Kita semua tahu beberapa hari belakang, terlalu banyak kampanye tentang puasa sosial media, bahkan Kompasiana juga ikutan mengusung topik tentang ini. Semua dari sini masuk akal, mengingat semua ini memang berhubungan, terlebih suasana lebaran mendekat, tekanan untuk semua orang masih belum sukses terasa semakin pekat.
Meski demikian, kami justru berpikir kebalikan, bukan cuma tentang kuantitas sosmed harus ditambah, tetapi kualitas di sini. Bagaimanapun, tidak peduli seberapa hebat kita berpuasa, tidak perlu menunggu seharian akan batal juga, sosmed sudah terlalu menyekat napas kita, bahkan menulis artikel seperti kita semua lakukan sekarang bisa dipertimbangkan sebagai sosial media dari beberapa lini.
Lebih jauh lagi, harus ditekankan kami mendorong kualitas dalam sosial media, semenjak sosmed ini memang sudah terbukti mengubah semua, entah dari positif atau negatif. Maka, dari sini kita harus bisa mengambil sisi positif. Di sini dengan senang, kami akan memberikan sedikit panduan untuk membuat sosial media lebih baik dari yang sudah-sudah. Bersiaplah untuk aktif dalam bersosial media.
Monster pencuri waktuÂ
Sebelum bisa bersikap produktif dalam sosial media, tak bisa dipungkiri kita harus mengetahui cara menghentikan sisi negatif dulu. Bagaimanapun, selama kalian masih nyaman dengan bermalas-malasan dalam sosial media, artikel ini bisa ditutup sekarang juga.
Salah satu virus menular di sini adalah takut ketinggalan, terutama dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita yang tak jelas tak ada keperluan untuk mengetahui. Dengan membiarkan diri kita ketinggalan, bisa dibilang membangun sistem kebiasaan untuk tidak perlu tahu semua, dari sini kebahagiaan dalam diri akan muncul tanpa disangka. Ingat, kalau mereka betulan ingin kita mengetahui, selalu ada opsi untuk mengirim pesan pribadi di sana.
Lebih jauh lagi, kalian bisa mulai menghitung jam dalam bersosial media, mulai buka aplikasi baterai, petakan aplikasi mana yang membuat kalian tidak bahagia, lalu hentikan paksa. Tenang, hentikan paksa cuma akan menghentikan notifikasi, tidak akan merusak gadget kalian.
Cari waktu efektif
Terlepas dari bagaimana kita sudah menghentikan paksa, dari sini kita juga harus memetakan ulang, apakah sosial media ini memberikan manfaat tersendiri. Misal, kami sangat membenci TikTok dari sina terlalu banyak waktu terbuang cuma-cuma, tetapi juga mencintai di saat bersamaan, semenjak TikTok memiliki fitur mencari jauh lebih mudah dibandingkan dengan aplikasi pesaing lain.
Lebih jauh lagi, kalau kalian ingin belajar bahasa Prancis, akan sangat sulit memulai dari Youtube, semua pencarian akan mengeluarkan '101 Pod', yang mana tak bisa dibantah merupakan saluran terlengkap untuk variasi bahasa, tetapi juga paling kurang disukai dari berbagai lini. Sementara itu, TikTok bisa menawarkan lebih dengan cuma menulis menggunakan bahasa luar, semua warga di sana bisa ditemukan, terlebih tidak ada dua iklan agresif tiap video.
Tentu, semua ini juga harus diiringi dengan usaha untuk mengubah algoritma secara perlahan, tanpa algoritma teratur bisa dipastikan fokus kita akan hancur. Meski, kalian selalu memiliki pilihan untuk membuat akun baru.
Dari sini memiliki akun baru tak bisa dipungkiri harus diiringi dengan hati-hati, jaga setiap ketikan, jaga omongan, atau bahkan pikiran ketika terhubung dalam sana. Bagaimanapun, tanpa kita sadari atau sebuah kebetulan yang sering terjadi, semua algoritma di sini bisa membaca semua secara terbuka.
Sosial media produktif
Tak bisa dibantah semua boleh jadi mulai bingung dengan mengubah algoritma, yang sama persis sama dengan kita, meski bisa dibilang untuk sekarang sudah jauh lebih baik. Semua bisa dimulai dengan bermain sosial media lebih baik lagi, terutama dengan mulai membagikan manfaat dari sana.
Tentu, membagikan manfaat tidak sama dengan menjadi ria ricis atau atta halilintar, kalian bisa melakukan semua jauh lebih dari yang pernah kalian bayangkan, benar menulis artikel di Kompasiana merupakan cara sosial media produktif, minimal kalian tidak bisa menggunakan sosial media secara bersamaan selama menulis di sini.
Tak berhenti di sana, menulis juga bisa mengubah hidup banyak orang tanpa kalian sadari, bahkan tuhan sendiri memberikan kita petunjuk melalui tulisan. Dari sini kita juga bisa mengartikan untuk lebih berhati-hati dalam menjaga semua, tidak ada keuntungan di sana untuk mengetik sesuatu yang tidak baik, perlu diingat juga batasan dalam membagikan kebaikan, jangan meniru contoh buruk sudah disebutkan.
Setelah semuanya, kami tidak masalah dengan aksi puasa medsos, sama halnya dengan kami yang tidak bermasalah. Tentu, kami mengharapkan kalian tidak bermasalah kami beranggapan semua ini tidak perlu, berdasarkan dari keterbatasan yang dimengerti oleh kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H