Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Joan Laporta, Pemugaran Filosofi Barcelona

30 Mei 2024   19:23 Diperbarui: 31 Mei 2024   10:00 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Barcelona Joan Laporta (kiri). (Sumber: AFP/JOSEP LAGO via kompas.com)

FC Barcelona, melalui sosial media resmi mereka mengumumkan Hansi Flick sebagai pelatih kepala baru pada Rabu (29/05/2024). Akhirnya, perburuan manajer baru telah berakhir, masa depan Xavi dengan berat hati ditentukan, Legenda klub diberhentikan tanpa meminta kompensasi kontrak, sesuai dengan janji Xavi sendiri.

Benar, dari hari pertama melatih, Xavi sudah berjanji untuk tidak akan mengambil kompensasi sisa kontrak, semisal dipecat pada kemudian hari. 

Meskipun, hal semacam ini kerap dinilai tidak etis, tetapi harus dikatakan karena kesalahan Xavi sendiri menjanjikan hal demikian. Xavi terlalu mengglorifikasi kesempatan untuk bisa menukangi Barca hingga lupa akan masa depan diri sendiri. 

Sementara itu, penunjukan Hansi Flick sebagai pelatih kepala bisa dibilang pernyataan menyerah atas permainan tiki-taka khas Barca, semenjak kita semua tahu cara Flick memenangkan pertandingan, bukan berarti permainan dari sang Juru taktik membosankan, tetapi jelas tidak termasuk dalam kategori tiki-taka. 

Lantas, siapa paling bertanggung jawab akan hal ini? Mudah saja, seorang Joan Laporta. 

Joan Laporta adalah presiden klub Barcelona, terpilih setelah pemilihan oleh socios, sebutan untuk pemegang saham klub, mulai menjabat tiga tahun lalu (17/03/2021). Pelantikan presiden Laporta hingga sekarang, kerap kali dianggap sebagai sebuah permulaan dari kebangkitan klub. 

Meskipun, bisa dikatakan kebangkitan belum terlalu terlihat hingga hari ini, tetapi pengambilan keputusan dalam klub jelas terlihat berbeda, mereka bekerja jauh lebih cekatan selama tiga musim belakangan.  

Di sini sebagai penggemar sepakbola, kita akan mengkritik kebijakan presiden Laporta. Meski, harus diakui cukup berjalan apik hingga hari ini, tetapi dengan keberlanjutan cara  ini terdapat kekhawatiran akan pemugaran filosofi klub.

Menghormati Legenda klub

Kita semua setuju cara Laporta mengambil keputusan sejauh ini bisa dibilang luar biasa, terutama ketika Barcelona mengamankan kesepakatan kontrak 10 tahun bersama Nike, bernilai fantastis 100 juta euro/tahun, dengan 200 juta euro tambahan sebagai bonus tanda tangan sponsor, total kontrak 

Meskipun begitu, sejumlah kebijakan Laporta cukup mengesalkan, terutama cara klub dalam menghormati Legenda mereka.

Terbaru, cara Laporta dalam membujuk Xavi kembali dalam kursi pelatih kepala, lalu memecat secara langsung setelah berhasil mengamankan tanda tangan Hansi Flick, ini bukan soal kompensasi, tetapi cara Laporta merangkul Xavi Hernandez ketika tengah bernegosiasi dengan Flick. 

Xavi Hernandez, seorang Legenda klub tak bisa dibantah tak pernah pantas mendapatkan perlakuan demikian. 

Selain itu, kita juga bisa memberikan sorotan terhadap cara Laporta melengserkan Lionel Messi dari klub, bagaimana seorang Legenda terbesar pernah bermain dalam sejarah klub, tidak mendapatkan pesta perpisahan pantas.

Laporta cuma butuh kurang dari setengah tahun untuk mengeluarkan Messi dari klub.

Meniti dari alasan Laporta soal pembebasan ruang gaji, mungkin kebijakan tersebut bisa dibilang cukup masuk akal, terutama gaji Messi memang terbesar dalam klub. Namun, cara Laporta dalam memojokkan sang Legenda terbesar terkait permasalahan ini sangat tidak pantas, terlebih Messi dikabarkan sudah bersedia memotong sebagian besar gaji untuk tetap melanjutkan bermain bersama klub.

Terparah di antara semua, perlakuan Laporta seperti ini bukan cuma berlaku untuk Lionel Messi, tetapi juga beberapa nama Legenda lain, seperti Sergio Busquets, dan Jordi Alba. 

Messi (Kiri) dan Suarez (Kanan) | AFP/JOSEP LAGO 
Messi (Kiri) dan Suarez (Kanan) | AFP/JOSEP LAGO 

Dengan demikian, sejumlah kebijakan membangun dari Laporta perlu diteruskan, tetapi cara sang Presiden klub mengerjakan pemugaran, terutama terhadap bagian-bagian penting dalam sejarah klub perlu dievaluasi, perpisahan dengan cara buruk beneran tidak diperlukan sama sekali.

Pemugaran filosofi klub

Kita semua tahu Xavi sebelum era Barca memainkan sepakbola tika-tika, selalu mendominasi permainan, memompa umpan pendek terus-terusan ke depan sambil menunggu kesempatan mencetak gol datang.

Benar, Xavi Hernandez pernah menjadi salah satu pelatih muda dengan prospek permainan paling menghibur di daratan Eropa.

Meskipun demikian, Xavi memutuskan berhenti bermain menghibur dan mulai bermain pragmatis sejak tuntutan juara sudah terlampau tinggi untuk dihindari, bahkan semua bagian manajemen klub juga ikut menuntut akan hasil instan. Beruntung, sang Juru taktik berhasil mengantarkan trofi la liga pada musim lalu.

Dan, ketika musim buruk datang, sudah tak ada lagi yang bisa dipertahankan oleh Xavi, bukan dari segi permainan, juga hasil di atas lapangan.

AFP/RONNY HARTMANN 
AFP/RONNY HARTMANN 

Baru-baru ini, era baru dimulai, Hansi Flick sudah diresmikan menjadi pelatih kepala, salah satu manajer paling terkenal di Eropa, dan tak bisa dibantah mayoritas dari penggemar semangat akan era baru yang akan dikendarai oleh Flick. 

Meniti dari permainan Flick sejauh ini, sang Juru Taktik memang suka mendominasi permainan di atas lapangan, meski harus diakui bukan dengan cara Barcelona. Flick cenderung lebih suka bermain praktis, juga semangat untuk memberikan tekanan tinggi.

Semua ini menjawab mengapa Flick selalu memiliki pemain dengan atribut fisik luar biasa, sebab sang Juru taktik sendiri menekankan akan urgensi untuk memberikan tekanan tinggi. 

Secara keseluruhan, Flick sendiri akan menentukan masa depan klub, entah akan tetap bertahan pada permainan sendiri atau mengikuti filosofi, dan cuma satu hal paling pasti, ketika hasil tidak didapatkan, tekanan dari semua pihak akan mulai terdengar, termasuk dari internal klub sendiri. 

Kala semua ini diteruskan, bukan tidak mungkin klub bukan lagi tentang permainan yang memberikan hiburan, tetapi sebuah pertandingan yang memberikan hasil berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun