Di samping itu, Yeonmi juga belajar tentang negara tempat ia lahir dari pandangan luar, bagaimana Korea Utara merupakan negara yang dipertimbangkan sebagai salah satu termiskin di dunia, di mana kebebasan di sana betulan tak ada, jauh lebih 'tak ada' dari yang pernah dia pikirkan sebelum ini.
Selain itu, pemikiran tentang memikirkan sekarang, dibandingkan dengan meributkan masa lalu atau masa depan juga menarik perhatian Yeonmi, dia betulan menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Konsep di mana seseorang cuma melihat orang lain di depan mata, dia memberikan fokus penuh dari sana.
Semua pikiran ini tak bisa dibantah dominasi akuisisi dari orang Amerika, di mana merupakan tempat Yeonmi melanjutkan hidup hari ini. Terlepas dari rumor ada beberapa anak buah Jong-un mengejar ke sana, tetapi sejauh ini Yeonmi bisa dibilang cukup merasa aman di sana.
Harapan seorang Yeonmi
Seperti kita tahu dibutuhkan keberanian, juga tekad kuat untuk bisa selamat keluar dari Korut, Yeonmi masih menyayangkan ini semua. Meski, sekarang sudah bebas keluar dari sana, tetapi tak bisa pungkiri dia tak bisa menerima fakta saudara senegara masih mengalami kesulitan sama. Dari sini Yeonmi mulai mengutuk keras rezim Korea Utara.
Presiden kim Jong-un merupakan seorang terpelajar menempuh pendidikan di Swiss, dengan sadar mengetahui keadaan dunia luar, yang mana berarti semua ketertutupan sampai hari ini tak lain merupakan kekejaman dari sang Diktator. Dari sini Yeonmi membangkitkan kebebasan dan kesadaran masyarakat dunia untuk lebih memberikan perhatian dengan Korea.
Setelah semua, kita bisa belajar berdasarkan keberanian dan ketekunan tak ada sesuatu tak bisa dikerjakan, semua memang tidak instan, tetapi perkembangan akan terlihat sepanjang jalan. Beberapa tahun lalu, tak bisa dibantah Yeonmi tak pernah berpikir akan mendapatkan perhatian sebagaimana diberikan media sekarang.Â
Melalui perjalanan perjuangan hidupnya, Yeonmi Park telah menjadi suara jutaan orang menderita di luar sana, perempuan satu ini sudah menggunakan platform dengan sempurna untuk memberi pemahaman lebih kepada dunia tentang hak asasi manusia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H