Pesta bola Eropa tengah berjalan, pertandingan Grup D babak 1 mempertemukan salah satu calon kuat kuda hitam dalam turnamen ini, Austria dengan salah satu negara powerhouse dunia, Perancis pada Selasa (18/06/2024).
Sebelum bola ditendang, kita semua tahu Austria dinantikan karena sosok manajer di belakang panggung, Ralf Rangnick meracik taktik dari sana. Tercatat, tim ini cuma sekali lolos dari babak grup pada EURO edisi 2020.Â
Ralf Rangnick terkenal akan permainan tekanan tinggi, tim cenderung bermain aktif untuk urusan merebut bola. Mereka meyakini, ketika memberi tekanan, tim lawan akan kesulitan mengancam gawang karena ruang diberikan sangat terbatas.
Sementara, Perancis juga mengalami nasib tak jauh berbeda, mereka dikalahkan Swiss melalui adu penalti setelah hasil imbang (3-3) di R-16 dalam edisi sama. Meskipun, tak bisa dibantah mereka adalah dua kali finalis pada dua edisi piala dunia terakhir. Dengan kata lain, tim ini mengerti jalan ditempuh untuk melangkah jauh dalam turnamen.
Dilihat dari kesebelasan utama, Austria tampil pede dengan kekuatan mereka, kepedean ini terkonfirmasi solid ketika Kevin Danso, salah satu bek tengah, mengaku secara terang-terangan sudah terlalu sering bertemu Mbappe sebelum ini. Meskipun, Bek tengah Lens ini tidak mengatakan akan menjadi pertempuran mudah.Â
Di lain sisi, Didier Deschamps bisa dibilang berhasil memberi kejutan dengan mengakomodasi N'golo Kante dalam kesebelasan utama, pemain Al-Ittihad ini bukan cuma dipanggil kembali, tetapi juga tampak terang akan ditempatkan sebagai pemain reguler, mengejutkan terutama setelah dia sendiri kehilangan tempat pada turnamen sebelum ini.Â
Terasa gila jalan ditempuh dalam mencadangkan Eduardo Camavinga, pemenang UCL musim ini. Bahkan, ketika mereka memasang Adrien Rabiot bersama N'golo Kante.
Pertandingan berjalan
Baca juga: Portugal, Menggugah Panggung EropaPermainan dimulai dengan dominasi Mbappe cs, mereka terlihat tampil tentang menghadapi tekanan tinggi dari menit pertama, semua pemain sudah mempersiapkan hal semacam ini, bahkan kiper terlihat lancar mengalirkan bola.
Meskipun, tak bisa dibantah penguasaan anak asuh Deschamps tidak bertahan lama, mereka kehilangan intensitas menguasai permainan pada sepertiga jalan paruh pertama. Dari sini Sabitzer cs mengambil alih dengan cukup apik, minimal mencegah Perancis dalam mengancam gawang.
Terhitung, Austria berhasil mencatatkan (12) tackle selama 30 menit pertama, tertinggi sepanjang turnamen berjalan.