"Jadi, buku ini memberi pesan bahwa badak ini berfungsi juga untuk ekosistem hutan dan kami mengajak semua anak-anak harus ikut tahu tentang pelestarian badak," ujarnya.
Populasi dari Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) ini sekarang terbatas dan terpusat di Taman Nasional Ujung Kulon sejak 1930-an. Seperti kita tahu sekarang ini terdapat 77 individu per 2022 yang tersebar di bagian selatan kawasan Semenanjung Ujung Kulon, yaitu daerah-daerah aliran sungai Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan, dan Cibunar.
Assistant Managing Director of Product Penerbit Erlangga Fikri Somyadewi menjelaskan, kerja sama bersama YABI tidak berhenti pada buku Baja Si Badak Jawa. Selanjutnya mereka akan meneruskan estafet kesadaran melalui buku anak tentang badak sumatera.
"Kami melihat ini pas sekali dengan Erlangga karena hewan di buku cerita Indonesia diceritakan dalam fabel, jarang hewan diceritakan sebagai hewan. Dan ini ditulis langsung oleh YABI jadi bisa dipertanggungjawabkan," kata Fikri.
Terlepas dari semua, acara peluncuran buku anak tentang badak Jawa ini juga diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik dan edukatif. Tidak hanya meluncurkan buku, tim penulis juga mengumumkan rencana pengembangan buku interaktif yang memungkinkan anak-anak untuk berkreasi dengan menggambar dan mewarnai dalam sana.
Kemeriahan acara semakin terasa dengan diadakannya lomba mewarnai bagi anak-anak TK dan diskusi interaktif bersama anak-anak SD. Diskusi yang membahas tentang badak Jawa ini berlangsung dengan antusiasme tinggi. Anak-anak tampak penasaran dan tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang hewan langka ini, meskipun mereka belum pernah melihat secara langsung.
Semangat anak-anak untuk mengenal badak Jawa semakin terlihat saat sekelompok anak-anak meminta untuk diajak ke Taman Nasional Ujung Kulon, tempat badak Jawa hidup liar. Hal ini menunjukkan bahwa buku dan diskusi yang diadakan telah berhasil menumbuhkan kecintaan mereka terhadap alam dan satwa.
Secara keseluruhan, baik konservasi secara langsung, maupun konservasi melalui generasi penerus merupakan dua kegiatan yang harus berjalan beriringan. Keberanian untuk berpikir buku sebagai media melestarikan juga termasuk dalam ide sempurna, dari sana anak bukan cuma mengetahui, tetapi juga meningkatkan kesenangan terhadap dunia literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H