Pemain bintang Singa Mesopotamia
Berbeda dengan timnas Indonesia yang cukup merata secara kualitas, Irak memiliki satu pemain mampu mengubah jalan pertandingan, salah satu top skor sepanjang turnamen, pemain bernomor punggung 7, Ali Jasim.
Pemain berusia 20 tahun ini cukup menjadi sensasi selama turnamen berlangsung, bukan cuma dari ketajaman sebagai penyerang sayap, tetapi juga kecerdasan dalam menarik ruang, serta keterlibatan yang signifikan dalam skema penyerangan.
Ali Jasim merupakan pengguna kaki kanan, beroperasi dari sisi kiri lini serang, meski terkadang lebih sering bermain bebas menyusuri lapangan. Ketika bermain dari kiri anak ini bisa melakukan semua, tendangan jarak jauh, melewati pemain, sekaligus menyelesaikan peluang bisa dikerjakan dengan sempurna. Sedangkan, dari kanan lebih terbatas untuk terlibat skema.
Salah satu hal perlu diperhatikan di sini, Ali Jasim tak terbantahkan akan sering berhadapan dengan lini kanan pertahanan, lini paling sering dikritik oleh pengamat sepakbola tanah air karena terlalu sering kali dianggap keteteran menghadapi serangan-serangan dari pemain lawan.
Padahal, kalau berbicara lebih jujur dengan materi sekarang, kombinasi pertahanan ganda dari Fajar Fathurrahman bersama dengan Mohammad Ferrari cukup bisa diandalkan, selama kedua pemain bersikap disiplin sepanjang pertandingan.Â
Pasang pertahanan ganda, entah bertahan secara area, juga man-marking. Jangan biarkan Ali Jasim menguasai bola, atau bahkan mencoba menyentuh bola dari belakang, buat pemain bintang mereka frustrasi di atas lapangan minimal satu babak, setelah ini pelan-pelan dua pemain bisa keluar membantu penyerangan.
Kekuatan dari Garuda Muda
Kita semua tahu Garuda Muda sudah dibangun oleh Shin Tae-yong dengan indah, memainkan permainan cantik, sentuhan sepakbola modern juga ada di sana. Menghadapi timnas Irak U23, harus dikatakan tak perlu berlebihan, tim cuma butuh bermain dengan skema yang ada, bertahan dengan rencana utama.
Benar, Irak U23 merupakan tim baik, tetapi fakta di mana mereka dikalahkan oleh Jepang U23, tak bisa dipungkiri cukup menjelaskan mereka tidak sebaik yang kita kira, pasti ada beberapa celah bisa dimanfaatkan oleh para pemain, terlebih Rafael Struick juga sudah kembali, setelah sempat terkena akumulasi kartu kuning.
Salah satu hal terpenting adalah ketenangan, kita butuh bermain lebih tenang, tidak akan ada hasil baik keluar dari keraguan di atas lapangan. Garuda Muda butuh ketenangan mental untuk bisa berdiri sendiri, memberikan mengumpan dengan tepat, juga memberikan hiburan di atas lapangan.