lapangan. 

Lebih jauh lagi, gelandang muda menggantikan Casemiro pada paruh kedua, Toby Collyer, satu pemain dikatakan oleh EtH sebagai "the next Frenkie de Jong", tidak menampilkan permainan memuaskan, justru jauh dari harapan. Meski, harus diakui terasa tidak adil untuk menaruh beban terlalu besar kepada talenta muda ini. 

Lini pertahanan, cuma satu nama tampil solid dalam barisan, Matthias de Ligt, mantan bek Ajax Amsterdam ini tak bisa dipungkiri telah menampilkan permainan memuaskan, berkali-kali menang duel krusial dalam sepertiga pertama.

Setelah semua, perasaan buruk dialami "Mancunian" bisa dipahami, mengingat tim ini memang tidak menampilkan permainan baik, sangat buruk harus dikatakan. Dengan hasil pertandingan besar, juga disintegrasi macam ini sulit dirasa melihat EtH masih di kursi jabatan hingga dua bulan ke depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun