Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Makan Siang Bergizi, Mengerjakan Katering Cuan dan Berkelanjutan

11 Juni 2024   13:10 Diperbarui: 13 Juni 2024   18:32 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: makan siang bergizi di sekolah. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Kita semua tahu menjelang pergantian pemerintahan Republik ini, program-program dari pemerintah baru kembali digodok matang, termasuk program sensasional "makan siang bergizi" untuk mengentaskan stunting dan membentuk generasi sehat. 

Selain itu, tak bisa dipungkiri program sensasional ini juga memperoleh sejumlah perhatian dari para ahli, termasuk pakar ekonomi, sebagian menganggap ini sebagai pemborosan anggaran, tetapi sebagian lain mengatakan sebagai salah satu solusi ketahanan pangan.

Terlepas dari semua problem elite, sebagai bagian dari warga biasa, ini merupakan kesempatan tak bisa dibantah di mana kita bisa mengerjakan usaha katering untuk membantu pemerintah melancarkan program makan siang bergizi. 

Meski belum dipastikan, tetapi terdapat kemungkinan besar di mana pemerintah akan mengandalkan swasta untuk mengurus program makan siang bergizi.

Benar, pemberian mandat kepada swasta bisa dinilai lebih efektif, mengingat swasta selalu bisa memberikan kecepatan dan ketepatan di atas lapangan. 

Hal ini sangat berbeda dengan birokrasi, di mana semua hal lebih sering dibuat terlalu lama ketimbang dikerjakan langsung, dan ini terjadi hampir di seluruh dunia. 

Maka dari itu, beberapa negara maju berhasil dalam melancarkan program makan siang bergizi semacam Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Mereka semua melibatkan perusahaan swasta untuk menjalankan program tersebut.

Pendekatan nutrisi

Kita semua tahu penyajian makanan bergizi harus menganut keberagaman. Pendekatan akan tinggi nutrisi harus lebih diutamakan ketimbang komoditi, yang mana bisa dibilang kualitas jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.

Keberagaman nutrisi bisa ditemukan melalui komoditas pangan lokal, mulai dari pengganti beras seperti jagung, porang, singkong, dan sorgum. Kemudian, daging bisa ditemukan melalui daging ternak lokal sapi Bali, Madura; kambing dan domba lokal.

Dengan ini pemanfaatan bisa dikerjakan masing-masing daerah, bukan nasional, karena daerah lebih mengerti akan komoditas mereka sendiri. 

Pedoman gizi bisa didasarkan setiap individu dengan status sebagai ibu hamil, balita, usia TK, SD, dan SMP, termasuk pesantren, hingga atlet sekolah. 

Menganut pendekatan keberagaman di sini memungkinkan biaya lebih murah, juga tata kelola lebih sederhana, mengingat setiap daerah memiliki koordinator. 

Sebaliknya, di lain sisi keseragaman pangan akan lebih memungkinkan kenaikan angka impor, lebih mahal, hingga tata kelola lebih rumit, mengingat terdapat birokrasi yang harus diikuti.

Pengalaman Finlandia dari tahun 1940-an dalam menjalankan program makan siang gratis hingga sekarang perlu lebih sering dibicarakan, terutama cara mereka menjaminkan pangan berbasiskan potensi lokal. Tentu, pemerintah baru dapat mempertimbangkan kebijakan semacam ini untuk melancarkan ide mereka. 

Usaha katering

Tong-in Market Dosirak Cafe: The Ultimate Korean Lunch Box | Koreabridge 
Tong-in Market Dosirak Cafe: The Ultimate Korean Lunch Box | Koreabridge 

Pengelola usaha katering bisa dibilang salah satu pihak paling diuntungkan kala program ini dicanangkan, mereka bisa mendapatkan kontrak makanan terus-terusan minimal lima tahun ke depan untuk membuatkan makanan kepada pelajar. Dan, tak berhenti di sana, mereka juga menyediakan kebutuhan ibu hamil di sekitar tempat tinggal. 

Karena itu, beberapa hal perlu diperhatikan sebelum program ini sungguhan dijalankan. Benar, pengusaha katering harus mengerahkan semua usaha agar pemerintah bisa tenang memasrahkan tanggung jawab besar ini. 

Pertama, mereka harus sadar ini permainan jangka panjang, minimal lima tahun kontrak bisa didapatkan kalau berhasil memuaskan penerima makanan. 

Dengan ini, pengusaha katering akan lebih baik untuk menitik beratkan kuantitas, mengambil keuntungan sedikit untuk mendapatkan kontrak berkelanjutan. 

Selain itu, para pemilik usaha katering lebih baik menggunakan bahan segar, bukan bahan makanan dari pabrik atau berbentuk kemasan. Memang benar makanan kemasan akan lebih menjaga kestabilan rasa dari makanan, tetapi makanan segar akan selalu lebih enak dengan metode masak tepat.

Terpenting di antara semua, makanan segar relatif lebih murah ketimbang makanan kemasan. Sebagai contoh harga kentang mentah setiap kilo akan selalu lebih terjangkau dibandingkan dengan kentang goreng kemasan.

Hal semacam ini juga sangat krusial, mengingat kontrak ini akan berjalan dalam jangka panjang, detail harga perlu dipertimbangkan. 

Lebih dari apa pun, ini merupakan pekerjaan mulia, menjamin gizi untuk tulang punggung bangsa selama beberapa tahun ke depan, pengusaha katering harus selalu mengingat hal semacam ini minimal untuk diri mereka sendiri.

Oleh karena itu, sebagai pemangku kebijakan agaknya akan lebih baik untuk pemerintah memberikan penghargaan tahunan atau bulanan untuk pengusaha katering dengan kinerja paling memuaskan di negeri ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun