Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jungkat-Jungkit Nasib Manchester United

6 Agustus 2024   08:22 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:54 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tahu penggemar Manchester United baru bisa mengambil nafas lega setelah INEOS mengakuisisi sebagian saham klub. Lantas, mereka bertanggung jawab atas segala urusan terkait olahraga. 

Terlebih, setelah semua kejadian beberapa pekan belakangan, setelah bursa transfer dibuka, Manchester United langsung memainkan suatu permainan indah, bukan cuma kecepatan dalam bergerak, tetapi juga ketepatan. Sudah enggak terjadi lagi pemain dibeli dengan harga terlalu tinggi.

Meski, tak bisa dipungkiri 62 juta poundsterling bukan harga murah untuk ukuran bek tengah muda dari, tetapi Leny Yoro bisa tak bisa dipungkiri cukup spesial, satu dari target transfer pemain Real Madrid musim ini. Terlepas dari nasib buruk cedera dialami kemarin.

Benar, bek tengah berkebangsaan Perancis ini harus menepi dikarenakan cedera setelah baru tampil dua kali dalam laga pramusim, bukan salah Leny Yoro, tetapi tim medis klub tampak perlu diganti. 

Selain mereka telah mengizinkan pemain dalam keadaan setengah fit bermain, tim medis ini juga bisa dikatakan bertanggung jawab atas badai cedera musim lalu. 

Berlandaskan hal ini, kita bisa meringkas kebenaran terkait "jungkat jungkit nasib Manchester United". Meski, tak bisa dipungkiri masih ada sejumlah detail dibalik semua ini, dengan senang kita akan membahas di sini.

Kebimbangan dalam pasukan

Tak terbantahkan Manchester United tengah mengalami kebimbangan terkait komposisi tim, masih terlalu tipis, dan kurang memuaskan. Bahkan, beberapa posisi bisa dibilang tidak berada atau tidak akan berada di level tertinggi.

Selain itu, deportasi pemain-pemain ini juga dianggap sulit dimungkinkan, selain karena tidak menarik perhatian klub lain, mereka juga enggan hengkang dengan penghasilan lebih kecil ketimbang bermain untuk Manchester United.

Benar, masalah selama setengah dekade terakhir ini masih menggerogoti klub. Manajemen belum menemukan solusi terkait hal ini, kalau pun sudah masih akan menunggu dua atau tiga musim lagi untuk bisa dinikmati.

Meski demikian, bersama dengan kecerdasan INEOS, klub telah berhasil menggaet beberapa pemain seperti; Leny Yoro, Joshua Zirkzee, hingga Cido Obi Martin. Mereka semua memang masih muda, tetapi tak bisa dipungkiri bervaluasi cukup tinggi.

Selain itu, Manchester United, bersama dengan tim INEOS, klub masih mengincar dua pemain bertahan dari Bayern Munchen, Matthias de Ligt dan Noussair Mazroui. Mereka berdua tengah berada dalam tahap negosiasi bersama klub.

Kehadiran dua pemain semacam mereka tak bisa dibantah dibutuhkan, untuk mempertebal komposisi tim, juga meningkatkan level permainan. 

Matthias de Ligt bersama dengan Lisandro Martinez akan membuka kekuatan baru dalam pertahanan Manchester United, akan meningkatkan level persaingan lini pertahanan tim.

Meski, tak bisa dipungkiri kerentanan cedera Lisandro Martinez masih menjadi kebimbangan, bek tengah didatangkan dua musim lalu ini sempat tampil luar biasa di musim pertama, tetapi menghilang karena cedera pada musim lalu. 

Lantas, baru bermain apik pada musim panas ini dengan berhasil mengantarkan Argentina sebagai juara Copa Amerika, bek tengah berusia 25 tahun ini tampil solid dengan bermain dari menit pertama pada tiap pertandingan sepanjang turnamen.

Sementara, di lain sisi kehadiran Noussair Mazraoui ini tak bisa dipungkiri akan mengeliminasi salah satu dari Aaron wan Bissaka atau Diogo Dalot. Erik ten Hag akan mengalami krisis di posisi lain andai memaksakan tiga pemain ini dalam tim.

Lebih jauh lagi, Aaron wan Bissaka, bek kanan bertahan terbaik di liga Inggris ini kemungkinan besar akan hengkang. Terlebih, dengan sikap ten Hag musim lalu, cukup jelas mantan manajer FC Utrecht ini lebih memprioritaskan Diogo Dalot dalam tim. 

Meski, tak bisa dipungkiri cara bermain dengan versetailiti permainan, antara Noussair Mazroui dan Diogo Dalot agak mirip, tetapi boleh jadi memang tipe pemain semacam ini disenangi oleh ten Hag, dengan permainan dinamis, minim bertahan dan memaksimalkan semua serangan dari setiap lini.

Bagaimanapun, pemilihan komposisi semacam ini bukan tanpa pertaruhan, Noussair Mazraoui tak bisa dipungkiri bukan tipe pemain bisa bermain penuh selama semusim, mantan pemain Ajax Amsterdam ini kerap mengalami cedera.

Bukan berarti Mazroui akan sering cedera bersama Manchester United, tetapi kita semua mengerti intensitas liga Inggris jauh lebih tinggi ketimbang liga Jerman maupun Belanda. Terlebih, tim-tim liga Inggris ini menuntut jumlah pertandingan lebih banyak.

Setelah semua, permasalahan utama Manchester United tak bisa dibantah adalah cedera, pergantian tim medis bisa menjadi solusi, tetapi hal ini juga harus diiringi dengan riset mendalam. Sebab, tim medis sekarang juga hasil dari pergantian tim medis yang dulu dianggap gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun