Duel Indonesia vs Uzbekistan bergulir di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, pada Senin (29/4/2024) waktu setempat atau pukul 21.00 WIB.
"Sekarang ini adalah waktu bagi Indonesia utk berpartisipasi di panggung Olimpiade. Saya hanya ingin para pemain menikmati momen, menikmati tantangan. Kali ini saya akan bawa Timnas Indonesia berangkat ke Olimpiade."
Optimisme pelatih kepala, Shin Tae-yong tampak jelas tak diikuti oleh pemain Garuda Muda pada pertandingan semifinal menghadapi Uzbekistan di Piala Asia U23, terutama untuk babak pertama, tidak ada terlihat intensi untuk menang di sana.
Memang sepanjang babak pertama tim sempat dirugikan, lebih tepat lagi ketika Witan Sulaeman dilanggar di ambang kotak terlarang, tetapi wasit justru memberikan drop ball bagi pemain Uzbekistan, pemimpin pertandingan tidak melihat apa pun, bahkan setelah pengecekan VAR [Video Assistant Referee].
Shen Yin Hao sebagai wasit menggunakan Law 8 pada Laws of the Game terkait insiden ini,
"Start dan Dimulai Kembalinya Permainan akan ditemukan bahwa hal itu tercantum di pedoman sepak bola tersebut. Sebuah tim menyerang punya possession bola di kotak penalti pemain bertahan. Laga dihentikan oleh wasit (tanpa ada pelanggaran). Bagaimana cara permainan dilanjutkan? Wasit akan memulai kembali laga dengan dropped ball bagi kiper tim bertahan."Â
Terlepas dari semua ini, kita harus kembali lagi dengan tim sendiri. Garuda Muda memang tak layak untuk unggul selama paruh pertama, terlalu banyak salah umpan di sana, rasa pesimisme tampak pekat sekali di atas lapangan. Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On sebagai pemain tengah juga tak bisa mengontrol pertandingan seperti biasa.
Bahkan, bola juga sama tak aman ketika berada di kaki Ernando Ari, tidak ada ketenangan di sana. Padahal, ini merupakan garis terbelakang pertahanan kita.
Terparah di antara semua, tim ini juga kalah intensitas di atas lapangan. Tak bisa dibantah pemain kita bukan dengan kualitas terbaik, daya juang sangat signifikan untuk mendorong hingga sejauh ini, tetapi mengapa daya juang ini seperti ditinggalkan di laga Semifinal. Padahal, dilihat dari penggemar di lapangan dukungan untuk tim tak main-main, 45 menit pertama paling melelahkan sejauh menonton turnamen.
Bahkan, ketika menghadapi berbagai keanehan kontra Qatar (tuan rumah), Garuda Muda masih memiliki daya juang, juga ketenangan cukup tinggi.