Dsseldorf, Sabtu -- kurang dari 24 jam menuju perempat final antara Inggris kontra Swiss di Dusseldorf Arena, Sabtu (06/07/2024). Pertandingan hidup dan mati kedua tim karena salah satu dari mereka akan dicukupkan di sini.Â
Selain itu, pertandingan semacam ini juga tak bisa dipungkiri tengah menjadi topik utama untuk kedua negara, mengingat mereka berdua memeluk erat sepakbola sebagai olahraga paling diminati. Artikel utama terkait pertandingan ini beredar di seluruh penjuru negeri.
Pesta Bola Eropa 2024, tim Inggris tak bisa dipungkiri menjadi salah satu tim paling difavoritkan, minimal menurut Opta sebelum satu bola ditendang. Menurut prediksi ini, peluang "the Three Lions" mencapai 48,2 persen ke semifinal, 31,1 persen ke final, dan juara 19,9 persen.
Meskipun, tak bisa dibantah anak asuh Gareth Southgate tidak menampilkan kebenaran akan prediksi tersebut, mereka lebih sering kurang memuaskan sepanjang turnamen. Terlebih pertandingan kemarin, kontra tim Slovakia, beruntung Jude Bellingham berhasil mencetak gol akrobatik di menit akhir sebelum pertandingan berakhir (menit 90+5').
Di lain sisi, La Nati berhasil mengeliminasi juara bertahan Italia dengan skor 2-0 Â di perdelapan final. Mereka bukan cuma memenangkan pertandingan, tetapi juga menunjukkan kebersamaan, satu hal yang tak pernah diraih oleh Harry Kane dkk.
Selain itu, tim Swiss bisa dibilang tampil memuaskan dari babak Grup kemarin, mereka tidak terkalahkan, bahkan berhasil menahan imbang tuan rumah Jerman. Secara hasil memang tidak beda jauh dengan "the Three Lions", tetapi kita semua tahu ekspektasi media dunia sangat berbeda untuk dua tim ini.Â
Benar, tim Swiss tak terbantahkan akan bermain dengan rasa lebih aman, tampil sebagai "underdog" dan tanpa tekanan. Tentu, hal ini bisa menjadi salah satu faktor besar dalam memenangkan pertandingan.Â
Inggris yang menggubris
Kita semua tahu "the Three Lions" tak akan mengubah pendekatan dalam permainan, mereka akan tetap bertahan dengan formasi 4-2-3-1. Memang benar skema ini jarang berjalan, tetapi dilihat dari pilihan pemain bisa dibilang cuma permainan semacam ini bisa diterapkan oleh tim Inggris milik Gareth Southgate.
Kuartet di depan Jordan Pickford juga tampak tidak akan banyak berubah, dari kiri kita akan menonton Krien Trippier, John Stones, Konsa, dan Kyle Walker dalam satu satu garis pertahanan. Benar, Marc Guehi terpaksa tidak bisa tampil setelah kartu kuning pada pertandingan kontra Slowakia kemarin.Â
Menuju lini tengah, tim Inggris terlihat mulai mendapatkan trio andalan mereka, kebersamaan antara Declan Rice, Jude Bellingham, dan Kobbie Mainoo tak terbantahkan menampilkan permainan lebih baik ketimbang Conor Gallagher atau Trent Alexander-arnold. Trio ini harus diteruskan.
Di lini serang, Gareth Southgate mungkin mengalami kebimbangan harus memainkan Cole Palmer dari menit pertama atau dari bangku cadangan. Namun, kalau kita meniti karakter dari manajer satu ini Cole Palmer kemungkinan besar akan memulai dari bangku cadangan. Sementara, pos striker tidak akan berubah, Harry akan tak diragukan berada di sana.
Memang benar boleh jadi skema dari tim Inggris ini terlihat basi, akan tetap monoton untuk ditonton, tetapi bukan tidak mungkin akan ada kejutan dalam pertandingan kali ini. Bagaimanapun, tim ini masih diisi oleh para pemain berkualitas, gol-gol akrobatik akan selalu bisa dimunculkan melalui skill individu mereka.
Angin segar Swiss
Kita semua tahu La Nati berada di atas angin, bukan karena menghadapi Inggris, tetapi tim ini memang berada di puncak performa. Terlebih, kapten utama Granit Xhaka, tak bisa dibantah telah menjadi salah satu gelandang terbaik sepanjang turnamen ini.Â
Mengambil kutipan dari Sir Alex Ferguson, jangan mengubah kesebelasan juara. Maka, sudah menjadi satu hal lumrah tidak ada perubahan dalam kesebelasan utama tim ini, mereka akan bertahan dengan 3-4-2-1.Â
Yann Sommer akan tetap berada di mistar gawang, lantas akan dijaga oleh tiga bek tengah tangguh, dari kiri kita melihat nama Rodriguez, Manuel Akanji, dan Fabian Schar. Mereka semua tampil cukup solid sejauh ini, minimal bisa mengikuti level permainan turnamen.
Empat gelandang petarung di tengah, dari kanan kemungkinan besar kalian akan melihat nama Silvan Widmer, Remo Freuler, Granit Xhaka, dan Michel Aebischer, mereka berempat bisa dibilang sangat terampil dalam membantu lini serang dan bertahan, baik pemain dengan tugas melebar atau menusuk ke dalam.Â
Benar, tidak seperti Gareth Southgate, Murat Yakin memberikan instruksi jelas kepada setiap pemain, sungguhan memastikan mereka mengerti skema akan dimainkan.Â
Di depan empat gelandang petarung, terdapat dua pemain di sana, kemungkinan besar akan diisi oleh Dan Ndoye dan Ruben Vargas, mereka berdua akan memainkan permainan bebas di lini tengah, tetapi lebih berfokus memberikan sentuhan magis dalam membongkar pertahanan, entah melalui transisi atau permainan mengurung. Sementara, Breel Embolo akan mengisi pos striker utama, selalu tersedia di depan gawang.Â
Setelah semua, menghadapi Inggris tetap tidak akan mudah, terlebih memang secara kualitas tim ini tidak lebih baik ketimbang "the Three Lions". Bagaimanapun, kebersamaan dimiliki La Nati tak bisa dipungkiri akan menjadi senjata tersendiri dalam pertandingan ini, mereka bisa menunjukkan ketika pertandingan kontra Italia, dan bukan hal mustahil menampilkan permainan menawan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H