Menghitung hari menjelang pesta bola Eropa 2024, persiapan tim-tim unggulan sudah kian matang termasuk timnas Portugal. Mereka sudah menjalani beberapa laga persahabatan dan menetapkan 26 pemain terpilih, maka tidak ada alasan untuk tidak tampil maksimal.
Benar, timnas Portugal hari ini harus dipaksa bermain dengan tekanan tinggi, karena kalau bukan turnamen kali ini, prospek juara akan ditemukan kian sulit di lain kesempatan.Â
Selain itu, anak asuh Roberto Martinez juga bisa dibilang memiliki semua kemampuan untuk memenangkan turnamen, bukan cuma generasi terkuat dalam negeri, tetapi juga generasi berkualitas dalam artian ketika dibandingkan dengan tim lain.Â
Lebih menarik lagi, Portugal satu ini tidak lagi memenangkan pertandingan, tetapi juga bermain menghibur di atas lapangan. Mereka memainkan sepakbola praktis dengan skill individu, di mana ketepatan lebih diutamakan ketimbang kecepatan, ketepatan di sini adalah ketepatan posisi, juga pengambilan keputusan di atas lapangan.
Memang benar dibutuhkan skill, tetapi kecerdasan di atas lapangan tak bisa dipungkiri lebih diutamakan di sini.Â
Selain itu, tim Portugal bisa dikatakan memiliki urgensi tersendiri dalam turnamen kali ini, tentara-tentara ini tak bisa dipungkiri dengan kesadaran penuh ingin memberikan hasil terbaik, semenjak EURO 2024 sendiri kemungkinan besar akan menjadi panggung terakhir dari dua kapten terbesar mereka, Cristiano dan Pepe.Â
Mereka mendapatkan semua kualitas pemain terpenuhi, taktik di atas lapangan jauh lebih terstruktur rapi ketimbang turnamen sebelum ini, dan tak kalah penting adalah dorongan urgensi di luar diri mereka sendiri. Berdasarkan tiga faktor ini, mengamankan trofi dalam turnamen ini bisa dibilang harga mati untuk tim asuhan Roberto Martinez.
Kualitas pemain berkecukupan
Bila meniti dalam 20 tahun belakangan bisa dibilang tim Portugal hari ini merupakan tim terbaik secara kualitas, setiap lini diisi oleh pemain kelas dunia dengan kualitas pelapis hampir sama, mungkin cuma penjaga gawang agak kurang.Â
Meskipun, harus diakui penjaga gawang hari ini, Diogo Costa merupakan bentuk peningkatan dari sejumlah kiper Portugal dalam beberapa turnamen belakangan.Â
Dari segi pertahanan tim ini diperkuat nama-nama besar semacam Goncalo Inacio, Ruben Dias, hingga Pepe siap mengisi dua posisi di bek tengah. Mereka semua diiringi oleh sejumlah wing bek prominen seperti Joao Cancelo, Diogo Dalot, dan Nuno Mendes.Â
Di depan mereka terdapat sejumlah nama gelandang top mulai dari Matheus Nunes, Joo Palhinha, Ruben Neves, hingga Vitinha. Belum lagi, beberapa nama talenta muda berbakat semacam Joao Neves, Antonio Silva, dan Goncalo Ramos menunggu kesempatan datang.
Meniti lini serang tim, mereka tak kekurangan nama pemain kreatif semacam Bruno Fernandes, Bernardo Silva, hingga Joao Felix. Bersama dengan beberapa striker tajam seperti Cristiano, Rafael Leao, bahkan Diogo Jota tersedia di sana.
Di atas kertas bersama dengan semua materi tersebut, tim ini bisa dikatakan berkemungkinan besar mengalahkan semua tim dalam turnamen.
Permainan di atas lapangan
Dalam keadaan biasa, tim Portugal cenderung bermain (4-2-3-1), berfokus menguasai pertandingan sembari menunggu beberapa kesempatan untuk memberikan kejutan, hampir sama dengan cara bermain City, maupun Arsenal.
Perbedaan besar di antara ketiga tim ini, tempo permainan Portugal lebih lambat, mereka cenderung lebih suka memainkan bola dengan skill individu, bukan sentuhan cepat seperti dua klub terbaik di Inggris ini.Â
Benar, Roberto Martinez mengakomodasi pemain senior semacam Cristiano Ronaldo untuk memainkan sistem permainan ini.Â
Cristiano Ronaldo tak bisa dipungkiri masih menjadi andalan dalam lini serang, lantaran beberapa striker muda diharapkan tak bisa menggapai ekspektasi. Nama-nama striker penerus semacam Goncalo Ramos dan Diogo Jota gagal memenuhi tanggung jawab besar sebagai pencetak gol utama.Â
Terlepas dari semua sistem permainan lambat dengan bermodalkan skill individu ini bisa dibilang sesuai akan identitas timnas Portugal, semenjak kualitas dari pemain-pemain ini sendiri mampu ketika dibutuhkan memberikan sentuhan magis depan gawang.
Dorongan di luar lapangan
Turnamen kali ini bisa dibilang ajang internasional terakhir untuk pemain semacam Cristiano Ronaldo dan Pepe, salah dua kapten terbesar dalam sejarah tim Portugal. Mereka tak bisa dibantah sudah dua dekade memperkenalkan nama Portugal ke panggung dunia.Â
Selain itu, tim ini tak bisa dipungkiri tengah harmonis bersama manajer baru, suasana baru dan mereka tengah berlomba menunjukkan kemampuan masing-masing. Lantas, harus diingat seorang pemain bahagia akan cenderung bermain lebih baik.Â
Belum lagi, kegeraman Roberto Martinez yang belum bisa menjuarai trofi internasional, sang Juru taktik tak bisa dipungkiri akan berpikir keras akan hal ini. Benar, Roberto Martinez ini juga orang sama yang menukangi generasi emas Belgia dan gagal meraih gelar dalam enam tahun kepemimpinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HSetelah semua, kemuliaan Portugal cuma bisa ditentukan tim ini sendiri, bahkan setelah memenuhi tiga aspek prominen tersebut, Portugal tetap membutuhkan fortuna untuk membersamai mereka.Â