Kembali dengan perbandingan, shalat memiliki gerakan dan bacaan yang spesifik. Begitupun juga dengan umrah, semua rangkaian aktivitas jelas, mulai dari tawaf hingga sa'i, atau bahkan hingga kembali ke negeri kita sendiri. Â Sementara itu, puasa tidak memiliki ritual khusus yang harus diikuti. Â Kita semua dibebaskan berpuasa sambil berkegiatan seperti biasa, Â kuliah, bekerja, atau bersosialisasi.
Namun, jangan salah artikan ini sebagai kemudahan, justru di sinilah letak tantangan yang sering kita lalaikan. Dari sana seharusnya dipahami sebagai tuntutan untuk bisa menjalankan puasa dalam keseharian di tengah jutaan godaan dalam perjalanan menuju buka. Â Mulai dari melihat teman makan siang dengan lahap, atau mencium aroma masakan sedap dari warung terdekat, Â membutuhkan kesabaran dan keteguhan hati yang luar biasa.
Inilah yang menjadikan puasa sebagai ujian kesabaran dan ketaatan. Â Dengan bersabar menahan diri dari berbagai godaan, kita belajar untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan teguh pendirian. Â Ketaatan kita kepada tuhan pun semakin terasah, di sini juga tempat kita memprioritaskan perintah dari tuhan, juga keluar dari zona nyaman.
Merasakan Kedekatan Spiritual
Seperti kita semua tahu puasa bukan cuma berdampak pada aspek fisik, tetapi juga berdampak pada rohani.  Dengan cara menahan diri dari keinginan duniawi, seperti halnya dalam makan dan minum, kita lebih bisa membersihkan diri dari hal-hal yang bersifat sementara. Tak bisa dipungkiri ini akan membuat jiwa kita bisa lebih fokus dengan hal-hal bersifat spiritual.
Bayangkan sedang belajar untuk ujian penting. Â Kamu tahu perlu fokus dan konsentrasi supaya bisa sukses. Â Namun, banyak gangguan di sekitar, seperti handphone, TV, dan suara bising dari luar. Â Kalau kamu masih bebal dan terus mencoba belajar sambil diganggu hal-hal ini, kamu tidak bisa fokus dan ujiannya tidak akan bagus.
Sama halnya dengan puasa, kalau kita ingin fokus pada hal-hal spiritual, kita perlu menyingkirkan gangguan dalam kehidupan. Tak bisa dibantah dengan melakukan ini semua, fokus dalam spiritual kita akan jauh lebih terasah, lebih dekat dari sebelumnya.
Di samping itu, selama berpuasa kita menjadi lebih peka terhadap hal-hal di sekitar, juga lebih bersyukur atas nikmat kesehatan yang boleh jadi selama ini mungkin kita anggap remeh. Â Dari sana juga kita lebih bisa merasakan bagaimana rasa lapar dan haus yang dialami oleh orang-orang yang kurang beruntung.
Dengan  meningkatnya rasa syukur dan empati, hati kita menjadi lebih bersih, juga jernih.  Inilah salah satu hal yang berpeluang membuka jalan untuk merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan tuhan. Dilakukan hari ini atau nanti, puasa akan selalu bisa menjadi penghubung antara manusia dengan sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H