Pada tahun 2010, China sebagai negara kekurangan suplai salmon, sementara Norwegia sebagai partner dagang tidak bisa memberikan lebih, justru cenderung mematok harga tinggi, pemangku kebijakan China jelas tak senang dengan sikap ini. Mereka merasa hubungan bilateral kedua negara kurang dihormati selama ini.Â
Lalu, China berpaling ke Skotlandia, yang mana juga merupakan supplier salmon dunia. Kedua negara bersepakat, China mengirim panda ke kebun binatang Edinburgh dengan biaya sewa 500.000 dollar atau mungkin lebih. Sedangkan, Skotlandia akan memenuhi kebutuhan salmon sesuai harga pasar global.Â
Satu lagi, pada tahun 2017, presiden Xi Jinping didampingi oleh kanselir Jerman, Angela Merkel mengunjungi kebun binatang Berlin untuk menengok panda tepat sebelum pertemuan G20 2017.Â
Mereka sungguhan mengunjungi kebun binatang, sebelum perbincangan berat di meja perundingan, tak terbantahkan aksi dari dua tokoh besar dunia ini melambangkan sesuatu.
Dengan memberikan kesempatan kepada Berlin untuk merawat dua panda "aset nasional" dan secara langsung menyaksikan peresmian pelepasan ini, secara tidak langsung presiden Xi menunjukkan hubungan erat antara dua negara, ada sebuah kepercayaan besar diberikan kepada Jerman sebagai rekan internasional di sana.Â
Sekarang, kita semua tahu hubungan Berlin--Beijing bisa dibilang salah satu paling erat di dunia, Jerman selalu bisa menjembatani China untuk mendagangkan produk mereka kepada pasar barat, terlebih untuk urusan manufaktur, beberapa kali tak bisa dihindari Jerman mengalami ketergantungan terhadap China.Â
Dari sini cukup jelas bagaimanapun skema berjalan, China selalu mendapatkan keuntungan. Strategi demikian yang kita kenal sebagai "soft power" dari suatu negara, mereka bisa menerima keuntungan dalam jumlah signifikan tanpa perlu memaksa. Dan, di sini kita akan membahas tentang diplomasi panda.
AS tanpa Panda
Beberapa bulan lalu, China memulangkan kembali tiga panda yang dipinjamkan kepada Amerika Serikat. Salah satu hari terberat untuk pelaku konservasi domestik, ini merupakan untuk pertama kali Amerika tidak dihuni panda dalam 50 tahun.
Tiga panda bernama Tian Tian (26) Â Mei Xiang (25), dan Xiao Qi Ji (3) ini diberangkatkan dari Bandara Internasional Washington-Dulles di Virginia, Amerika Serikat, menuju Chengdu, China (8/11/2023).
Sama seperti negara lain, panda di AS juga diharuskan membayar biaya peminjaman. Ketiga panda ini sudah dipinjam sejak 1972, diperbarui setiap 10 tahun dengan biaya 500.000 dollar AS per tahun untuk setiap ekor panda.
Selama puluhan tahun terakhir, AS bukan cuma diharuskan membayar biaya pinjam, mereka diharuskan mengembalikan ke China pada rentang usia 2-4 tahun.Â
Panda-panda ini kemudian dibiarkan dalam penangkaran di Chengdu untuk mengenal habitat alami mereka. Baru nanti ketika cukup umur dikembalikan ke luar negeri.
Namun, untuk kasus ketiga panda ini berbeda, mereka harus dipulangkan karena AS tidak bisa memperbarui kontrak dengan China. Semua proposal diajukan dari sejumlah kebun binatang ditolak, keputusan mutlak, semua panda ini harus deportasi.
Kesedihan ini terlihat bukan cuma dirasakan dunia konservasi, tetapi juga sejumlah warga AS, beberapa orang tua yang dulu memiliki kenangan mengunjungi kebun binatang bersama keluarga, mereka sungguhan masih ingat bagaimana keberadaan panda memberikan suatu kesenangan tersendiri.
Di lain sisi, pendeportasian ini juga berdampak pada panda. Beruang hitam-putih ini cuma bisa hidup 15 tahun di alam liar, tetapi di sini mereka bisa terawat hingga 26 tahun.Â
Tentu, seumpama Tian Tian (26) Â Mei Xiang (25), dan Xiao Qi Ji (3) bisa berkomunikasi dengan manusia, mereka mungkin akan tetap memilih menetap di AS.
Dulu dan sekarang
Pertama kali China mulai mengerjakan diplomasi panda pada tahun 1941. Hal ini dimulai oleh Soong Mei Ling, Ibu Negara Republik China dalam rangka berterima kasih atas bantuan AS memberikan tempat untuk pengungsi selama perang menghadapi Jepang.Â
Misi diplomasi mengalami puncak pada tahun 1962, di mana World Wildlife Fund didirikan dengan mengambil panda sebagai ikon. Dari sini panda mulai dikenal secara global, melalui wajah khas dari panda yang mudah dikenali.
Pada 1972, ketika China mengirim Ling Ling dan Xing Xing, dua panda pertama di AS, untuk ditempatkan di Kebun Binatang Nasional di Washington. Kebun binatang ini mengalami ledakan pengunjung, 8.000 pengunjung rela antre di tengah hujan deras.
Kemudian pada tahun 1984, panda masuk ke dalam kategori terancam punah, dari sini China tidak lagi mengirim panda ke negara lain sebagai hadiah. Mereka muncul dengan ide lebih baik, membuat skema peminjaman seperti yang kita ketahui hari ini.
Dengan bermodal diplomasi panda, China terbukti sudah beberapa kali melunakkan ketegangan antarnegara. Selain itu, panda-panda ini juga berkontribusi secara ekonomi, di kebun binatang Ueno, Xiang-Xiang (6) bisa menghasilkan 380.000 dollar AS untuk perekonomian lokal dari penjualan merchandise.Â
Sekarang, Xiang-Xiang sudah dikembalikan ke China untuk tujuan perkembangbiakan, tentu dari sini diharapkan hubungan persahabatan Jepang dengan China semakin erat.Â
Tepat ketika Xiang-Xiang kembali ke Jepang, semoga antusiasme publik masih sama, tidak ada perbedaan rasa cinta yang diberikan oleh mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H