Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Koneksi Espana Barcelona, Membangun atau Meruntuhkan?

21 Juli 2024   09:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:12 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/ANGELOS TZORTZINIS 

Kita semua tahu setelah gelaran Piala Eropa 2024, terlebih keberhasilan La Roja dalam menjuarai turnamen terbesar di benua Biru ini. Bersamaan dengan semua kemulian, muncul rumor terkait beberapa pemain dari sana menuju FC Barcelona.

Fenomena ini secara sekilas tidak ganjil, ketika pemain bola tampil apik dalam turnamen besar, sudah menjadi satu hal lumrah mereka diincar oleh klub besar. Namun, cuma setelah turnamen besar ini, pemain top secara lenggang terbuka cuma menuju Barcelona.

Nico Williams, Dani Olmo, dan Alex Grimaldo, mereka bertiga bisa dibilang cukup terbuka bermain untuk Barcelona, tetapi tidak untuk klub lain. Pertama, karena tak bisa dibantah mereka tak perlu adaptasi bermain di sana, semua hal teknis di luar lapangan bisa teratasi dengan mudah. Kedua, rekan setim di tim nasional juga mendorong manajemen klub untuk mendatangkan mereka. 

Tentu, hal ini bukan berarti klub lain mustahil menikung, Manchester City misal, mereka dikabarkan mengincar Dani Olmo, tetapi kita semua tahu Olmo adalah lulusan La Masia, akademi Barca. Tak terbantahkan dengan situasi Barca sekarang, kalau klub memanggil, Olmo akan segera datang.

Memang semacam ini semangat akademi, loyalitas bisa dibilang selalu berada di atas semua. Bahkan, hingga sekarang, pemain seperti Ansu Fati misal, masih bekerja keras memperjuangkan tempat di klub. Meski, tak bisa dipungkiri akan jauh lebih dihargai dari luar, tetapi sikap diam Ansu hari ini bisa dibilang sederhana dan patut diapresiasi.

Koneksi Espana hari ini

Kita semua tahu Barcelona bisa dibilang salah satu klub dengan pemain tim Spanyol terbanyak, baik dari tim utama atau tim kategori usia. Kita semua bisa mengenal Pedri, Gavi, Lamine Yamal, hingga Pau Cubarsi. Semua mengerti cara menyelesaikan pekerjaan mereka. 

Sebagian besar dari mereka berasal dari La Masia, satu lagi cuma mengenal filosofi klub. Terlepas dari mereka bertiga juga masih ada beberapa pemain mungkin kembali ke tim nasional, pemain seperti Ansu Fati atau Alejandro Balde tak bisa dipungkiri cukup dinantikan kembali menuju performa terbaik. 

Tentu, dengan semua pengaruh kental tim Spanyol dalam klub tak terbantahkan akan memudahkan pemain lokal bertahan di sini, terlebih pemain Barca sendiri sangat terbuka menerima pemain dari tim Spanyol.

Lamine Yamal sebelum final Piala Eropa kemarin, Ia mengutarakan hasrat untuk bermain bersama Nico Williams di Barcelona. Pemain 17 tahun ini memiliki keyakinan bisa meraih semua gelar bersama-sama.

Meskipun, tak bisa dibantah hal ini kerap menjadi perdebatan dalam meja manajemen. Mereka tak bisa dibantah lebih mengerti keterbatasan klub ketimbang Lamine Yamal, karena hal ini permasalahan transfer masih menjadi perdebatan.

AFP/LLUIS GENE 
AFP/LLUIS GENE 

Manajemen kurang sehat

Beberapa bulan lalu kita semua tahu manajemen Barca sepakat menggandeng Hansi Flick, mereka berkomitmen memberikan kepercayaan penuh kepada pelatih asal Jerman ini. Terlebih, Joan Laporta, politikus satu ini tak bisa dipungkiri salah satu paling sering memuji Hansi Flick.

Bagaimanapun, situasi ini tidak bertahan lama, musim baru belum berjalan, tetapi telah terjadi perbedaan pandangan dari dua belah pihak. Benar, perbedaan pendapat adalah hal lumrah, tetapi bagaimana kalau Joan Laporta seperti beberapa musim sebelum ini, selalu mengedepankan ego dirinya.

Tentu, hal semacam ini merugikan pelatih kepala, contoh paling baru kita bisa melihat kasus Vitor Roque. Dewan klub dan manajemen sepakat mengincar Endrick, bahkan Xavi beberapa kali sempat melontarkan pujian terkait salah satu talenta dari negeri Samba ini.

Namun, kita semua tahu Endrick gagal didatangkan, bukan berhenti keluar dari pencarian, dewan klub justru mendatangkan Vitor Roque, rival Endrick di Brasil. Kedatangan pemain semacam Vitor Roque ini tak bisa dipungkiri kesalahan dari dewan klub.

Bukan salah Xavi tidak bisa memasukkan Vitor Roque dalam skema permainan, juga bukan kesalahan dari talenta Brasil ini menerima lamaran Barcelona. Hal semacam ini akan lebih baik untuk tak pernah terjadi lagi, meski besar kemungkinan akan terulang.

Menengok situasi hari ini, manajemen klub menginginkan sosok Dani Olmo dalam skema permainan, Hansi Flick ingin memasukkan bintang Piala Eropa ini sebagai mesin dalam menggeber dinamika lini tengah tim. 

Namun, dewan klub berpandangan lain, Joan Laporta lebih berhasrat mendatangkan Nico Williams, sahabat baik Lamine Yamal dari Athletic Bilbao. Nico Williams jelas tak bisa dibandingkan dengan Vitor Roque, pemain 22 tahun ini berada di level berbeda. 

Bagaimanapun, untuk urusan ini, dewan klub tetap harus mendengarkan manajemen, Laporta harus bisa menurunkan ego demi keberlanjutan institusi ini. Terlebih, dengan situasi finansial seperti sekarang.

Memang benar Barcelona baru meneken kontrak dengan nilai fantastis bersama Nike, tetapi sulit mengatakan dewan klub akan mempertaruhkan semua dalam jendela musim panas ini. Terlebih, sudah muncul perbedaan pendapat dengan manajemen.

Setelah semua, baik manajemen atau dewan klub diisi oleh orang dewasa dan berpengalaman, mereka jelas harus lebih mengerti cara menyelesaikan masalah ini. Terlebih, semua pihak menyimpan satu niat baik sama untuk Barcelona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun