Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melindungi Badak dan Meneruskan "Estafet Kesadaran" Melalui Cerita!

5 Mei 2024   19:38 Diperbarui: 5 Mei 2024   19:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan lalu dunia konservasi dibahagiakan dengan kelahiran anak badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

Kesenangan memecah langit Suaka Rhino Sumatera atau SRS ketika seekor anak badak keluar dari rahim badak Ratu, (30/9/2023) dini hari. Semua orang sepakat berbahagia atas kelahiran anak ketiga dari pasangan badak Ratu dan Andalas tepat pukul 01.44 WIB.

Dengan gerakan yang masih lemah, badak kecil itu berusaha mengangkat kepala. Kakinya yang mungil tampak ragu saat mencoba menopang tubuhnya. Upaya pertama untuk berdiri juga berakhir dengan terjatuh di atas tanah.

Sementara badak Ratu menjilati tubuh si anak beberapa kali. Ia mendekatkan wajah pada sang anak, seolah memberi tahu kemiripan mereka berdua. Perlahan, si Ratu merebahkan tubuhnya membiarkan anaknya menyusu.

Penggambaran kelahiran badak ini tak bisa dipungkiri begitu detail, memperlihatkan betapa signifikan badak Sumatera ini untuk dunia konservasi, mereka sangat serius menjaga keberlangsungan satwa satu ini agar tidak punah.

Keseriusan ini bukan cuma soal narasi, tetapi juga teknis di lapangan. Tim dokter dan pawang sudah siaga sejak satu hari sebelum kelahiran, mereka semua juga bahagia dengan kelancaran proses lahiran.

"Proses kelahirannya cukup cepat, kurang dari 15 menit," ujar Koordinator Tim Dokter Hewan SRS di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Zulfi Arsan kepada Kompas, Sbtu (7/10/2023).

Tim petugas bukan cuma siaga, tetapi datang dengan kekuatan penuh, mereka bersiap dengan peralatan dan obat-obatan dibutuhkan, bahkan alat kejut jantung tersedia di sana untuk mengantisipasi kondisi darurat. 

Beruntung, tidak ada dari alat-alat ini yang digunakan, semenjak proses lahiran berjalan sangat lancar.

Semua persiapan ini datang dari pengalaman, lebih tepat lagi ketika kelahiran Sedah Mirah dua tahun lalu (24/03/2022). Sedah Mirah merupakan badak betina dari pasangan badak Rosa dan Andatu, kalian juga bisa mengetahui kisah kelahiran Sedah Mirah, semenjak kisah itu dimuat dalam Kompas.id.

Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 
Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 

Estafet Kesadaran

Usaha perlindungan dan pelestarian badak dari tim konservasi tak bisa dipungkiri harus diapresiasi, terlebih usaha ini berkembang bukan cuma di lapangan, tetapi juga melanjutkan kepada generasi penerus. Memberikan transfer kesadaran, juga ilmu pengetahuan akan urgensi menjaga habitat fauna yang terancam punah.

Salah satu media kreatif untuk meneruskan estafet kesadaran datang dari Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama Penerbit Buku Erlangga, mereka berdua membuat terobosan dengan menerbitkan buku harian Baja Si Badak Jawa, sebuah buku cerita bergambar tentang keseharian si Baja, seekor badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

Nuke Arinci, sang penulis dari buku ini, mengatakan, badak Jawa memiliki karakter sensitif dan gampang stres. Mereka merupakan satwa introvert, tetapi dipaksa untuk tinggal di pulau Jawa terus-terusan semakin ramai. Nuke bersama tim edukasi YABI berharap buku ini bisa menjadi media agar generasi penerus bisa menjaga alam dan satwa dengan lebih baik di masa depan.

Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 
Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 

"Kami ingin terus meluaskan upaya melibatkan masyarakat dalam pelestarian badak Jawa dan Sumatera dan ingin menyebarkan luaskan informasi tentang keunikan badak, bukunya tidak terlalu berat karena ingin mengajak anak-anak mengerti,"  Nuke ketika peluncuran buku Baja si Badak Jawa di MGP Space, SCBD Park, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2024).

Sesuai dengan panduan usia, buku ini diringkas dengan runtut dan ringan, mulai dari pembahasan morfologi badak Jawa yang lebih besar dari badak Sumatera, hingga detail lebih lanjut seperti bobot, tinggi, mata kecil, hingga rata-rata panjang dari cula satu (20--25 cm).

Buku ini menggambarkan tentang Baja, seorang Badak yang memiliki hobi memakan ranting dan batang kecil, selalu setelah makan satu atau dua tumbuhan berpindah secara perlahan, dan berhenti beberapa saat untuk kembali makan. Buku ini bisa dikatakan membahas semua tentang badak, lebih baik dari pemandu wisata rata-rata.

Saat ini terdapat tak kurang dari 77 individu badak Jawa per 2022 tersebar di bagian selatan Semenanjung Ujung Kulon, Banten.

Badak Jawa sejujurnya terkenal akan hewan yang ramah, tak memiliki musuh, semenjak tidak mengganggu ekosistem dari satwa lain. Hal ini dikarenakan karakter soliter dari dalam diri badak Jawa, sebagian besar dari hidup mereka dihabiskan untuk berkubang agar kulit tetap lembab.

Dalam ekosistem hutan, Badak memainkan peran signifikan dalam menjaga keseimbangan populasi tanaman, membuat jalur lebar di hutan, hingga menyediakan sumber air bagi hewan liar lain.

"Jadi, buku ini memberi pesan bahwa badak ini berfungsi juga untuk ekosistem hutan dan kami mengajak semua anak-anak harus ikut tahu tentang pelestarian badak," ujarnya.

Populasi dari Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) ini sekarang terbatas dan terpusat di Taman Nasional Ujung Kulon sejak 1930-an. Seperti kita tahu sekarang ini terdapat 77 individu per 2022 yang tersebar di bagian selatan kawasan Semenanjung Ujung Kulon, yaitu daerah-daerah aliran sungai Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan, dan Cibunar.

Assistant Managing Director of Product Penerbit Erlangga Fikri Somyadewi menjelaskan, kerja sama bersama YABI tidak berhenti pada buku Baja Si Badak Jawa. Selanjutnya mereka akan meneruskan estafet kesadaran melalui buku anak tentang badak sumatera.

"Kami melihat ini pas sekali dengan Erlangga karena hewan di buku cerita Indonesia diceritakan dalam fabel, jarang hewan diceritakan sebagai hewan. Dan ini ditulis langsung oleh YABI jadi bisa dipertanggungjawabkan," kata Fikri.

Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 
Transfer Pengetahuan Badak Jawa lewat Buku Cerita Anak - Kompas.id 

Terlepas dari semua, acara peluncuran buku anak tentang badak Jawa ini juga diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik dan edukatif. Tidak hanya meluncurkan buku, tim penulis juga mengumumkan rencana pengembangan buku interaktif yang memungkinkan anak-anak untuk berkreasi dengan menggambar dan mewarnai dalam sana.

Kemeriahan acara semakin terasa dengan diadakannya lomba mewarnai bagi anak-anak TK dan diskusi interaktif bersama anak-anak SD. Diskusi yang membahas tentang badak Jawa ini berlangsung dengan antusiasme tinggi. Anak-anak tampak penasaran dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang hewan langka ini, meskipun mereka belum pernah melihat secara langsung.

Semangat anak-anak untuk mengenal badak Jawa semakin terlihat saat sekelompok anak-anak meminta untuk diajak ke Taman Nasional Ujung Kulon, tempat badak Jawa hidup liar. Hal ini menunjukkan bahwa buku dan diskusi yang diadakan telah berhasil menumbuhkan kecintaan mereka terhadap alam dan satwa.

Secara keseluruhan, baik konservasi secara langsung, maupun konservasi melalui generasi penerus merupakan dua kegiatan yang harus berjalan beriringan. Keberanian untuk berpikir buku sebagai media melestarikan juga termasuk dalam ide sempurna, dari sana anak bukan cuma mengetahui, tetapi juga meningkatkan kesenangan terhadap dunia literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun