Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia, Pertandingan Berbeda dengan Problem Sama

7 Juni 2024   02:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   02:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS/ADIL NURSALAM)

Setelah mengarungi laga kelima Grup F putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, kekalahan atas Irak 2-0 membuat timnas Indonesia tetap mengantongi tujuh poin. Sekarang, tim asuhan STY diharuskan menang untuk menjaga jarak dengan Vietnam. 

Benar, di saat bersamaan Vietnam berhasil menang 3-2 atas Filipina, hal ini membuat mereka berhasil mengumpulkan enam poin, Kamis (6/6/2024). Dengan kondisi ini, persaingan masih sangat terbuka pada pertandingan terakhir Grup F. 

Beruntung, timnas Garuda bisa menentukan nasib sendiri di sini, mereka cuma perlu mengalahkan Filipina tanpa bergantung pada hasil pertandingan lain. 

Hal ini sangat berbeda dengan Vietnam, selain harus mengalahkan timnas Irak, mereka juga perlu mengharapkan hasil pertandingan Indonesia berjalan buruk kala menjamu Filipina. Mereka tidak bisa menentukan nasib sendiri, ini terang sekali menguntungkan kita. 

Meskipun, sebagai penggemar terutama setelah pertandingan tadi sore kontra Irak, terdapat sejumlah keraguan akan performa timnas Garuda. 

Kekalahan atas Irak kali ini dipastikan dengan cara klasik, selalu terdapat kesalahan sama dilakukan para pemain berkali-kali, memang kesalahan selalu bisa terjadi, tetapi semua ini terasa terlalu sering dan mengkhawatirkan.

Terlepas dari komentar dari Pelatih Irak Jesus Cases, beliau menganggap Indonesia sudah jauh berkembang, lebih baik dibandingkan dengan dua pertemuan sebelum ini. Dan, sebagai penggemar berat timnas Indonesia tak bisa dibantah kita menolak, meski mungkin tim Garuda sungguhan berkembang, tetapi sekarang bukan waktu tepat untuk ditinggikan, ada satu pertandingan tersisa harus dimenangkan. 

Problem teknis 

Lebih dari satu dekade, stadion Gelora Bung Karno secara berkala selalu mendapatkan kritikan pedas, terlebih urusan rumput di lapangan. Bahkan, Erick Thohir sendiri beberapa hari lalu memberi ultimatum, kalau masih belum diperbaiki, timnas tidak perlu main bola di Jakarta. 

Benar, bahkan setelah Erick Thohir peringatkan, Kementerian Sekretariat Negara tetap bandel, terbukti dari seberapa hancur kualitas rumput lapangan tadi malam. Tidak perlu turun ke lapangan, penonton layar kaca juga bisa melihat betapa tidak rata rumput GBK.

Hal ini juga diperkuat oleh statemen Asnawi Mangkualam, dia sendiri mengeluh, meski masih dengan bahasa diplomatis.

Terparah di antara semua, terdapat video beredar memperlihatkan Arhan Pratama membenahi rumput di atas lapangan, saking hancur kualitas rumput malam ini, seorang pemain harus memasang kembali potongan terlepas. 

Benar, kesalahan semacam ini terutama sampai berkali-kali, tidak mungkin terjadi di negara modern sepakbola. 

Selain itu, pemilihan waktu bermain sore hari juga menjadi catatan tersendiri untuk penggemar biasa semacam kami, mengapa harus sore hari di mana suhu cuaca jelas tak menguntungkan pemain di atas lapangan. 

Meskipun bermain di sore hari, tetapi harus diingat materi pemain penting kita hari ini didominasi pemain dari Eropa, mereka tak bisa dipungkiri kesulitan beradaptasi dengan suhu panas, terlihat dari Thom Haye misal. Sang Profesor terpaksa harus ditarik karena kelelahan di babak kedua.

Mengapa tidak bermain jam 7 sore seperti biasa, detail kecil semacam ini harus lebih diperhatikan lagi.

Problem timnas Garuda

Satu lagi problem kali ini dari timnas Garuda sendiri, tim ini terlalu sering melakukan kesalahan fatal pada momen krusial dalam pertandingan penting. Bisa dikatakan juga ketika tekanan datang, secara tim kita gagal memberi jawaban.

Pertama, lini serang lebih tepat lagi urusan finishing, tim ini tak pernah menemukan solusi di depan gawang, entah terlalu lama memainkan umpan atau tendangan jauh dari sasaran. 

Tim Garuda tak bisa dibantah membutuhkan pelatih khusus untuk mengurusi permasalahan ini, sebab selama ini kita masih dilatih Shin tae-yong dalam teknik finishing. Padahal, STY sendiri bukan seorang pemain depan ketika masih bermain.

Benar, bukan memecat STY, tetapi mencarikan satu asisten lagi untuk mengurusi permasalahan ini.

Selain itu, lini pertahanan juga tak kalah hancur, kesalahan fatal dari pemain memang memungkinkan terjadi, tetapi bukan berarti harus selalu terjadi bukan. Terlebih, pelanggaran tidak perlu atau manajemen resiko di kotak penalti, harus selalu diingat kalian bermain di level nasional, detail kecil bisa mengantarkan pada penyesalan dalam.

Secara keseluruhan, timnas Garuda tetap harus lanjut terus, pertandingan kontra Filipina akan menjadi akhir catatan buruk di mana tim ini akan kembali menang ketika dibutuhkan. Sebagai penggemar, tolong untuk tetap bijak dalam berkomentar di sosial media pemain, tetap ingat mereka semua adalah aset negara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun