DSSELDORF, MINGGU --- Gareth Southgate memberikan kejutan ketika bola pertama ditendang, "the Three Lions" tampil dengan formasi 3-4-2-1. Â Benar, ini bukan formasi baru, sama seperti formasi tim Inggris dalam beberapa turnamen sebelum ini.
Setelah semua permainan medioker sejak pertandingan pertama, juga diiringi hujan kritikan dari berbagai pihak. Akhirnya, tim ini menunjukkan sesuatu baru, minimal keinginan untuk berubah menjadi lebih baik.
Meskipun, tak bisa dipungkiri kesebelasan utama diturunkan oleh Southgate tetap sama, manajer 53 tahun ini praktis cuma memasukkan Erzie Konsa, satu nama pemain baru dalam kesebelasan utama. Ini juga karena Marc Guehi terkena akumulasi kartu kuning.Â
Di lain sisi, Swiss tidak menampilkan perubahan dari kesebelasan utama, dan mereka memang tidak memerlukan hal ini. La Nati tak bisa dipungkiri sudah bermain terlalu apik sejauh ini, tim ini memainkan pertandingan melebihi kualitas di atas kertas.
Meskipun, kita semua di akhir tim ini tetap kalah menghadapi anak asuh Gareth Southgate, tetapi sebagai penggemar bola baik, kita perlu menengok detail lebih teliti. Benarkah, kuda hitam andalan kita ini pantas kalah?Â
Bagaimana pertandingan berjalan.Â
Babak pertama dimulai hingga berakhir, secara jujur harus dikatakan kedua tim tidak pantas bermain di partai sebesar ini. Mereka berdua bermain tepat di perempat final, pesta bola Eropa. Tentu, kita mengharapkan lebih, bukan cuma dua tim berlomba memainkan sepak bola bertahan tanpa hasrat mencetak angka. Benar, kedua tim ini bermain separah ini.Â
Terlebih, tim Inggris, anak asuh Gareth Southgate memainkan permainan pengantar tidur, tidak terlihat intensi mencetak gol di sana. Bahkan, mereka sempat mengambil tendangan sudut cuma untuk kembali diberikan ke kiper, jumlah umpan ke belakang sungguhan terlampau tinggi pada momen ini.Â
Benar, formasi tim ini boleh berubah, tetapi permainan secara realitas justru menunjukkan peningkatan untuk urusan membosankan penonton. "Permainan Nakal" semacam ini, mengumpan bola ke belakang sepanjang pertandingan, mungkin cuma Gareth Southgate seorang bisa mengerti.Â
Di lain sisi, tim Swiss bukan tidak mau memberikan ancaman, tetapi kualitas pemain sedang tidak berjalan, bahkan umpan pendek terasa sulit untuk dilakukan. Meskipun, harus diakui duet Granit Xhaka dan Remo Freuler masih tampil luar biasa dalam mengontrol lini tengah.
Masalah di sini terletak pada lini serang, mereka memang menguasai bola dengan lancar dari belakang ke tengah, tetapi ketika bola sampai ke depan semua suplai ini hilang. Terlebih, ketika mengumpan ke Breel Embolo, bomber kita ini mencatatkan bola direbut tertinggi (7) sepanjang pertandingan.Â
Paruh kedua dimulai dengan permainan lebih baik dari kedua tim, terutama Swiss, pasukan Murat Yakin mulai bermain secara aktif mengancam pertahan, permainan umpan menusuk terlihat kembali lagi. Tentu, beberapa peluang tercipta di sini, tim ini mutlak lebih unggul ketimbang "the Three Lions" pada momen ini.Â
Menit 75', semua usaha tidak sia-sia. La Nati melalui Schar berhasil membelah lini pertahanan dengan umpan terobosan cerdas dan tersembunyi ke Vargas. Dengan cepat Vargas mengirimkan umpan silang mendatar ke kotak penalti enam yard, yang kemudian di flick oleh Stones.Â
Bola liar tersebut jatuh tepat di depan Embolo di tiang jauh! Meski tidak dalam posisi seimbang, Embolo berhasil sedikit mengarahkan bola dan mendorong melewati Pickford yang tak bisa berbuat banyak, salah satu pemain terburuk di atas lapangan justru mengubah dinamika permainan!
Menit 80', sekali serang berbuah manis. "The Three Lions" membalas! 1-1! Saka menerima umpan Rice dari sayap kanan sebelum menusuk ke dalam melewati Aebischer dan Zuber. Dengan ruang yang cukup, pemain Arsenal ini melepaskan tembakan mendatar dengan akurasi luar biasa, bola sepakannya membentur tiang jauh dan masuk ke gawang!
Dengan kecepatan semacam ini, tim Inggris mulai menguasai permainan, mereka mulai menunjukkan kemampuan dalam menciptakan peluang. Terlebih, dengan tiga pergantian sebelum tercetus gol balasan, tim ini memang dimaksudkan untuk mencetak gol.
Bagaimanapun, tim Inggris tetap menghadapi Yann Sommer, penjaga gawang Inter Milan ini tak terbantahkan salah satu kiper paling solid, percobaan setengah peluang tak bisa dibantah akan dengan mudah dihentikan olehnya.Â
Babak perpanjangan juga tak menghasilkan apa-apa, perpanjangan pertama masih dikuasai Inggris, sementara yang kedua dikontrol Swiss. Namun, sungguhan tidak terjadi hal menarik pada momen ini, kedua tim terlihat jelas kehabisan energi.Â
Penendang pertama, Cole Palmer dingin sekali berhasil mengecoh Yann Sommer, bola menerobos tenang ke dalam gawang.
Manuel Akanji, tendangannya berhasil diblok oleh Pickford, jatuh ke arah yang tepat dan menggagalkan bola masuk ke dalam gawang.
Penendang kedua, Bellingham mengantarkan Inggris unggul dua penalti! Ia dengan tenang mengeksekusi penalti dengan sepakan datar ke sudut bawah gawang, dan Sommer kembali salah menebak arah tendangan!
Fabian Schar memperkecil ketertinggalan Swiss. Ia menggunakan strategi yang persis sama seperti Bellingham, bola tenang masuk ke dalam gawang.
Penendang ketiga, Saka menebus kegagalan dalam eksekusi penalti final Euro 2020 melawan Italia! Dengan tenang, ia berjalan ke titik penalti dan mengambil ancang-ancang cukup lama. Tendangannya terarah ke sisi kanan gawang, sempat membentur jaring samping masuk ke gawang Sommer. Tendangan sempurna!
Shaqiri menunjukkan pengalaman fantastis, berhasil ditebak, tetapi bola tetap terarah masuk ke dalam gawang. Pickford sama sekali tidak memiliki kesempatan menepis bola.
Penendang keempat, Diturunkan sebagian besar untuk menghadapi situasi adu penalti, penyerang Brentford ini tidak membuang kesempatan! Ia melepaskan tendangan penalti luar biasa akurat, tepat di luar jangkauan Sommer!
Hamdouni menjaga harapan Swiss tetap hidup dalam adu penalti dengan eksekusi cukup apik! Ia memaksa Pickford bergerak terlalu cepat, sebelum akhirnya menceploskan bola tepat ke tengah gawang!
ALEXANDER-ARNOLD MENGANTARKAN INGGRIS MENUJU SEMIFINAL! Bek kanan Liverpool tersebut melepaskan tendangan penalti dengan sepakan melengkung tinggi ke sudut atas gawang, membuat Sommer tidak berdaya meskipun ia jatuh ke arah yang tepat! Inggris menang 5-3 melalui adu penalti!
Setelah semua, kegagalan La Nati memang mengecewakan, bukan cuma permainan, tetapi kebersamaan mereka juga tak tergantikan. Meskipun, tak terbantahkan keberadaan tim Inggris akan meramaikan euforia semifinal. Lantas, kita semua juga akan mengerti seberapa jauh "permainan nakal" ini akan bertahan?
Kesebelasan utama
ENGLAND XI (3-4-2-1):Â Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Ezri Konsa; Kieran Trippier, Kobbie Mainoo, Declan Rice, Bukayo Saka; Jude Bellingham, Phil Foden; Harry Kane.
SWITZERLAND XI (3-4-2-1): Yann Sommer; Fabian Schar, Manuel Akanji, Ricardo Rodriguez; Dan Ndoye, Remo Freuler, Granit Xhaka, Michel Aebischer; Fabian Rieder, Ruben Vargas; Breel Embolo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H