Bukan tim papan atas Arsenal, juga bukan tim langganan juara Manchester City, Brighton and Hove Albion tak bisa dipungkiri telah menjadi salah satu ujian tersulit untuk "Setan Merah". Bahkan, melihat dari statistik, Manchester United kalah 6 kali dari 14 pertemuan atau kira-kira 42,9 persen, termasuk tiga kalah dalam empat perjumpaan terakhir.
Jumlah presentase ini tak bisa dipungkiri lebih tinggi ketimbang catatan Man United kontra Man City (37 persen), juga menghadapi Arsenal (31,3 persen).
Semua hembusan angin Brighton ini diperkuat dengan penampilan memuaskan bersama manajer baru, Fabian Huerzeler. Benar, "si Burung Camar" menjadi satu tim berbeda musim ini, jauh lebih mengerikan, dengan transisi dan permainan kombinasi mereka.Â
Baca juga: Terbang Tinggi Talenta Muda City
Meskipun, tak bisa dibantah secara kualitas Man United tetap sah untuk dikatakan lebih unggul, terlebih tim ini terlihat merasa lebih "aman" bermain dengan bola sekarang. Karena hal ini, bukan satu hal aneh Man United akan lebih menguasai bola.
Sebelum pertandingan
Kita semua tahu berlandaskan semua statistik, Brighton akan meneror Man United di Stadion Amex, pada Sabtu (23/8/2024) malam WIB. Mereka menantang "Setan Merah" setelah menang total 3-0 di kandang Everton pada laga pembuka liga Inggris.Â
Lebih jauh lagi, tim ini tak bisa dipungkiri bermain lebih menarik, mereka masih mengutamakan penguasaan bola, tetapi lebih berfokus dengan eksekusi akhir. Karena hal ini, mereka bisa memborong tiga gol di pertandingan sebelum ini.Â
Baca juga: Tertatih-tatih Man CityTerlebih, kontra Man United ini, Huerzeler telah memutuskan untuk menurunkan kuartet lini serang sama, dengan Mitoma, Joao Pedro, Danny Welbeck, dan bintang baru mereka, Yakuba Minteh.Â
Sementara, Man United di era ten Hag ini, tak bisa dipungkiri salah satu tim terburuk dalam transisi, terutama lini pertahanan. Musim lalu, mereka bahkan tidak mengerti cara menempatkan pemain di atas lapangan, terlalu sering salah posisi dalam menghadapi transisi, sehingga tercipta di sana angka 50 gol lebih tersarang dalam gawang Onana. Â Â
Baca juga: Jungkat-Jungkit Nasib Manchester UnitedMeski demikian, pertahanan Man United telah mengalami perbaikan, mereka mendapat tambahan kekuatan di sisi kanan dengan kehadiran Noussair Mazraoui di sana. Mereka terlihat sedikit jarang sering mengalami masalah dalam transisi.
Benar, ten Hag juga melihat hal ini, manajer asal Belanda ini kembali memasang Mazraoui di sana. Meski, terlihat ada perbedaan dalam lini pertahanan laga pertama dengan pertandingan kali ini, tetapi mantan pemain Ajax ini tampak telah memenangkan satu tempat dalam kesebelasan utama.
Jalan pertandingan
Permainan kedua tim berjalan membosankan selama paruh pertama, bukan karena kedua tim gagal memberikan sajian umpan akurat, tetapi kreatifitas dari lini tengah mereka terlalu kering dalam pertandingan kali ini.
Terlebih, dari sisi Brighton, bermain di kandang dengan statistik lebih baik, juga prospek permainan lebih jelas, tim ini gagal mencetak satu peluang terbuka selama 30 menit pertama. Meski, mereka berhasil mencatatkan angka pada menit 32'.
Melalui umpan jauh dari Joao Pedro di sisi kanan jauh, bola tak dapat diterima depan gawang, menuju Mitoma dari tiang jauh dalam kotak penalti. Kaoru Mitoma, dengan kematangan dan kualitas, mengolah bola sebelum dengan tenang mengirim ke Danny Welbeck tanpa penjagaan, berhasil tap-in depan gawang.
Benar, cuma ini satu momen menentukan selama babak kesatu, dua tim ini bisa dikatakan gagal menampilkan permainan sepak bola level tertinggi, terutama soal penciptaan peluang.
Brighton terlihat jelas berusaha menampilkan permainan lebih baik pada paruh kedua, mereka bukan cuma bermain lebih intens, tetapi juga berkali-kali memainkan permainan mengagumkan dalam pertahanan tim tamu.
Menit 59', melalui permainan dari Mazrouei di sisi kanan, bola dimainkan oleh Amad Diallo, memotong ke kiri sebelum mencetuskan tendangan mendatar, sempat membentur van Hecke sebelum masuk dalam gawang [1-1].
24 jam sebelum pertandingan, Amad Diallo kehilangan istri ayahnya, seseorang yang sudah dianggap sebagai ibu. Namun, secara pribadi mengatakan tersedia dalam pertandingan ini dan ingin bermain kepada ten Hag, gol ini didedikasikan untuk beliau.
Permainan mulai mengarah ke Man United pada momen ini, mereka beberapa kali berhasil menciptakan peluang, bahkan memasukkan bola ke dalam gawang. Meski, tak bisa dipungkiri tidak mengubah skor, semenjak Joshua Zirkzee mengenai bola sebelum tendangan Garnacho melalui garis batas gol.
Bencana terjadi, menit 90+5' melalui permainan memukau Adingra dari sisi kanan, terus menekan lini pertahanan dalam kotak terlarang sebelum berhasil mengirim umpan cantik dan berhasil ditanduk sempurna oleh Joao Pedro [2-1].
Benar, pemain macam ini bisa dikatakan "game changer", Â masuk pada menit 90' dan berhasil memberikan kontribusi instan melalui permainan ciamik sebelum pertandingan berakhir. Dengan ini, kekalahan pertama Man United musim ini terjadi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H