Manchester City kontra Tottenham, kalau mereka (Manchester City) menang, sudah juara lagi, enggak ada peluang West Ham bisa batalkan angkat trofi di Etihad (pekan ke-38).
Kutipan ini diambil dari Justinus Lhaksana, salah satu pandit masyhur negeri ini, dari berbagai acara dihadiri beliau secara konsisten berkata demikian. Meskipun, bola bulat, semua bisa terjadi, tetapi Manchester City di pekan terakhir dan depan publik mereka akan terlalu kuat untuk dijegal oleh tim mana pun.
Olahraga ini bukan cuma karena kemampuan, atau keberuntungan, tetapi juga kesiapan mental dalam menghadapi tekanan terbesar dari penggemar, dan dalam tiga musim terakhir, pada momen tersulit, Manchester City selalu bisa menemukan solusi atas semua permasalahan.
Begitupun juga hari ini, Manchester City berhasil memenangkan pertandingan tandang kontra Spurs di Tottenham Hotspur Stadium (15/05/2024). Mereka mematahkan kutukan gagal menang selama 6 musim beruntun.
Pada momen tersulit, Manchester City selalu bisa menemukan solusi atas semua permasalahan.
Jalan pertandingan
Pertarungan kedua tim dimulai dengan hebat, mereka berdua sama-sama sepakat menyerang untuk memenangkan pertandingan, hampir tidak ada aliran bola ke belakang, semua pemain bermain dengan tempo cepat.
Dalam 10 menit pertama, kedua pemain tengah dari kedua tim, Betancur dan Kevin de Bruyne sudah mendapatkan kesempatan, tetapi Ederson berhasil menepis dengan sangat krusial, sedangkan tendangan dari Kevin tipis dan tidak menemui target.Â
Pertandingan tetap berjalan seperti ini, kedua tim sama-sama kuat dalam serangan, semua penggemar liga Inggris boleh jadi mulai berpikir Spurs bisa membantu Arsenal untuk memenangkan gelar liga setelah 20 tahun.
Paruh kedua pada menit 50', baru di sini kebuntuan terpecah, melalui gamemaker Bernardo Silva berhasil menarik garis pertahanan Spurs dalam kotak terlarang, umpan terobosan menuju Kevin de Bruyne melebar dari sisi kanan, langsung umpan ke tengah menuju tiang jauh, sangat cepat menembus kiper, dan berhasil disodok oleh Haaland [0-1].
Selain momen ini, kedua tim bermain tepat seperti biasa, saling serang, intensitas tinggi masih sangat enak untuk ditonton. Meskipun, jumlah peluang dari kedua tim lebih minim, tim tamu juga terlihat lebih berhati-hati, cemas akan cedera.
Benar saja, menit 69' Manchester City harus mengganti penjaga gawang, Ederson dipastikan tidak bisa melanjutkan pertandingan karena cedera, Ortega masuk.
Menit 86' merupakan momen penentu pertandingan, di mana Akanji kehilangan bola setelah ditekan oleh Johnson dan Son, adalah Son yang menggiring bola ke depan sendirian, tanpa penjagaan dan berhadapan dengan kiper. Namun, sebagai tumpuan Son gagal mengkonversi peluang emas ini, tendangannya mengarah ke kaki kiper, save krusial dari Ortega.
Menit 90' Manchester City selesaikan pertandingan, Jeremy Doku dilanggar oleh Pedro Porro di kotak terlarang, Erling Haaland sebagai eksekutor menembak dingin ke kiri-atas gawang, bola melaju keras ke dalam gawang [0-2].
Selesai sudah, Pep Guardiola bisa menjadi manajer pertama dalam sejarah liga Inggris yang bisa memenangkan empat kali beruntun gelar liga pada hari minggu, tentu dengan catatan harus memenangkan pertandingan kontra West Ham (19/05/2024).
Kesebelasan utama
Tottenham XI:Â Vicario; Pedro Porro, Romero, Dragusin, Van de Ven; Sarr, Hojbjerg, Bentancur; Maddison, Johnson; Son.
Manchester City XI: Ederson; Walker, Akanji, Rben Dias, Gvardiol; Kovacic, Rodri; Bernardo Silva, De Bruyne, Foden: Haaland.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
