Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Film Azab 'Nge-buat' Malas Tobat!

1 April 2024   21:52 Diperbarui: 1 April 2024   21:58 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Abu Abbas As-Saffah, Pendiri Dinasti Abbasiyah (detik.com) 

Kita semua tahu beberapa tahun belakang negeri ini sempat dihebohkan dengan fenomena film azab, bahkan hampir semua pembuat konten digital membuat parodi berlebihan tentang ini semua. 

Beruntung, sebagai salah satu pionir dari film bergenre azab, Indosiar bersikap keras dengan semua penyelewengan terjadi, bisa dikatakan sudah tak ada lagi semua parodi 'murahan' hari ini.

Tak bisa dipungkiri boleh jadi beberapa dari kalian masih menerka-nerka, meski di luar sana tak bisa dibantah bisa dicari tahu sendiri bagaimana penyelewengan ini dilakukan, bagaimana Indosiar betulan dibantai sebagai salah satu pembuat konten. 

Kami tak akan memberitahu di sini, sebab harus dikatakan ini semua tak layak, bahkan untuk diceritakan, aneh melihat sekumpulan orang bisa menjadi se-goblok itu cuma keperluan konten.

Di lain sisi, kami di sini ingin kembali melakukan promosi, meski berisi cukup banyak tentang kritik, juga dengan judul menggelitik. Namun, ini semua dituliskan dengan cinta, kami dengan serius ingin membuat semua perfilman genre azab naik kelas.

Dari sini kami akan menyoroti tentang narasi ditampilkan, kesalahpahaman konsep, hingga dampak terhadap kesehatan mental, semua dari inti sampai detail akan dibahas di sini. Meski, tak bisa dipungkiri kami tak menjanjikan apa pun di sini.

Natural Disaster Help: Using Your Benefits in Times of Need -- Mylife TS (adp.com) 
Natural Disaster Help: Using Your Benefits in Times of Need -- Mylife TS (adp.com) 

Repetisi narasi

Mari semua bersikap jujur, sebelum menonton film dengan genre azab, bukankah kita sudah tahu narasi akan ditampilkan oleh produser, semua sama setiap hari, tidak ada sentuhan keaslian di sini. 

Tak bisa dibantah semua plot dimiliki tidak buruk, cukup baik malah, tetapi ada titik di mana kejenuhan penonton sampai di sana dan dibiarkan terjadi berkali-kali.

Di samping itu, narasi membosankan ini juga diiringi dengan akting yang sangat kurang. Padahal, kita semua tahu para pemain film cuma diputar-putar bergantian di sini, terlebih pemeran dokter dan polisi tidak diganti sama sekali. Namun, mengapa tidak ada perkembangan dari mereka semua, kami tidak mempermasalahkan pemeran, tetapi bagaimana mereka berperan. 

Semua pemeran harus bisa menaikkan level, mengingat betapa reguler mereka dibayar oleh pembuat film.

Terlepas dari semua, kami juga memahami film bergenre azab ini tayang setiap hari, bahkan di saat terbaik pernah mengejar tayang dua kali dalam sehari. Meski, harus dikatakan ini bukan alasan jelas, yang tidak semua pengkritik harus memahami.

Kesalahpahaman ampunan

10 Film Terbaik Sujiwo Tejo, Film Horornya Bikin Merinding (bacaterus.com) 
10 Film Terbaik Sujiwo Tejo, Film Horornya Bikin Merinding (bacaterus.com) 

Tak bisa dibantah salah satu faktor film genre ini sempat ramai adalah kesalahpahaman konsep ampunan tuhan, di mana digambarkan seolah tidak ada ampunan di dunia, semua proses pemakaman harus dikacaukan, melampaui keterbatasan pikiran dan menyebarkan pembodohan.

Di lain sisi, ini semua bagaimana mereka mengakhiri cerita selalu menjadi bagian terindah, di mana semua orang memberikan perhatian lebih dengan apa yang akan terjadi. Mungkinkah mereka mendatangkan molen betulan, atau cuma editan semata, selalu menjadi pembahasan menarik oleh penonton di rumah.

Dari sini kami sungguh sedih, betapa sempit kreativitas ditunjukkan oleh pelaku industri negeri ini, bagaimana semua orang ini bisa bertahan mencari periuk nasi dengan tindakan seperti bisa dibilang sebagai sesuatu yang sulit untuk dipahami.

Mari semua bersikap jujur, kita semua tak diharuskan melangkah sejauh ini, sejahat apa pun kelakuan seseorang dalam menjalani hidup di dunia modern, tidak ada satu kebenaran untuk kita memberikan hasil akhir seperti ini, meski tak bisa dipungkiri cuma dalam film. 

Di akhir, kita semua harus mengingat jutaan anak besar dengan tontonan demikian, pemberian kesalahan pemahaman harian tak terbantahkan tak bisa dimaafkan.

Mengenal Abu Abbas As-Saffah, Pendiri Dinasti Abbasiyah (detik.com) 
Mengenal Abu Abbas As-Saffah, Pendiri Dinasti Abbasiyah (detik.com) 

Memberikan solusi lain

Sebelum ini, harus dikatakan tidak ada malah dengan promosi. Meski, kita semua tahu tujuan awal dari pembuatan film genre ini secara harian untuk mempromosikan salah satu agama populer di negeri ini, terlebih semua tokoh pendukung yang sudah dimainkan menghiasi sepanjang acara, tiap suasana dalam sana. 

Bagaimanapun, kami juga datang dengan solusi, sesuai dengan tulisan barusan tentang tidak ada masalah dengan berbagai bentuk promosi. Sebagai penonton tulus, tentu kami lebih memilih menonton film murni untuk urusan ini, lebih menekankan inspirasi dibandingkan gimmick tiap adegan dalam sana. Tak terbantahkan gimmick bisa dilakukan, tetapi harus diselipkan dengan halus. 

Orang-orang kreatif di sana tak bisa dibantah jauh lebih tahu tentang teknis ini semua.

Terlepas dari semua, pembuatan film dengan kualitas lebih baik tak bisa dipungkiri berkorelasi pasti dengan keberhasilan promosi. Meski, tidak ada peningkatan secara jumlah di sini, tetapi untuk urusan pesan disampaikan dari luar sini pasti mendapatkan perbaikan secara signifikan.

.

Dampak terhadap kesehatan mental

Halo GenZ, Seberapa Sehatkah Mentalmu? Ini Cara Mendeteksinya dari Psikolog (detik.com) 
Halo GenZ, Seberapa Sehatkah Mentalmu? Ini Cara Mendeteksinya dari Psikolog (detik.com) 

Tak bisa dibantah kelebihan promosi tentang hal negatif cukup memberikan pengaruh, terlebih kehidupan seorang anak kelas menengah jauh dari kota, juga internet. TV merupakan satu-satu hiburan menemani masa perkembangan. Sayangnya, mereka semua menyukai tontonan demikian, akan menjadi seperti apa di masa depan, pemuka agama jelas bukan kemungkinan.

Di samping itu, selain dampak terus-terusan jangka panjang, beberapa dari mereka juga mengalami sindrom seolah menjadi paling benar dalam hal ini, terbukti dari sejumlah pembuat konten dipermasalahkan, dibahas dari awal artikel. Dari sini mengapa insan kreatif ini, harus tidak bisa dimaafkan, mereka bisa membuat sesuatu jauh lebih baik, tetapi memilih untuk mengatakan "tidak, terima kasih."

Setelah semua, menjadi sesuatu sangat signifikan untuk kita membuat keseimbangan, tidak ada kesalahan sempurna dari segala segi. Tak bisa dibantah semua membutuhkan sinergi entah untuk urusan pembuatan, maupun penikmat film dalam negeri. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun