Semakin tua seseorang, akan semakin sedikit teman tersisa
Salah satu kutipan terkenal dari Internet, yang bisa dikatakan ada benarnya. Sebuah studi menjelaskan, rasa kesepian selalu meningkat beriringan dengan usia, perasaan ini paling rendah dialami pada dewasa tanggung.
Studi dari peneliti Universitas Northwestern tersebut dipublikasikan di jurnal Psychological Science pada 30 April 2024. Dikerjakan secara bertahap, dalam periode berbulan-bulan pada sejumlah negara, seperti Australia, Belanda, Inggris, Jerman, dan Swedia.
Penulis studi yang juga profesor ilmu sosial medik dari Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, Eileen Graham, menjelaskan dengan terang. Kesepian pada usia dewasa dapat digambarkan seperti huruf U. Tingkat kesepian lebih tinggi ditemukan pada masa dewasa muda dan dewasa tua. Sementara tingkat kesepian terendah pada masa dewasa pertengahan.
"Yang mengejutkan adalah betapa konsistennya rasa kesepian meningkat di masa dewasa tua. Ada banyak bukti yang mengaitkan kesepian dengan kesehatan yang buruk. Kami ingin lebih memahami siapa saja yang kesepian dan mengapa orang jadi lebih kesepian seiring bertambahnya usia sehingga kami bisa temukan cara untuk mengurangi itu," katanya dikutip dalam ScienceDaily, Selasa (30/4/2024).
Studi ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab yang meningkatkan rasa kekosongan dalam diri seseorang. Mulai dari isolasi sosial atau pembatasan diri, jenis kelamin, tingkat pendidikan, hingga gangguan kesehatan.
Dikatakan, tingkat kekosongan lebih tinggi dialami oleh perempuan, dengan tingkat isolasi sosial tinggi, pendidikan rendah, pendapatan di bawah rata-rata, dan memiliki keterbatasan peran dalam lingkungan. Faktor lain seperti, perempuan menjanda, perokok, serta kesehatan buruk juga mempengaruhi.
Bahkan, menurut pejabat Kemenkes AS (US Surgeon General), keterbatasan peran dalam lingkungan bisa meningkatkan kematian dini sama dengan perokok aktif setiap hari. Dari sini juga, salah satu faktor terbesar, tindakan membasmi epidemi kesepian di AS semakin disuarakan.
Baca juga: Apple Tega Meninggalkan Indonesia!Berdasarkan hal ini juga, Eileen menyatakan, intervensi diperlukan untuk mengatasi atau minimal mengurangi kesenjangan sosial seseorang, semenjak ini berbanding lurus dengan dampak kesepian, terutama pada usia dewasa atau lebih tua.
Usaha intervensi dari Pemerintah AS
Older Americans Act (OAA): Pergerakan ini sudah berdiri pada 1965, kini jauh mendapatkan stimulasi lebih baik, mereka menyediakan berbagai dukungan sosial dan program untuk lansia. Berikut beberapa program dari mereka
- Community Senior Centers: Di sini tempat untuk berkegiatan sosial, termasuk sarana makan bersama, bantuan transportasi untuk ke sana, juga beberapa bantuan lain untuk meningkatkan interaksi dan mengurangi isolasi sosial.
- Home and Community-Based Services (HCBS): Program ini membantu lansia tetap mandiri dalam rumah dengan menyediakan bantuan terkait perancangan aktivitas harian mereka. Dengan ini kesepian yang berkaitan tentang panti jompo bisa dihindari.Â
- Grandparents Raising Grandchildren Program: Program ini mendukung kakek atau nenek untuk mengasuh cucu mereka, tak bisa dibantah dengan ini rasa kesepian jauh lebih berkurang dibandingkan dengan hidup sendirian.
Social Security Administration (SSA): Program ini memberikan bantuan finansial melalui keuntungan dari Social Security, membantu mengangkat kemiskinan, juga memastikan pemenuhan kebutuhan dasar, yang mana langsung berkorelasi untuk mengurangi kesepian dari isolasi sosial yang disebabkan beban finansial.
Administration for Community Living (ACL): Agensi ini mengadakan riset bersama Kemenkes AS untuk membantu kesehatan lansia dan distabilitas. Mereka membuat riset tentang isolasi sosial dan kesepian, dan hasil dari pencarian ini nanti bisa digunakan sebagai bahan untuk pemerintah dalam membuat kebijakan.
Mengapa dewasa pertengahan tidak kesepian
Eileen mengatakan, meskipun studi yang dia kerjakan tidak detail menjelaskan faktor orang dewasa usia pertengahan mengalami tingkat kesepian terendah, itu bisa disebabkan oleh beberapa tuntutan normal dialami orang pada usia tersebut. Selain itu, mereka juga lebih banyak berinteraksi sosial, seperti menikah, bekerja, juga bermain bersama teman.
"Namun, hubungan antara interaksi sosial dan kesepian sangat kompleks. Seseorang bisa melakukan banyak interaksi sosial dan tetap merasa kesepian, ataupun sebaliknya, ada orang yang relatif terisolasi secara sosial, tetapi tidak merasa kesepian," tuturnya.
Rekan penulis yang juga asisten profesor psikologi dari University of California, Tomiko Yoneda, menjelaskan, semakin bertambah usia dan berkembang dari masa dewasa muda sampai dewasa pertengahan, seseorang akan mulai semakin mapan. Mereka cenderung mulai memperkuat barisan pertemanan, jaringan sosial, serta pasangan hidup.
Orang yang menikah cenderung tidak terlalu kesepian.
"Kami membuktikan, orang yang menikah cenderung tidak terlalu kesepian. Jadi, orang lanjut usia yang belum menikah dapat mencoba untuk menemukan kontak sosial yang bermakna yang mungkin bisa membantu mengurangi risiko kesepian yang terjadi terus-menerus," ujarnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menjelaskan, kesepian bisa dikatakan ancaman kesehatan global. Mereka bahkan sudah membuat suatu tim untuk mengatasi permasalahan ini dengan serius.
Ahli bedah umum atau pimpinan dalam komisi tersebut, Vivek Murthy, menjelaskan, masalah kesepian melonjak setelah pandemi Covid-19 yang menghentikan hampir semua kegiatan ekonomi dan sosial. Selain itu, kesadaran terhadap masalah kesepian juga membaik semenjak hal ini.
"Masalah (kesepian) menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan. Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan," tuturnya dalam The Guardian pada pertengahan November 2023.
Secara keseluruhan, memberikan keleluasaan pekerjaan, serta perencanaan untuk menghabiskan waktu luang bisa membantu meredakan demam kesepian lansia. Sekarang, memang benar negara bisa memulai intervensi, tetapi akan jauh lebih cepat untuk dimulai dari diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H