Setiap musim sejak musim 2017/18 berakhir, Manchester City selalu kehilangan pemain depan atau pemain tengah, dan setiap musim juga Phil Foden akan digadang menjadi kesebelasan utama tak tergantikan di sana. Namun, justru setiap musim selalu ada pemain baru didatangkan untuk memperketat persaingan.
Baru dua musim belakangan, ketika Manchester City kehilangan Gabriel Jesus, dan Raheem Sterling bersamaan. Pep Guardiola mulai melihat sosok Phil sebagai bagian dari kesebelasan utama, terlebih ketika Riyad Mahrez pergi, praktis makin penting peran Phil untuk tim ini.
Sekarang, di masa transisi Manchester City, setelah kehilangan kapten besar, Ilkay Gundogan, juga kehilangan sejumlah pemain penting, dengan penambahan beberapa pemain baru dalam ruang ganti. Mereka kemungkinan besar tetap bisa juara, dan kali ini Phil Foden merupakan Him, pahlawan dari kota Manchester untuk warga Manchester.
Peran Foden di atas lapangan
Setiap pemain Manchester City berperan penting dalam sistem permainan, mereka bermain sebagai kesatuan, ketika satu orang salah umpan, tanpa penjagaan dari teman, bisa dibilang secara otomatis tim ini akan kebobolan.Â
Sebagai salah seorang pemain ditempatkan di lini tengah sudah menjadi tugas Phil untuk memberikan ketenangan di sana, memang benar di atas kertas terkadang bermain di sisi kanan, tetapi Manchester City selalu bermain sangat padat, sehingga cukup aman untuk mengatakan Pep menempatkan enam pemain di sana.Â
Selain itu, Phil juga tak jarang mencetak gol, pasti di akhir selalu dibutuhkan gol untuk menang, dan dia selalu bisa mengantarkan gol penting di momen tersulit selama liga. Jumlah gol Phil nomor 2 terbanyak dalam tim, setelah Erling Haaland.
Meski begitu, Phil tak pernah melupakan tugas sebagai pemain tengah, dia merupakan pemain kreatif dalam tim yang berhasil mencatatkan 60 peluang terbuka untuk pemain lain, terbanyak dari semua pemain dalam tim.Â
Terlepas dari semua, keluasan Phil dalam memainkan kedua kaki juga berpengaruh, dia bisa dengan mudah bermain di sisi kanan, kiri, dan tengah lapangan tanpa mengurangi kualitas.Â
Secara keseluruhan, Phil Foden memang pantas dinamai sebagai POTY, semenjak secara bakat alami, konsistensi, dan lain-lain sudah terkualifikasi. Terpenting di antara semua, tim ini kemungkinan besar juara, sebab akan sangat aneh untuk menamai seseorang jauh dari juara menjadi pemain terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H