Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berhadapan dengan Irak, Negara Sepak Bola Beratribut Fisik Eropa!

30 April 2024   13:23 Diperbarui: 1 Mei 2024   04:56 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFC U23 Asian Cup - Group C: Resilient Iraq edge Saudi Arabia for top spot (the-afc.com) 

Tak bisa dipungkiri mayoritas dari kita masih kesal, entah dengan permainan, atau hasil pertandingan Garuda muda dalam menghadapi Uzbekistan U-23 pada Senin (29/04) kemarin, di mana Uzbekistan berhasil memainkan permainan mereka dengan nyaman di atas lapangan.

Meski demikian, sebagian penggemar juga menyalahkan wasit Shin Yin Hao dalam menjalankan tugas, terutama dengan beberapa keputusan krusial yang bisa dipastikan merugikan tim, juga mengubah jalan pertandingan secara keseluruhan.

Di sini kita tak akan membahas ini semua, pertandingan kemarin sudah berakhir, sangat signifikan untuk pemain lekas sembuh dari pengalaman buruk, lalu kembali meroket dan meraih tiket Olimpiade seperti target utama kita.

Terlebih, lawan untuk perebutan juara 3 sudah terang, Irak akan merasakan ketangguhan Garuda Muda atau justru sebaliknya. Tentu, ini semua akan tergantung bagaimana tim menyiapkan semua, jangan membiarkan keleluasaan permainan seperti kemarin kembali terulang di atas lapangan. Di sini akan berisi mengenai beberapa hal perlu diperhatikan, juga dipersiapkan sebelum menghadapi Irak pada Kamis (02/05) besok.

Region Asia Fisik Eropa

Seperti kita semua tahu Irak memiliki atribut fisik kuat, sama kuat dengan atribut fisik Eropa, hampir setiap pengamat bola selalu membahas tentang fenomena kekuatan fisik dari tim-tim Timur Tengah, termasuk Irak U23 ini. 

Terlebih, Rizky Ridho juga dipastikan absen, setelah terkena kartu merah kemarin, seorang pemimpin di lini pertahanan, sekaligus juga salah satu pemain bertahan yang bisa menawarkan atribut fisik hampir setara dengan pemain Iraqis.

Meski demikian, kita semua juga tahu Spanyol bukan negara dengan atribut fisik terkuat di Eropa, justru sebaliknya. La Roja memiliki pemain dengan rata-rata tinggi salah satu paling pendek di sana, terlebih pemain andalan mereka, Gavi dan Pedri yang bahkan tidak lebih dari 175 cm. Dan, kita semua tahu bagaimana Spanyol bermain.

Dari sini kita bisa meniru La Roja, kabar baiknya Shin Tae-yong sudah menerapkan ini semua dengan para pemain dan mereka bisa menerapkan dengan baik. Terbukti dari beberapa pertandingan belakangan, kita disuguhkan dengan permainan umpan-umpan pendek tenang nan mematikan di atas lapangan.

Salah satu tugas terberat dari pelatih kepala adalah meningkat kualitas ini semua, menghadapi pasukan Singa Mesopotamia tim perlu untuk bermain lebih baik lagi, memainkan intensitas untuk menang lebih tinggi, juga kesadaran akan umpan dan gerakan tanpa bola di dalam skema.

Garuda Muda harus bisa berpikir lebih cepat di atas lapangan, sebelum pemain lawan beradu badan, kita sudah mengumpan, berlari mencari celah kosong, memainkan umpan kembali, cuma dengan kerja sama cerdas, juga tersistem tim bisa memenangkan pertandingan.

AFC U23 Asian Cup: Iraq can only get better, says Ali Jasim (the-afc.com) 
AFC U23 Asian Cup: Iraq can only get better, says Ali Jasim (the-afc.com) 

Pemain bintang Singa Mesopotamia

Berbeda dengan timnas Indonesia yang cukup merata secara kualitas, Irak memiliki satu pemain mampu mengubah jalan pertandingan, salah satu top skor sepanjang turnamen, pemain bernomor punggung 7, Ali Jasim.

Pemain berusia 20 tahun ini cukup menjadi sensasi selama turnamen berlangsung, bukan cuma dari ketajaman sebagai penyerang sayap, tetapi juga kecerdasan dalam menarik ruang, serta keterlibatan yang signifikan dalam skema penyerangan.

Ali Jasim merupakan pengguna kaki kanan, beroperasi dari sisi kiri lini serang, meski terkadang lebih sering bermain bebas menyusuri lapangan. Ketika bermain dari kiri anak ini bisa melakukan semua, tendangan jarak jauh, melewati pemain, sekaligus menyelesaikan peluang bisa dikerjakan dengan sempurna. Sedangkan, dari kanan lebih terbatas untuk terlibat skema.

Salah satu hal perlu diperhatikan di sini, Ali Jasim tak terbantahkan akan sering berhadapan dengan lini kanan pertahanan, lini paling sering dikritik oleh pengamat sepakbola tanah air karena terlalu sering kali dianggap keteteran menghadapi serangan-serangan dari pemain lawan.

Padahal, kalau berbicara lebih jujur dengan materi sekarang, kombinasi pertahanan ganda dari Fajar Fathurrahman bersama dengan Mohammad Ferrari cukup bisa diandalkan, selama kedua pemain bersikap disiplin sepanjang pertandingan. 

Pasang pertahanan ganda, entah bertahan secara area, juga man-marking. Jangan biarkan Ali Jasim menguasai bola, atau bahkan mencoba menyentuh bola dari belakang, buat pemain bintang mereka frustrasi di atas lapangan minimal satu babak, setelah ini pelan-pelan dua pemain bisa keluar membantu penyerangan.

Kekuatan dari Garuda Muda

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong (kiri) (ANTARAHO-PSSI/mrh/foc via kompas.com)
Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong (kiri) (ANTARAHO-PSSI/mrh/foc via kompas.com)

Kita semua tahu Garuda Muda sudah dibangun oleh Shin Tae-yong dengan indah, memainkan permainan cantik, sentuhan sepakbola modern juga ada di sana. Menghadapi timnas Irak U23, harus dikatakan tak perlu berlebihan, tim cuma butuh bermain dengan skema yang ada, bertahan dengan rencana utama.

Benar, Irak U23 merupakan tim baik, tetapi fakta di mana mereka dikalahkan oleh Jepang U23, tak bisa dipungkiri cukup menjelaskan mereka tidak sebaik yang kita kira, pasti ada beberapa celah bisa dimanfaatkan oleh para pemain, terlebih Rafael Struick juga sudah kembali, setelah sempat terkena akumulasi kartu kuning.

Salah satu hal terpenting adalah ketenangan, kita butuh bermain lebih tenang, tidak akan ada hasil baik keluar dari keraguan di atas lapangan. Garuda Muda butuh ketenangan mental untuk bisa berdiri sendiri, memberikan mengumpan dengan tepat, juga memberikan hiburan di atas lapangan.

Tidak ada satu orang pun yang bisa membantu kalian ketika tidak tenang, juga tidak untuk Shin Tae-yong. Pemain muda harus menyelesaikan masalah mereka sendiri, ketika tidak tenang kalian bisa coba memberikan umpan, memperlambat tempo satu atau dua menit sangat tidak masalah, sebagai pemain profesional kami cukup yakin mereka juga mengerti akan hal ini.

Setelah semua, sebagai penggemar tentu kami tak lepas keyakinan dengan tim ini, akan tetap ditonton dengan ramai, meski bukan pertandingan yang kami inginkan. Jangan pernah merasa ragu untuk berjalan sendirian, jutaan penggemar selalu berada di belakang kalian, Garuda Muda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun