Sama seperti negara lain, panda di AS juga diharuskan membayar biaya peminjaman. Ketiga panda ini sudah dipinjam sejak 1972, diperbarui setiap 10 tahun dengan biaya 500.000 dollar AS per tahun untuk setiap ekor panda.
Selama puluhan tahun terakhir, AS bukan cuma diharuskan membayar biaya pinjam, mereka diharuskan mengembalikan ke China pada rentang usia 2-4 tahun.Â
Panda-panda ini kemudian dibiarkan dalam penangkaran di Chengdu untuk mengenal habitat alami mereka. Baru nanti ketika cukup umur dikembalikan ke luar negeri.
Namun, untuk kasus ketiga panda ini berbeda, mereka harus dipulangkan karena AS tidak bisa memperbarui kontrak dengan China. Semua proposal diajukan dari sejumlah kebun binatang ditolak, keputusan mutlak, semua panda ini harus deportasi.
Kesedihan ini terlihat bukan cuma dirasakan dunia konservasi, tetapi juga sejumlah warga AS, beberapa orang tua yang dulu memiliki kenangan mengunjungi kebun binatang bersama keluarga, mereka sungguhan masih ingat bagaimana keberadaan panda memberikan suatu kesenangan tersendiri.
Di lain sisi, pendeportasian ini juga berdampak pada panda. Beruang hitam-putih ini cuma bisa hidup 15 tahun di alam liar, tetapi di sini mereka bisa terawat hingga 26 tahun.Â
Tentu, seumpama Tian Tian (26) Â Mei Xiang (25), dan Xiao Qi Ji (3) bisa berkomunikasi dengan manusia, mereka mungkin akan tetap memilih menetap di AS.
Dulu dan sekarang
Pertama kali China mulai mengerjakan diplomasi panda pada tahun 1941. Hal ini dimulai oleh Soong Mei Ling, Ibu Negara Republik China dalam rangka berterima kasih atas bantuan AS memberikan tempat untuk pengungsi selama perang menghadapi Jepang.Â
Misi diplomasi mengalami puncak pada tahun 1962, di mana World Wildlife Fund didirikan dengan mengambil panda sebagai ikon. Dari sini panda mulai dikenal secara global, melalui wajah khas dari panda yang mudah dikenali.
Pada 1972, ketika China mengirim Ling Ling dan Xing Xing, dua panda pertama di AS, untuk ditempatkan di Kebun Binatang Nasional di Washington. Kebun binatang ini mengalami ledakan pengunjung, 8.000 pengunjung rela antre di tengah hujan deras.