Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gareth Southgate Mengundurkan Diri, Menanti Era Baru "The Three Lions"!

17 Juli 2024   08:49 Diperbarui: 17 Juli 2024   09:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SELASA--LONDON, setelah kegagalan the Three Lions dalam laga pamungkas Pesta Bola Eropa, Gareth Southgate memutuskan meninggalkan kursi kepelatihan, semua perdebatan telah selesai. Sekarang, sebagai penggemar bola kita cuma perlu menunggu langkah lanjutan dari tim Inggris.

Lebih jauh lagi, hal ini memang telah menjadi perdebatan dalam sebulan belakangan, tim Inggris bisa dibilang tampil kurang memuaskan, tetapi berhasil sampai final. Karena hal ini, sempat dikabarkan terdapat isu perpanjangan kontrak, tetapi Gareth Southgate terlihat sudah muak dengan semua dan memilih mengundurkan diri.

"As a proud Englishman, it has been the honor of my life to play for England and to manage England. It has meant everything to me, and I have given it my all. But, it's time for change, and for a new chapter. I'm leaving my role".

Perpisahan mengharukan, mengingat tujuh tahun tak terbantahkan bukan periode singkat, Gareth Southgate juga manajer terlama tim Inggris sejak 1980. Sebagian dari penggemar bola boleh jadi tidak senang dengan pendekatan permainan beliau, tetapi harus diakui Southgate bisa mengantarkan hasil apik selama ini. 

Pendekatan Gareth Southgate

Kita semua tahu satu hal terpenting dari permainan Southgate adalah hasil, beliau mengerti semua akan ditinggalkan oleh ingatan, tetapi tidak dengan hasil pertandingan. Bukan ideologi paling benar, tetapi ini merupakan jalan ditempuh manajer berusia 53 tahun ini.

Meskipun, tak bisa dipungkiri pada pertandingan babak Grup kemarin Southgate sempat mengubah skema permainan, tetapi pendekatan dalam bermain tetap sama, minim mengambil resiko, dan terlalu sering mengandalkan kemampuan individu para pemain.

Baca juga: Menerka "Vinni

Sebagian besar penganut sepak bola menghibur tak bisa dibantah kurang suka, atau bahkan membenci pendekatan macam ini. Namun, sebagai penggemar tim Inggris, mereka tidak memiliki pilihan selain tetap mendukung keberlanjutan tim ini.

Terlepas dari semua, Gareth Southgate tetap berhasil mengantarkan hasil memuaskan, dua kali tembus final, dan satu kali final dalam tiga major tournament belakangan. Menurut statistik ini, tak bisa dipungkiri manajer tim Inggris ini tak terbantahkan. 

Benar, mungkin tim Inggris gagal juara dalam semua kesempatan ini, tetapi kita semua tahu bukan hal mudah mengantarkan tim juara. Terlebih, the Three Lions sudah lama sekali gagal juara, terakhir kali mengangkat trofi pada Piala Dunia 1966. 

Setelah semua, Gareth Southgate tetap turun dalam sejarah tim Inggris sebagai salah satu manajer paling berhasil. Meski, sebagian besar dari penggemar bola lain tidak sepakat, hal ini cukup tak terbantahkan, mengingat memang terdapat peningkatan cukup drastis diberikan oleh Gareth Southgate.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun