Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membongkar "Ilmu Kaya" dari Orang Tua Berkecukupan (1/3)

21 Juni 2024   20:06 Diperbarui: 21 Juni 2024   20:19 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram pribadi (@gtahirs)

Seorang pelari akan cenderung lebih berakselerasi ketika dilatih oleh mantan atlet lari, atau seseorang mengerti akan cara berlari ketimbang seseorang bukan dari kedua golongan tersebut. Hal sama terjadi dalam kehidupan, seorang anak akan cenderung bisa mengerti konsep finansial kala diajarkan seseorang berhasil dalam urusan finansial.

Dikarenakan urusan semacam finansial ini bisa dibilang intim, pelajaran pertama datang dari orang tua. Di sini juga perbedaan mendasar dibuat, bagaimana perbedaan ekonomi dari masing-masing orang tua mempengaruhi anak mereka.

Selain itu, tak bisa dipungkiri orang tua berkecukupan akan cenderung lebih cakap memberikan pelajaran terkait hal ini, sama seperti logika seorang pelari.  Mereka akan mengajarkan semua pengetahuan sebisa mungkin tanpa merasa keberatan.

Lebih jauh lagi, di sini kita akan membongkar tentang ini semua, jalan ditempuh oleh orang tua berkecukupan untuk mengajarkan anak mereka tentang uang, cara mereka dalam membuat ekonomi rumah tangga bertahan dan berkelanjutan. 

Cara uang bergerak

Orang tua berkecukupan selalu mengajarkan cara uang bergerak sejak dini, mereka membuka selebar mungkin pengetahuan anak-anak tentang penghasilan, pembayaran gaji, pembayaran pajak, kebutuhan rumah tangga, bisa dibilang semua jalan masuk dan keluar uang sehingga anak ini sudah terbiasa.

Sementara, orang tua miskin cenderung menceritakan situasi finansial ketika anak sudah dewasa, dan pada momen ini mereka baru sadar betapa miskin keadaan ekonomi, betapa tidak aman jalan uang keluar dan masuk dalam kehidupan mereka. Beberapa kasus bahkan orang tua mereka sudah bangkrut ketika anak ini baru mengerti tentang uang.

Dari sini perbedaan sangat kentara, di mana orang berkecukupan mengajarkan anak mereka berlari ketika masih menjadi salah satu atlet lari, mereka bisa menenangkan si anak ketika keseleo atau cedera ringan terjadi. 

Di lain sisi, orang miskin mengajarkan si anak berlari ketika mereka sendiri sudah kesulitan berlari, mereka tidak bisa menenangkan si anak ketika keseleo atau cedera ringan terjadi dalam proses pembelajaran. 

Konsep ini tak bisa dipungkiri memberikan perasaan negatif terhadap anak akan jalan ditempuh untuk menghasilkan uang, ketika mereka sendiri tidak mencintai uang, bagaimana bisa kita berharap mereka menjadi seseorang berkecukupan.

Perbedaan aset dan liabilitas

Hampir sama dengan cara uang bergerak, tetapi kali ini lebih detail tentang cara mereka dalam mengeluarkan uang, seberapa jauh orang-orang ini mengerti tentang nilai guna dari barang yang mereka beli.

Semua ini bisa dimulai dengan perbedaan aset dan liabilitas, orang berkecukupan mengerti benar konsep dua barang ini. Sedangkan, di lain sisi beberapa orang miskin bahkan tidak mengetahui istilah ini ada.

Lantas, pada titik ini mengapa mereka pernah berharap terentaskan dari lubang kemiskinan?

Meski demikian, semua belum terlambat, kalian masih bisa mencari tahu perbedaan antara aset dan liabilitas, kemudian mengajarkan dua konsep ini anak kalian. Mereka mungkin mengerti dari guru atau internet, tetapi pembelajaran dari orang tua akan jauh lebih mempengaruhi.

Konsep ketergantungan

Orang tua berkecukupan akan mengajarkan anak mereka untuk menghentikan ketergantungan, tak bisa terbantahkan mereka menanamkan konsep di mana dunia bisa kapan saja mengambil semua harta ketika si anak tidak bermalas-malasan atau tidak bekerja dengan baik. 

Di lain sisi, anak orang miskin terbiasa dengan melihat orang tua mereka mengharapkan bantuan dari orang lain atau subsidi pemerintah. Bukan berarti membantu buruk, tetapi penglihatan akan tontonan semacam ini tak bisa dipungkiri bukan tontonan terbaik untuk anak-anak.

Dari sini kedua anak ini sudah mengalami dua pengalaman berbeda secara signifikan, kita mengerti pengalaman mana lebih baik. 

Meskipun, kita semua mengerti semua siklus ini tidak selalu berjalan baik, bahkan bisa dibilang hampir semua orang berkecupan berhenti kaya ketika sampai pada generasi ketiga, mereka kehilangan rasa lapar, dunia sungguhan mengambil semua harta mereka.

Berhenti mengharapkan hasil instan

Beberapa tahun belakangan tak terbantahkan kita terbiasa dengan semua serba cepat seperti ketika menonton film melalui Netflix, merasa lapar pesan gojek, menginginkan sex order Tinder, hampir semua kebutuhan bisa didapatkan secara langsung sekarang juga. 

Bagaimanapun, sebagian besar orang tidak sadar kebahagiaan tidak datang dari hal-hal instan semacam ini.

Benar, hasil instan di sini juga berlaku dalam judi, lupakan mimpi kalian menjadi kaya melalui pertaruhan uang, secara sederhana karena tidak ada orang berkecukupan mengharapkan sebagian besar penghasilan mereka dari sana.

Karena hal ini, orang tua berkecukupan selalu membekali anak mereka dengan kemampuan di mana cuma diperoleh melalui latihan jangka panjang seperti les musik atau les bahasa.

Dengan demikian, sebagai orang dewasa kita mungkin terlambat mengetahui semua ini, dan mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan karena tidak terbiasa. Namun, tidak ada kata terlambat selama hal ini membuat kehidupan kita lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun