Garuda Muda akan kembali dihadapkan dengan laga sulit menghadapi Irak U23 untuk perebutan juara ketiga piala AFC U23 Qatar, sekaligus tiket Olimpiade Paris 2024. Meski demikian, tim ini memiliki semua atribut untuk menang, tidak ada alasan untuk tidak menang.
Memang masih ada jalan lain untuk mendapatkan tiket Olimpiade, dengan harus menghadapi Guinea U23, tetapi sebagai penggemar tentu kita berharap Garuda Muda bisa mengambil semua kesempatan secepat mungkin. Terlebih, belum tentu juga Guinea U23 lebih lemah dari Irak U23.
Di sini akan berisi tentang urgensi Garuda Muda untuk mengunci tiket Olimpiade kontra Irak, bukan berarti kita tidak bisa menang kalau dihadapkan dengan Guinea, tetapi tak bisa dipungkiri akan jauh lebih baik untuk mengamankan sekarang, berikut alasan detail dari ini semua.
Performa apik tim
Terlepas dari pertandingan kontra Uzbekistan, kita semua tahu tren permainan Garuda Muda selalu naik secara perlahan. Mulai dari babak penyisihan hingga quarter final, akan sangat disayangkan kalau ritme ini berhenti sekarang, belum tentu juga pemain akan mendapatkan langsung ritme permainan dalam laga mendatang.
Sebagai contoh Liverpool, sampai dengan pekan ke-28 tim ini terus menang di laga yang diperlukan, tetapi ketika mengakhiri pekan dengan kekalahan (kontra Manchester United, FA Cup), dilanjutkan dengan jeda internasional, hilang sudah ritme mereka.
Beberapa pertandingan mungkin sempat dimenangkan, tetapi beberapa saja tentu tak cukup untuk bersaing sebagai pemburu gelar liga Inggris.Â
Mungkin beberapa dari kalian beranggapan ini ukuran klub, tetapi harus diingat juga klub ini Liverpool, dipenuhi dengan pemain jauh lebih berkualitas, bersaing di liga terketat dunia. Lalu, kalian berharap pemain Garuda Muda bisa bersikap lebih baik dari mereka, tekanan yang sangat tidak adil untuk tim muda.
Tekanan berbagai media
Sebelum pertandingan Uzbekistan, sosial media sempat dihebohkan berbagai poster nonton bareng bersama pejabat, fenomena yang sudah cukup lama tak dirasakan masyarakat atau bisa juga dikatakan negara ini minim prestasi sepakbola.
Di saat perhatian penuh satu negara mengarah kepada timnas, kita semua tahu yang sudah terjadi, mereka dengan berat hati harus dikatakan gagal mengemban tekanan.Â
Laga perebutan juara ketiga ini bisa menjadi solusi, semenjak perhatian masyarakat tidak akan seramai kemarin ketika semifinal. Tidak ada terlalu banyak kepentingan yang harus diemban oleh tim muda ini, dan pasti kami berharap mereka bisa memainkan sepakbola mereka sendiri.
Kegagalan menang atas Irak akan menjadi beban yang terus dibawa tim muda, mereka harus menang untuk melepas semua prospek tekanan media. Sejujurnya, ini menyedihkan, Â juga sangat tidak adil untuk mereka, tidak ada timnas U23 di dunia mengemban tuntutan sebesar tim ini.
Kerumitan perizinan pemain
Sebelum turnamen piala Asia U23 di mulai, kita semua sudah dihadapkan dengan berbagai permasalahan terkait perizinan pemain, entah pemain dari liga lokal atau liga luar negeri.Â
Bagaimanapun, turnamen ini tidak termasuk ke dalam agenda internasional. Sedangkan, klub-klub ini, terutama pelatih kepala juga dituntut untuk memberikan hasil terbaik, entah dari penggemar, maupun pemilik klub.Â
Pemain dari liga lokal mungkin akan lebih mudah untuk diizinkan, mengingat pengaruh kuat dari Ketum PSSI terhadap persepakbolaan dalam negeri, juga kemampuan pribadi dalam memberikan kompensasi terhadap kerugian klub.
Sedangkan, untuk liga luar pasti akan lebih sulit. Masih segar terasa di ingatan bagaimana semua kalangan bergandengan tangan meminta Nathan Tjoe-A-On untuk dikembalikan, kita semua dengan sadar merasa ada lubang besar, seumpama bermain tanpa pemain kelahiran Rotterdam ini di atas lapangan.
Belum lagi, beberapa pemain lain seperti Marselino Ferdinand, Rafael Struick, Ivar Jenner, Justin Hubner, juga Arhan Pratama. Mereka semua juga datang dari liga yang berbeda, tak bisa dibantah akan jadi pekerjaan rumah melelahkan federasi untuk mengurus semua. Ingat, ini baru diurus untuk diizinkan atau tidak, tetap terserah klub mereka.
Secara keseluruhan, mulai dari ketidakpastian kekuatan Guinea U23, performa apik tim, tekanan berbagai media, juga kesulitan perizinan pemain. Berdasarkan semua aspek ini tak bisa dipungkiri mengamankan tiket Olimpiade Paris 2024 dengan menang atas Irak adalah harga mati!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI