Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menekan Angka Perkawinan Anak yang Ajek Melonjak

2 Mei 2024   04:39 Diperbarui: 2 Mei 2024   05:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saying NO to Child Marriage in Indonesia: Fatma's Story | UNICEF Indonesia 

Woro menekankan urgensi penerapan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (Stranas PPA) di seluruh daerah di Indonesia. Dia menyerukan kepada semua pihak di daerah untuk menerapkan Stranas PPA dengan panduan praktis yang telah disiapkan, serta menuangkannya dalam rencana-rencana aksi di tingkat daerah.

Menurut Woro, meskipun Stranas PPA sudah diluncurkan, masih banyak daerah yang belum menerapkannya secara optimal. Hal ini dikarenakan belum adanya panduan praktis yang memudahkan penerapan Stranas PPA di tingkat daerah.

Dengan adanya panduan praktis ini, diharapkan penerapan Stranas PPA di daerah akan lebih efektif dan terarah. Woro juga melihat bahwa beberapa daerah sudah mulai menerapkan Stranas PPA meskipun belum ada panduan praktis pada saat itu.

Dia mengapresiasi upaya tersebut dan mendorong semua daerah untuk terus berkomitmen dalam memerangi perkawinan anak dengan menerapkan Stranas PPA secara konsisten dan terpadu. 

Satu lagi, Woro juga menekankan untuk menerapkan ini sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah.

Seperti halnya Sulawesi Selatan, tantangan yang mereka hadapi adalah dugaan kasus perkawinan anak dalam jumlah signifikan yang belum tercatat sehingga secara statistik masih tersembunyi.

"Makanya kami bersama-sama dengan Kementerian PPPA menyiapkan panduan praktis, sebenarnya lebih untuk meningkatkan lagi kesadaran dari pemerintah daerah, untuk melihat sebenarnya situasi di daerah masing-masing seperti apa terkait dengan perkawinan anak." 

Pemerintah daerah didorong untuk tidak hanya fokus pada isu perkawinan anak, tetapi juga menghubungkannya dengan berbagai isu lain, seperti tengkes, kematian ibu dan anak, kemiskinan, dan pendidikan. Hal ini penting untuk menangani perkawinan anak secara komprehensif dan berkelanjutan.

Selain peluncuran panduan strategis, acara tersebut juga menghadirkan diskusi dengan berbagai pembicara, termasuk Aidy Furgan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat (NTB). Aidy berbagi pengalaman tentang Sekolah Terbuka di NTB sebagai solusi bagi anak yang berisiko menikah.

Sekolah Terbuka NTB merupakan program yang dirancang untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak putus sekolah dan anak tidak sekolah yang melampaui usia sekolah. Program ini menggunakan berbagai strategi pembelajaran, seperti pola terbuka (layanan pembelajaran yang diintegrasikan langsung pada sekolah reguler), pembelajaran di luar sekolah induk, sistem guru kunjung, serta pembelajaran luring dan daring.

Pengalaman Aidy menunjukkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci dalam mencegah perkawinan anak. Dengan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak, mereka akan memiliki peluang yang lebih baik untuk memperoleh masa depan yang lebih cerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun