Frankfurt, Selasa --- laga knockout round of 16 antara Portugal kontra Slovenia di stadion Commerzbank Arena, Selasa (02/07/2024). Pertandingan hidup dan mati kedua tim karena salah satu dari mereka akan dicukupkan di sini.
Selain itu, pertandingan semacam ini juga tak bisa dipungkiri tengah menjadi topik utama untuk kedua negara, mengingat mereka berdua memeluk erat sepakbola sebagai olahraga paling diminati. Artikel utama terkait pertandingan ini beredar di seluruh penjuru negeri.
Meskipun, tak bisa dibantah dilihat dari babak Grup kemarin, kedua tim jelas belum menampilkan performa memuaskan, Portugal dikalahkan oleh Georgia 0-2 dan Slovenia mengalami tiga kali hasil imbang dalam perjalanan menuju round of 16.
Beberapa orang mungkin bisa memahami performa "the Selecao", mengingat mereka bermain tanpa tekanan untuk menang, tetapi kalau dilihat dari segi permainan terlampau berbeda ketimbang dua pertandingan sebelum Georgia (26/06/2024).
Di lain sisi, media Slovenia tak bisa dihindari sedang dilanda demam kecemasan, tim ini masih terlalu kurang konsisten selama turnamen berjalan, entah dilihat dari lini serang atau pertahanan, masih terlalu medioker kalau harus dibanding "the Selecao".
Meski, tak bisa dipungkiri mereka (rank 57 FIFA) telah melampaui semua ekspektasi, dengan berhasil bertahan dalam grup C, setelah menghadapi Serbia (rank 32), Denmark (rank 21), dan Inggris (rank 5).
Setelah semua, mereka tidak datang tanpa kemungkinan bisa memenangkan pertandingan, kita cuma perlu melihat beberapa pertandingan round of 16 sebelum ini, bagaimana Swiss mengalahkan Italia. Terlebih, tim Slovenia ini tak bisa dipungkiri lebih merasa aman dalam posisi sekarang, tampil sebagai "underdog" dan bermain tanpa tekanan.
Bagaimana pertandingan berjalan
Pertandingan dimulai dengan dominasi Portugal, tampil apik menguasai permainan, tanpa keraguan dalam menusuk sepertiga terakhir tim Slovenia. Anak asuh Roberto Martinez ini bermain sangat terampil dalam 30 menit pertama, Jan Oblak dan teman-teman praktis bertahan secara penuh.
Setelah ini, kedua tim bisa dibilang bergantian saling serang, meski belum bisa ditemukan peluang terbuka dari tim Slovenia, terima kasih untuk Pepe, bek tengah 41 tahun ini mengambil semua bola dimaksudkan untuk membongkar pertahanan "the Selecao".
Di lain sisi, tim Portugal mendapatkan semua peluang terbuka, mulai dari Bruno Fernandes, Cristiano Ronaldo, hingga Joo Palhinha, semua usaha mereka gagal menemui gawang. Bukan cuma karena tendangan, tetapi lebih ke arah umpan dari pemain-pemain kreatif, entah terlalu keras atau terlalu pelan dalam menemui sasaran, selalu seperti ini.